Selasa, 31 Maret 2009

Abortus

PENGERTIAN
A. Abortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi pada usia kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat janin kurang dari 500 gram (Mansjoer, 2001 : 260).
B. Abortus adalah dikeluarkannya hasil konsepsi sebelum mampu hidup di luar kandungan dengan berat badan kurang dari 1000 gram atau umur kehamilan kurang dari 28 minggu (Manuaba, 1998 : 214).
ETIOLOGI
Menurut Manuaba (1998 : 215) bahwa etiologi atau penyebab dari abortus adalah :
Faktor Pertumbuhan Hasil Konsepsi
Kelainan pada hasil konsepsi dapat menimbulkan kematian janin dan cacat bawaan yang menyebabkan hasil konsepsi dikeluarkan gangguan ini disebabkan karena :
1. Faktor Kromosom
Gangguan terjadi sejak semula pertemuan kromosom termasuk kromosom seks.
2. Faktor Lingkungan Endometrium
a. Endometrium yang belum siap untuk menerima implantasi hasil konsepsi
b. Gizi ibu kurang karena anemia atau terlalu pendek jarak kehamilan.
3. Pengaruh Luar
a. Infeksi endometrium, endometrium tidak siap menerima hasil konsepsi.
b. Hasil konsepsi terpengaruh oleh obat dan radiasi menyebabkan pertumbuhan hasil konsepsi terganggu.
Kelainan Pada Plasenta
1. Infeksi pada plasenta dengan berbagai sebab, sehingga plasenta tidak dapat berfungsi.
2. Gangguan pembuluh darah plasenta, diantaranya pada DM
3. Hipertensi menyebabkan gangguan peredaran darah plasenta, sehingga menimbulkan keguguran.
Penyakit Ibu
Penyakit ibu dapat secara langsung mempengaruhi pertumbuhan janin dalam kandungan melalui plasenta.
1. Penyakit infeksi seperti pneumonia, tifus abdominalis, malaria, sifilis.
2. Anemia ibu melalui gangguan nutrisi dan peredaran O2 menuju sirkulasi retroplasenter
3. Penyakit menahun ibu seperti Hipertensi, penyakit ginjal, penyakit hati, penyakit DM
Kelainan Yang Terdapat Dalam Rahim
Rahim merupakan tempat tumbuh kembangnya janin dijumpai keadaan abnormal dalam bentuk mioma uterus, uterus arkuatus, uterus septus, retrofleksia uteri, serviks inkompeten, bekas operasi pada serviks (konisasi, amputasi serviks), robekan serviks post partum.
PATOFISIOLOGI
Menurut Manuaba (1998 : 216) bahwa patofisiologi terjadinya keguguran dimulai dari terlepasnya sebagian atau seluruh jaringan plasenta, yang menyebabkan perdarahan sehingga janin kekurangan nutrisi dan O2 bagian yang terlepas dianggap benda asing sehingga rahim berusaha untuk mengeluarkan dengan kontraksi.
Pengeluaran tersebut dapat terjadi spontan seluruhnya atau sebagian masih tertinggal, yang menyebabkan berbagai penyulit, oleh karena itu keguguran memberikan gejala umum sakit perut karena kontraksi rahim, terjadi perdarahan, dan disertai pengeluaran seluruh atau sebagian hasil konsepsi.
GEJALA KLINIS
Menurut Mansjoer (2001: 261) bahwa gejala klinis dari abortus adalah :
A. Terlambat haid atau amenorea kurang dari 20 minggu.
B. Pada pemeriksaan fisik : keadaan umum tampak lemah atau kesadaran menurun, tekanan darah normal atau menurun, denyut nadi normal atau cepat dan kecil, suhu badan normal atau meningkat.
C. Perdarahan pervaginam, mungkin disertai keluarnya jaringan hasil konsepsi.
D. Rasa mulas atau kram perut di daerah atas simfisis, sering disertai nyeri pinggang akibat kontraksi uterus.
E. Pemeriksaan ginekologi
1. Inspeksi vulva : Perdarahan pervaginam, ada/tidaknya jaringan hasil konsepsi, tercium/tidak bau busuk dari vulva.
2. Inspekulo : perdarahan dari kavum uteri, ostium uteri terbuka atau sudah tertutup, ada/tidaknya jaringan keluar dari ostium, ada tidaknya cairan atau jaringan berbau busuk dari ostium.
3. Colok vagina : portio masih terbuka atau sudah tertutup, teraba atau tidaknya jaringan dalam kavum uteri, besar uterus atau lebih kcil dari dari usia kehamilan, tidak nyeri saat portio digoyang tidak nyeri pada perabaan adneksa, kavum douglasi tidak menonjol dan tidak nyeri.
KLASIFIKASI
Menurut Manuaba (1998 : 214) bahwa klasifikasi abortus dibagi menjadi 3 yaitu :
Berdasarkan kejadiannya.
1. Keguguran Spontan
Terjadi tanpa ada unsur tindakan dari luar dan dengan kekuatan sendiri.
2. Keguguran Buatan
Sengaja dilakukan sehingga kehamilan dapat diakhiri, upaya menghilangkan hasil konsepsi dapat dilakukan berdasarkan :
a. Indikasi Medis
Menghilangkan kehamilan atas indikasi ibu, untuk dapat menyelamatkan jiwanya. Indikasi tersebut diantaranya :
1) Penyakit jantung, ginjal atau hati yang teraba keras.
2) Gangguan jiwa ibu
3) Dijumpai kelainan bawaan berat dengan pemeriksaan USG.
4) Gangguan pertumbuhan dan perkembangan dalam rahim.
b. Indikasi Sosial
Pengguguran kandungan dilakukan atas dasar aspek social yaitu
1) Menginginkan jenis kelamin tertentu.
2) Tidak ingin punya anak
3) Jarak kehamilan terlalu pendek
4) Belum siap untuk hamil
5) Kehamilan yang tidak diinginkan
Berdasarkan pelaksanaannya.
1. Keguguran Buatan Terapeutik
• Dilakukan tenaga medis secara aman
2. Keguguran Buatan llegal
• Dilakukan tanpa dasar hukum atau melawan hukum.
Berdasarkan gambaran klinisnya.
1. Abortus Kompletus
Semua hasil konsepsi dikeluarkan seluruhnya
2. Abortus Inkompletus
Sebagian hasil konsepsi masih tersisa di dalam rahim yang dapat menimbulkan penyulit.
3. Abortus Imininen
4. Abortus Insipien
5. Abortus Habitualis
6. Abortus Inteksiosus
7. Missed Abortion
PENANGANAN ABORTUS
Menurut Wiknjosastro (2001 : l48) bahwa penanganan abortus adalah dengan melakukan penilaian awal untuk semua abortus yaitu :
Penilaian Awal
1. Nilai keadaan umum pasien
2. Tanda-tanda syok (Pucat, berkeringat banyak, pingsan, tekanan sistolik , 90 mmHg, nadi >100 x/menit).
3. Bila syok disertai dengan massa lunak dan adneksa, nyeri perut bawah, adanya cairan bebas dalam kavum pelvis, kemungkinan kehamilan ektopik.
4. Tanda - tanda infeksi (demam tinggi, secret pervaginam berbau, nyeri perut bawah, dinding perut tegang, nyeri goyang portio, dehidrasi, gelisah atau pingsan).
5. Tentukan melalui evaluasi medik apakah pasien dapat ditatalaksana pada fasilitas kesehatan setempat atau dirujuk.
KOMPLIKASI ABORTUS
Menurut Mansjoer (2001: 263) bahwa komplikasi dari abortus yuitu :
1. Perdarahan
2. Perforasi
3. Syok
4. Infeksi
5. Pada Missed abortion dengan retensi lama konsepsi dapat terjadi kelainan pembekuan darah.
PROGNOSIS
Menurut Currislam, Mac. Donald Gort (1995 : 531)
Kecuali adanya antibodi antifosfolipid dan inkompetensi serviks. Angka kesembuhan yang terlihat sesudah mengalami tiga kali abortus spontan berkisar antara 70 - 85% tanpa tergantung pada pengobatan yang dilakukan Poland dkk (1997) mencatat jika itu sebelumnya sudah melahirkan bayi hidup resiko terjadinya abortus habitualis ± 30%, tetapi wanita yang tidak pernah melahirkan bayi hidup dan sudah mengalami sedikitnya 1 kelahiran mati (baik abortus spontan maupun kematian janin atau neonatus) resiko terjadinya 16%. Sesudah persalinan berhasil dilakukan kemungkinan terjadinya anak yang abnormal tidak bertambah besar, kendati demikian resiko untuk terjadinya bayi premature atau BBLR mengalami peningkatan yang bermakna pada wanita tersebut.
MACAM - MACAM ABORTUS
ABORTUS IMMINEN
1. Pengertian
Abortus iminen adalah peristiwa terjadinya perdarahan dari uterus pada kehamilan sebelum 20 minggu dimana hasil konsepsi masih dalam uterus dan tanpa adanya dilatasi serviks (Wiknjosastro, 2003 : 305).
2. Tanda dan Gejala
a. Terlambat datang bulan
b. Perdarahan disertai dengan perut sakit (mules)
c. Pada pemeriksaan dijumpai besarnya rahim sama dengan umur hamil dan (terjadi kontraksi otot rahim)
d. Hasil pemeriksaan dalam terdapat perdarahan dari kanalis servikalis, kanalis servikalis masih tertutup, dapat dirasakan kontraksi otot rahim.
e. Hasil pemeriksaan tes hamil masih positif.
3. Penanganan Abortus Imminen menurut Manuaba (1998 : 218) dilaksanakan dengan :
a. Istirahat total di tempat tidur
1) Meningkatkan aliran darah ke rahim
2) Mengurangi rangsangan mekanis
b. Obat - obatan yang diberikan :
1) Penenang : Penobarbital 3 x 30 mgr, Valium
2) Anti perdarahan : Adona, Transamin
3) Vitamin B Kompleks
4) Hormonal: Progesteron
5) Penguat Plasenta : Gestanon, Duphaston
6) Anti Kontraksi Rahim : Duvadilan, Papaverin
c. Evaluasi
1) Perdarahan jumlah dan lamanya
2) Tes kehamilan dapat diulangi
3) Konsultasi pada dokter ahli untuk penanganan lebih lanjut dan pemeriksaan ultrasonografi.
ABORTUS INSIPIENS
1. Pengertian
Abortus Insipiens adalah peristiwa perdarahan uterus pada kehamilan sebelum 20 minggu dengan adanya dilatasi seviks uteri yang meningkat, tetapi hasil konsepsi masih dalam uterus (Wiknjosastro, 2002 :305).
2. Tanda dan Gejala menurut Manuaba (1998 : 218)
a. Perdarahan lebih banyak
b. Perut mules (sakit) lebih hebat
c. Pada pemeriksaan dijumpai perdarahan lebih banyak, kanalis servikalis terbuka dan jaringan/hasil konsepsi dapat diraba.
3. Penanganan Abortus Insipiens menurut Mansjoer (2001 : 263) adalah:
a. Bila perdarahan tidak banyak, tunggu terjadinya abortus spontan tanpa pertolongan selama 36 jam dengan diberikan morfin.
b. Pada kehamilan kurang dari 12 minggu, yang biasanya disertai dengan perdarahan, disertai degan pengosongan uterus memakai kuret vakum atau cunam abortus, disusul dengan kerokan memakai kuret tajam, suntikan ergometrin 0,2 mg intramaskular.
c. Pada kehamilan lebih dari 12 minggu, berikan infus oksitosin 10 IU dalam dektrose 5% 500 ml dimulai 8 tetes permenit dan naikkan sesuai kontraksi uterus sampai terjadi abortus komplit.
d. Bila janin sudah keluar, tetapi plasenta masih tertinggal, lakukan pengeluaran plasenta secara manual.
ABORTUS INKOMPLETUS
1. Pengertian
Abortus inkompletus ialah pengeluaran sebagian hasil konsepsi pada kehamilan sebelum 20 minggu dengan masih ada sisa tertinggal dalam uterus (Wiknjosastro, 2002 : 307).
2. Tanda dan Gejala Abortus menurut Manuaba (1998 : 219)
a. Gejala Klinis yang dapat rnungkin terjadi
1) Perdarahan memanjang, sampai terjadi keadaan anemia
2) Perdarahan mendadak banyak menimbulkan keadaan gawat.
3) Terjadi infeksi dengan ditandai suhu tinggi
4) Dapat terjadi degenerasi ganas (Karsio Karsinoma).
b. Pada pemeriksaan dijumpai gambaran
1) Kanalis servikalis terbuka
2) Dapat diraba jaringan dalam rahim atau di kanalis servikalis
3) Kanalis servikalis tertutup dan perdarahan berlangsung terus
4) pemeriksaan sonde perdarahan bertambah
3. Penanganan Abortus Inkopletus menurut Manuaba (1998 : 219) Adalah :
a. Dalam keadaan gawat karena kekurangan darah, dapat dipasang infus dan tranfusi darah, untuk memulihkan keadaan umum.
b. Diikuti kerokan :
1) Langsung pada umur hamil kurang dari 14 minggu
2) Dengan induksi pada umur hamil di atas 14 minggu
c. Pengobatan
1) Berikan Uteronika
2) Antibiotika untuk menghindari infeksi
ABORTUS KOMPLETUS
1. Pengertian
Abortus Kompletus (keguguran lengkap) adalah seluruh buah kehamilan telah dilahirkan dengan lengkap (Sastra Winata, 1984 : 8).
2. Tanda dan Gejala menurut Manuaba (1998 : 2 1 9) adalah :
a. Uterus telah mengecil
b. Perdarahan sedikit
c. Kanalis servikalis telah tertutup
3. Penanganan Abortus Kompletus menurut Mansjoer (2001 : 264)
a. Bila kondisi pasien baik berikan ergometrin 3 x 1 tablet selama 3-5 hari.
b. Bila pasien anemia, berikan tablet sulfas ferosus atau tranfusi darah
c. Berikan antibiotik untuk mencegah infeksi
d. Anjurkan pasien untuk diet tinggi protein, vitamin dan mineral.
MISSED ABORTION
1. Pengertian
Missed Abortion adalah kematian janin berusia sebelum 20 minggu, tetapi janin mati tersebut tidak dikeluarkan selama atau lebih dari 8 minggu (Wiknjosastro, 2002:308).
2. Tanda dan Gejala Missed Abortion menurut Wiknjosastro (2002 : 308)
a. Kehamilan menghilang
b. Mammae agak mengendor lagi
c. Uterus tidak membesar lagi malah mengeciI
d. Tes kehamilan menjadi negatif
e. Kadang - kadang disertai oleh gangguan pembekuan darah karena hipofibrinogenemia
3. Penanganan Missed abortion menurut Mansjoer (2001 : 204)
a. Bila kadar fibrinogen normal, segera keluarkan jaringan konsepsi dengan cunam ovum lalu dengan kuret tajam.
b. Bila kadar fibrinogen rendah, berikan berikan fibrinogen kering atau segera sesaat sebelum atau ketika mengeluarkan konsepsi.
c. Pada kehamilan kurang dari 12 minggu lakukan pembiikaan serviks dengan gagang laminaria selama 12 jam lalu dilakukan dilatasi serviks dengan dilator Hegar, kemudian hasii konsepsi diambil dengan cunam ovum lalu dengan kuret tajam.
d. Pada kehamilan lebih dari 12 minggu, berikan dietilbestrol 3x4 inj lalu infus oksitosin 10 IU dalam dektrose 5% sebanyak 500 ml mulai 20 tetes per menit dan naikkan dosis sampai ada kontraksi uterus. Oksitosin dapat diberikan sampai 10 IU dalam 8 jam, bila tidak berhasil, ulang infus oksitosin setelah pasien istirahat satu hari.
e. Bila tinggi fundus uteri sampai 2 jari di bawah pusat, keluarkan hasil konsepsi dengan menyuntik larutan garam 20% dalam kavum uteri melalui dinding perut.
ABORTUS INFEKSIOSUS/ABORTUS SEPTIK
1. Pengertian
Abortus Infeksiosus adalah abortus yang disertai komplikasi infeksi (Wiknjosastro, 2001 : 148)
2. Tanda dan Gejala Abortus Infeksiosus menurut Wiknjosastro (2002 : 311).
a. Panas
b. Takikardia
c. Perdarahan pervaginam yang berbau
d. Uterus yang membesar, lembek, serta nyeri tekan dan leukositosis.
3. Penanganan Abortus Infeksiosus menurut Mansjoer (2001 : 264) harus dirujuk ke Rumah Sakit dengan :
a. Penanggulangan infeksi
1) Obat pilihan pertama : Penisilin Prokain 800.000 1U Intra Maskular tiap 12 jam ditambah kloramfenikol 1 g peroral selanjutnya 500 mg peroral tiap 8 jam.
2) Obat pilihan Kedua : Ampisilin 1 g peroral selanjutnya 500 mg setiap 4 jam ditambahkan metronidazol 500 mg tiap 6 jam. '
3) Obat pilihan lainnya penisilin dan gentamisin.
b. Tingkatkan asupan cairan
c. Bila perdarahan banyak, lakukan tranfusi darah
d. Dalam 24 jam sampai 48 jam setelah perlindungan antibiotik atau lebih cepat lagi bila terjadi perdarahan, sisa konsepsi harus dikeluarkan dari uterus.

Tidak ada komentar: