DEFINISI
Kehamilan kembar adalah kehamilan dengan dua janin atau lebih (Wiknjosastro, 1999:386).
ETIOLOGI
Menurut Mochtar (1998) bahwa etiologi dari kehamilan ganda yaitu :
A. Faktor- faktor yang mempengaruhi adalah : bangsa, umur dan paritas sering mempengaruhi kehamilan kembar 2 telur
B. Faktor obat - obat induksi ovulasi seperti : profertil, clomid, dan hormon gonadotropin dapat menyebabkan kehamilan dizigotik dan kembar lebih dari dua.
C. Faktor keturunan
D. Faktor yang lain belum diketahui.
PATOFISIOLOGI
Menurut Cuningham (1999) bahwa patofisiologi kehamilan ganda yaitu :
Kembar dizigotik sebenarnya bukan merupakan kembar sejati, karena kedua janin berasal dari imaturasi dan fertilisasi dua buah ovum selama siklus ovulatoir tunggal.
Newman (1923) menulis "kembar adalah kembar, pembagian seseorang individu menjadi dua orang individu yang sama dan kurang lebih terpisah sama sekali".
Demikian pula, kembar monozigot atau identik tidak selalu identik. Proses pembagian satu zigot yang telah dibuahi menjadi 2 buah individu yang tidak harus menghasilkan pembagian bahan-bahan protoplasma yang sama. Pada kenyataannya, kembar dizigot atau fraternal dengan jenis kelamin yang sama, dapat terlihat hampir mendekati kembar identik pada saat lahir dari pada yang terlihat pada kembar monozigot, pertumbuhan bayi kembar monozigot dapat berbeda dan kadangkala dramatis.
FAKTOR PREDISPOSISI
Menurut Mansjoer (2001) bahwa faktor predisposisi dari kehamilan ganda yaitu
A. Kehamilan Dizigotik : bangsa, herediter, umur, paritas, obat klomid dan hormon gonadotropin yang merangsang ovulasi. Semakin tinggi umur makin tinggi frekuensinya. Frekuensi kehamilan kembar juga meningkat dengan paritas ibu.
B. Kehamilan Monozigotik: faktor penghambat yang mempengaruhi segmentasi sebelum blastula terbentuk
JENIS KEHAMILAN GANDA
Menurut Wiknjosastro (1999) bahwa jenis kehamilan kembar ada 2 yaitu :
A. Kehamilan Kembar Monozigotik
Kehamilan kembar yang terjadi dari satu telur. Jenis kehamilan kedua anak sama, rupanya sama atau bayangan cermin : mata, kuping, gigi, rambut, kulit dan ukuran antropologik sama. Sidik jari dan telapak sama atau terbalik satu terhadap lainnya. Kira-kira 1/3 kehamilan ganda monozigot mempunyai 2 amnion, 2 korion, dan 2 plasenta, kadang-kadang 2 plasenta menjadi satu, 2/3 mempunyai 1 plasenta, 1 korion dan 1 atau 2 amnion.
B. Kehamilan Kembar Dizigotik
Kira-kira 2/3 kehamilan kembar adalah dizigotik yang berasal dari 2 telur. Jenis kehamilan sama atau berbeda, mereka berbeda seperti anak-anak lain dalam keluarga. Kembar dizigotik mempunyai 2 plasenta, 2 korion, dan 2 amnion, kadang-kadang 2 plasenta menjadi satu.
TANDA & GEJALA
Menurut Dinkes Jateng (2001) bahwa :
A. Tanda dan Gejala Kehamilan Ganda yaitu :
1. Pembesaran rahim lebih besar dari perkiraan umur kehamilan
2. Pertambahan berat badan lebih besar
3. Gerakan janin dirasakan lebih banyak .
B. Pada pemeriksaan ditemukan
1. Bagian besar janin (kepala dan bokong) lebih dari satu
2. Bagian kecil janin teraba lebih banyak
3. Denyut jantung janin lebih dari satu
4. Kehamilan lebih besar dari umur kehamilan.
DIAGNOSIS HAMIL GANDA
Menurut Manuaba (1998) Bahwa untuk dapat menegakkan diagnosis kemungkinan hamil kembar haruslah dipikirkan keadaan sebagai barikut:
A. Besarnya perut hamil melebihi lamanya terlambat menstruasi.
B. Besarnya rahim bertambah lebih cepat dari biasanya
C. Bertambahnya berat badan ibu hamil lebih besar
D. Dapat diraba banyak bagian kecil janin
E. Dapat diraba tiga bagian besar janin dan teraba dua ballottement
F. Sering disertai hamil dengan hidramnion
Diagnosis pasti kehamilan kembar dapat ditegakkan dengan :
A. Teraba dua kepala
B. Teraba dua bokong atau dua punggung
C. Perbedaan denyut jantung janin dengan jumlah lebih dari 10 denyut
D. Dengan alat bantu Ultrasonografi dan foto abdominal akan tampak dua janin dalam rahim.
PENANGANAN
Menurut Rustam Mochtar (1998) bahwa penanganan kehamilan ganda adalah sebagai berikut:
A. Selama Kehamilan
1. Perawatan prenatal yang baik untuk mengenal kehamilan kembar dan mencegah komplikasi yang timbul dan bila diagnosis telah ditegakkan pemeriksaan ulangan harus lebih sering (1 minggu sekali pada kehamilan lebih dari 32 minggu).
2. Setelah kehamilan 30 minggu, koitus dan perjalanan jauh sebaiknya dihindari karena dapat merangsang partus prematurus.
3. Pemakaian korset atau gurita yang tidak terlalu ketat diperbolehkan, supaya terasa ringan.
4. Periksa darah lengkap, Hb dan Golongan darah.
B. Selama Persalinan
1. Bila anak pertama letaknya membujur, kala 1 diawasi seperti biasa, ditolong seperti biasa dengan episiotomi medio lateralis.
2. Setelah itu baru waspada, lakukan periksa luar, periksa dalam, untuk menentukan keadaan anak ke dua. Tunggu sambil memeriksa tekanan darah dan lain-lain.
3. Biasanya dalam 10-15 menit his akan kuat lagi. Bila anak ke dua terletak membujur, ketuban dipecahkan pelan-pelan supaya air ketuban tidak mengalir deras keluar. Kemudian tunggu dan pimpin anak kedua seperti biasa.
4. Waspadalah kemungkinan akan terjadinya perdarahan post partum, maka sebaiknya pasang infus profilaksis.
5. Bila ada kelainan letak pada anak kedua, misalnya melintang atau terjadi prolaps tali pusat dan solusio plasenta, maka janin dilahirkan dengan cara operatif obstetrik
a. pada letak lintang coba versi luar dulu, atau lahirkan dengan cara versi dan ekstraksi
b. pada letak kepala, persalinan dipercepat dengan menggunakan ekstraksi vakum atau forceps
c. pada letak bokong atau kaki, ekstraksi bokong atau kaki
6. Indikasi SC hanya pada :
a. janin pertama letak lintang
b. bila terjadi prolaps tali pusat
c. plasenta previa
d. terjadi interlocking pada letak 69, anak pertama letak sungsang dan anak kedua letak kepala.
7. Kala IV diawasi terhadap kemungkinan terjadinya perdarahan post partum. Berikan suntikan Sinto-Metrin yaitu 10 satuan Sintosinon tambah 0,2 mg Methergin intra vena.
PROGNOSIS
Menurut Rustam Mochtar (1998) bahwa prognosis untuk ibu lebih jelek bila dibandingkan pada kehamilan tunggal, karena seringnya terjadi toksemia gravidarum, hidramnion, anemia, pertolongan obstetri operatif dan perdarahan post partum. Angka kematian perinatal tinggi terutama karena premature, prolaps tali pusat, solusio plasenta dan tindakan obstetrik karena kelainan letak janin.
KOMPLIKASI POTENSIAL
Menurut Ben-zion Taber (1994) bahwa komplikasi potensial. dari kehamilan ganda yaitu :
A. Persalinan dan kelahiran prematur, yang terjadi lima sampai sepuluh kali lebih sering dibanding kehamilan tunggal dan merupakan ancaman terbesar bayi kehamilan kembar
B. Kelainan letak (Mal Presentasi) kembar yang pertama dapat bokong, obliq atau lintang dan diperkirakan terjadi pada 25 sampai 30 % kasus
C. Persalinan disfungsional yang disertai dengan peregangan uterus yangberlebihan
D. Malformasi janin
E. Prolaps tali pusat
F. Hidramnion
G. Anemia defisiensi besi pada ibu
H. Pre Eklampsia atau Eklampsia
I. Perdarahan antepartum, baik plasenta previa ataupun solusio plasenta yang dapat terjadi pada hampir 5 % kehamilan kembar
J. Perdarahan Post Partum
Sedangkan Menurut Manuaba (1998) bahwa penyulit bagi ibu dan janin adalah;
A. Penyulit bagi ibu yaitu :
1. Anemia
2. Pre Eklampsia atau Eklampsia
3. Persalinan Prematur
4. Post partum atonia uteri dapat disertai perdarahan
B. Penyulit bagi janin yaitu :
1. Hidramnion
2. Kelainan posisi janin
3. Kelainan kongenital
4. Plasenta Previa
5. Solusio Plasenta
6. Pertumbuhan janin terhambat
7. Angka kesakitan atau kematian tinggi
Selasa, 31 Maret 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar