Selasa, 31 Maret 2009

Cuplikan Bab VI Laxiance

Heliost membuka matanya seketika itu juga didengarnya ketukan pintu yang bertalu talu. Ia segera beranjak dan meringis saat dirasakannya rasa nyeri yang seakan merobek perutnya. Ia berjalan tertatih ke arah pintu seraya meremas perut bagian kiri. Begitu pintu dibuka dilihatnya Amoze yang berdiri dengan gelisah.
“Maaf mengganggu tidur Anda, Tuan,” Amoze sedikit menundukan kepalanya ke arah Heliost.
Heliost mempersilakannya masuk ke kediamannya, “Kelihatannya ada sesuatu yang penting,” katanya kemudian.
“Benar, Tuan,” sahut Amoze dengan nada mendesak. “Seorang pengawal kerajaan melihat ada sihir yang menyerang tempat orang bandit di pelabuhan Laxiance. Menurutnya itu adalah salah satu penghuni Archiecarias. Dan dia juga melihat seorang berlari meninggalkan pelabuhan setelah kejadian itu. Tapi pengawal kerajaan tidak yakin orang itu pria atau wanita.”
Sebelah alis Heliost terangkat dan menatap Amoze tak mengerti, “Bukankah hal yang wajar kalau sesekali penghuni Archiecarias pergi ke Laxiance?”
“Saya khawatir masalahnya jauh lebih buruk dari hal itu, Tuan.”
“Maksudmu?” Heliost masih memandangi Amoze dengan bingung.
“Yang Mulia putri Claryn tidak ada di istana kristal maupun Archiecarias. Saya sudah berusaha mencarinya,” lanjut Amoze dan Heliost terbelalak lebar.
Selama beberapa saat hanya ada keheningan yang menyelimuti, “Tidak mungkin! Bagaimana bisa putri Claryn pergi ke Laxiance?” serunya tak percaya.
Amoze sudah hendak menjawab ketika dilihatnya seberkas cahaya putih keperakan menerobos masuk.
“Maafkan saya Tuan Heliost, Amoze tapi saya perlu menyampaikan sesuatu. Ratu Blue Fly menghilang dan pangeran duyung Azola melihat putri Claryn dan ratu Blue Fly menuju teluk Danderloin,” sayap perak Zhives membelah dua. Dengan panik, makhluk mungil itu terbang mengitari Heliost dan Amoze.
Masalahnya kini semakin jelas dan jiwa petarung kembali mengalir deras di pembuluh darah Heliost. Ia berusaha keras untuk tetap berkepala dingin meskipun sesuatu berkecamuk dalam hatinya, “Zhives, umumkan pada seluruh penghuni Archiecarias untuk siaga. Perasaanku mengatakan waktunya telah tiba. Mungkin kita akan kembali berhadapan dengan Fortescue,” perintahnya.
Amoze dan Blue Fly tercengang menatap tuannya itu.
“Lewat matamu, kau pasti sudah meramalkan itu kan, Amoze,” sambung Heliost. Amoze masih belum tersadar dari keterkejutannya tapi kemudian ia mengangguk.
Heliost menyibakkan jubah putihnya dan segera beranjak. Ia mencoba untuk tidak mempedulikan rasa perih yang menusuk nusuk perutnya. Ia tahu ia harus bergegas. Waktunya begitu sempit. Putri Claryn dalam bahaya dan itu artinya Laxiance terancam. Terlambat sedikit saja maka hancurlah Laxiance dalam sekejap. Itu tak boleh terjadi.
Keluar dari istana kristal Heliost mengubah dirinya menjadi Pegazuse. Sedangkan Amoze memanggil Terragon dalam sebuah siulan panjang. Sayap Pegazuse itu terbentang di udara dan ia mulai melesat terbang membumbung meninggalkan Archiecarias di bawahnya. Dan Amoze dengan Terragon mengikutinya dari belakang.
Heliost sadar dengan terbang dan merubah dirinya menjadi Pegazuse akan memakan banyak energi dan itu dapat membahayakannya dalam kondisi terluka seperti itu. Tapi ia tak peduli. Semuanya demi Laxiance bahkan lebih dari itu. Keselamatan putri Claryn! Mungkin itu yang menjadi prioritasnya saat ini. Ia merasa sungguh sangat bersalah. Seharusnya ia lebih menomor satukan Laxiance. Tapi perasaannya sungguh tak bisa dimengerti. Ia tidak hanya merasa cemas tapi juga marah dan kecewa dengan tindakan Blue Fly.
Ratu peri itu tahu betapa bahayanya putri Claryn kalau meninggalkan Archiecarias. Tapi kenapa Blue Fly mengkhianati kepercayaannya? Seharusnya Blue Fly bisa lebih menjaga putri Claryn. Dan kenyataannya tidaklah begitu.
* * *
Nancy menghentikan langkahnya begitu keluar dari hutan Birch. Terdengar suara nafasnya yang menderu dan ia tak bisa menyembunyikan rasa harunya. Ia terus terpana. Dihadapannya terbentang padang rumput hijau yang membentang luas. Bukit bukit kecil yang mengelilinginya dan pepohonan kokoh yang tumbuh diantara padang rumput itu.
Angin berdesir pelan membelainya dan membuat rerumputan bergoyang indah layaknya ombak pantai yang berwarna hijau. Nan jauh disana tampak sebuah kastil yang berdiri megah di atas sebuah tebing. Beberapa atap menaranya berbentuk kerucut dan dindingnya sepertinya terbuat dari batu yang kokoh. Sebuah benteng batu yang begitu tinggi melindungi seisi kota Laxiance. Mungkinkah itu Big castle seperti yang diceritakan Blue Fly? Kastil tempat tinggalnya dulu!
“Luar biasa! Jauh lebih indah dari yang kulihat di mimpi,” gumamnya dengan mata berkaca kaca, “Ternyata memang bukan mimpi. Tempat ini benar benar ada.”
Kini ia bisa melihat lebih jelas. Padang rumput itu! Kastil itu! Dan lebih dari itu. Semua ini sungguh nyata dan ia dapat merasakan hampir setiap detailnya. Mimpinya benar benar terjadi dan ia langsung muram saat teringat bagai akhir dari mimpinya.
Semuanya seakan telah diatur. Awan awan hitam bergerak cepat dari arah selatan. Langit cerah kini berubah menjadi kelabu hingga yang terlihat mendung yang begitu pekat. Angin bertiup semakin kencang membuat dahan dahan pepohonan berderak keras.
“Yang Mulia, kita harus segera pergi,” Blue Fly terbang mendekati dan ia mencoba melindungi dirinya agar tidak terhempas.
“A-apa yang terjadi?” tanya Nancy. Ia merasakan udara yang tiba tiba membeku. Dan ia terlonjak saat langit bergemuruh. Kilat terus menyambar membelah langit yang mendadak kelam.
“Saya tidak tahu, Yang Mulia, tapi saya merasakan aura kejahatan yang luar biasa,” Blue Fly baru selesai bicara ketika dilihatnya sekawanan burung melayang rendah ke arah mereka. Burung burung itu memekik, mengeluarkan suara melengking tinggi yang memekakkan telinga. Mereka terbang menukik dan menyemburkan api ke udara.
Nancy ternganga. Tenggorokannya nyeri seakan baru saja menelan buah berduri, “A-apa itu?”
“Ya Tuhan, itu burung api Fortescue,” Blue Fly memekik ketakutan. Tubuh mungilnya menegang, hanya sayapnya yang tampak bergerak gerak.
Nancy meneguk ludah dengan susah payah. Sesuatu seperti menonjok perutnya. Dan ia merasa benar benar mual apalagi saat dilihatnya kawanan burung api itu semakin mendekat, “kau benar rasanya kita harus segera pergi,” ucapnya dengan susah payah.
Tanpa pikir panjang ia langsung mengayunkan seribu langkah. Burung burung itu kembali memekik dan menyemburkan hawa panas dari belakang Nancy. Gadis itu semakin mempercepat larinya. Nafasnya terengah engah dan paru parunya serasa akan meledak. Padang rumput itu seakan tak bertepi. Ia tidak tahu sampai kapan ia akan terus berlari. Di satu sisi ia merasa iri pada Blue Fly. Seandainya ia bisa terbang seperti peri itu.
Ia menyadari burung api itu sudah begitu dekat dan tepat di belakangnya, “AAARRGH!” jeritnya nyaring saat paruh burung yang keras menghantamnya. Ia pun jatuh tersungkur.
“Yang Mulia,” Blue Fly memekik panik.
Burung burung itu mulai menyerang Nancy, mematuk dan cakarnya seakan merobek robek kulitnya. Seluruh tubuh Nancy sakit dan perih. Ia berusaha melindungi wajahnya dengan kedua tangannya tapi sia sia. Sesuatu yang tajam menggores pelipisnya dan ia berteriak kesakitan saat seekor burung api membuka mulutnya dan menyemburkan api ke arahnya.
“Yang Mulia, bertahanlah,” seru Blue Fly. Ratu peri itu berusaha menyelamatkan Nancy dengan bubuk putih yang kelihatannya Poison Ivy. Tapi semua itu nampaknya sia sia. Jumlah burung itu terlalu banyak dan Blue Fly terlalu kecil bagi mereka.
Nancy mengerang kala rasa panas itu membakar tubuhnya. Mendadak ia merasa begitu lemah. Tubuhnya lemas dan pandangannya mulai kabur. Ia merasakan sakit yang tak tertahankan. Ia sudah berpikir dirinya akan mati ketika didengarnya suara itu. Suara ringkihan kuda!
Nancy berusaha keras untuk tidak pingsan. Dan samar samar ia melihat kuda putih itu bersinar di tengah kegelapan dengan sayap berkembang.
“Heliost!” ucapnya lemah. Ia juga melihat Amoze yang mendarat dengan naga hitam kesayangannya, Terragon.
Pegazuse itu merubah dirinya menjadi Heliost dan cahaya yang luar biasa terang menyinari padang rumput itu layaknya sinar mentari, “Blue Fly, cepat bawa putri Claryn ke Big castle,” perintahnya pada peri mungil yang sejak tadi bersembunyi di belakang Nancy begitu melihat kedatangan Heliost.
“Ba-baik Tuanku,” ujarnya takut takut.
Nancy berusaha untuk bangkit dan dengan susah payah ia kembali berlari. Sekali ia menoleh ke belakang. Tampak Heliost yang melawan burung burung api itu dengan pedang emasnya. Dan Amoze bertarung dengan tongkat kayunya yang selalu setia dibawanya. Dengan semburan apinya, Terragon cukup membantu. Keadaan tidak menjadi lebih baik saat bermunculan burung api Fortescue dari segala arah. Jumlah mereka semakin banyak setiap menitnya.
“Tuan Heliost, sebaiknya Anda mengejar Yang Mulia Claryn,” kata Amoze di tengah tengah pertarungannya, “Tenang saja, dengan Terragon di sisi saya semuanya akan bisa teratasi.”
Heliost mengayunkan pedangnya yang berkilat ke beberapa burung api itu. Ia menatap sekilas ke arah Amoze dan mulai berbicara, “Aku rasa kau benar. Aku tak bisa mengandalkan Blue Fly sepenuhnya.”
Amoze mengangguk kecil dan tersenyum hangat. Dilihatnya penjaga Archiecarias itu berubah menjadi Pegazuse dan melesat pergi.
Sementara itu Nancy terus berlari melintasi hamparan padang rumput yang begitu luas. Kakinya terasa begitu pegal dan nafasnya terengah engah. Keringat bercucuran semakin deras. Dadanya terasa luar biasa sesak dan seakan mau meledak. Pandangannya berkunang kunang. Ia sungguh letih berlari terus. Namun ia tak bisa mengambil resiko dengan menghentikan langkahnya.
“Kita harus cepat, Yang Mulia,” seru Blue Fly ketika dilihatnya langkah Nancy yang melambat.
Mereka sudah semakin dekat dengan Big castle. Dari jarak pandang beberapa ratus meter ia bisa melihat kastil itu sungguh begitu agung dan indah.
“Aku capek sekali,” kata Nancy. Tenaganya seakan terkuras habis. Ia tak yakin akan sanggup mendaki tebing curam itu untuk bisa mencapai Big Castle.
“Yang Mulia,” pekik Blue Fly memecahkan lamunannya.
Gadis itu membelalak saat dilihatnya puluhan burung api memenuhi sekeliling benteng kota Laxiance, “Sekarang bagaimana?” tanyanya putus asa. Rasa panik bagaikan arus listrik yang kini menyengatnya.
“Burung api Fortescue memang tak bisa masuk ke kota Laxiance. Tapi kita takkan bisa mencapai gerbang benteng dalam keadaan hidup.
Nancy merasakan lehernya begitu kering. Ia tahu ia tak mungkin kembali ke Heliost dan Amoze. Dan di sisi lain kawanan burung api juga muncul dari balik sisi bukit. Sekarang hanya ada satu jalan, “Ayo,” serunya berlari ke kiri.
KAAAK! KAAAK!
Suara burung api itu seakan mengejarnya dan terdengar begitu jelas, nyaris di belakang telinganya.
“Yang Mulia, lebih cepat lagi!” pekik Blue Fly saat salah satu burung api hampir mematuk kepala Nancy.
Nancy mengerahkan sisa tenaga terakhirnya. Ia mencoba berlari lebih cepat lagi. Paru parunya terasa penuh dan begitu sakit. Ia megap megap namun ia tak melambatkan langkahnya sedikit pun.
KAAKK! KAAKK!
Burung burung api itu memekik nyaring. Suaranya yang melengking tinggi seakan hampir membuat gendang telinga Nancy pecah.
“A-aku nggak kuat lagi,” keluhnya. Ia mengerjap kerjapkan matanya. Pemandangannya di depannya mulai mengabur.
“Yang Mulia, lihat itu!” Blue Fly membelalak lebar dan menatap tak percaya, “mereka sengaja menggiring kita.”
Nancy tercengang dan ia mengerem langkahnya ketika dilihatnya jalannya terputus. Sekarang ia berdiri di puncak tebing dan di bawahnya terlihat sebuah jurang yang menganga lebar.
“Sekarang apa lagi!” jeritnya frustasi. Matanya sudah mulai memanas dan rasanya ia ingin sekali menangis. Ia benar benar kesal dan rasa takut begitu meremas hatinya.
Ia berbalik dan tersentak saat burung burung api itu menukik tajam ke arahnya.
“Yang Mulia, burung api itu kelihatannya mengincar Anda.”
Hati Nancy semakin mencelos. Dilihatnya kawanan burung itu kembali menyerangnya. Ia memekik saat paruh paruh mereka yang tajam mulai mematuknya. Ia mencoba mengibaskan tangannya berusaha mengusir mereka. Tapi itu tak berhasil sedikit pun!
Burung burung itu semakin garang dan menyerang dengan membabi buta. Nancy melangkah mundur. Ia bisa merasakan tanah di bawahnya retak.
“AAAAGH!” Pekiknya saat pijakannya tiba tiba runtuh. Ia mencengkram tanah sisi jurang yang rapuh dan tubuhnya bergelayutan. Dengan ngeri ia menoleh ke bawah. Jurang menganga itu siap menelannya. Jurang yang diapit oleh dua tebing curam berbatu yang dingin. Berpuluh puluh meter di bawahnya mengalir sebuah sungai yang gelap dan diselimuti kabut tebal. Nancy tak bisa melihat dengan jelas tapi ia mendengar suara arus sungai yang begitu deras. Dan ia tahu ada banyak batu cadas mencuat dari permukaan sungai itu.
“Bertahan Yang Mulia, saya akan coba menghalau mereka,” Blue Fly balas menyerang burung burung api itu.
Nancy bergelayutan hanya dengan satu tangan. Buku buku jarinya memutih dan rasanya sakit sekali. Hatinya menciut setiap kali melihat ke bawah. Ia ngeri membayangkan apa jadinya kalau ia jatuh ke jurang. Tubuhnya pasti akan dihantam batu batu tajam itu dan tulang tulangnya akan hancur seketika. Ia meneguk ludah dan langsung bergidik.
“Tolong aku Blue Fly,” erangnya kesakitan. Tangannya sudah mulai kram dan tubuhnya mulai terasa melayang. Ia bisa melihat Blue Fly yang mengeluarkan berbagai sihirnya. Tapi peri itu nampak kewalahan.
Hati Nancy seakan hancur saat di dengarnya jeritan parau keluar dari mulut mungil Blue Fly. Salah satu burung api mematuk Blue Fly dan mengoyak sayapnya. Keseimbangannya goyah dan ia terhempas ke arah jurang kelam yang seakan tak berdasar.
“Tidaakk!” jerit Nancy histeris. Cahaya biru Blue Fly perlahan meredup dan peri kecil itu menghilang dalam kabut pekat, dibelah kegelapan, “Tidaaaaak!” jeritnya lagi memecahkan keheningan. Sesuatu yang panas menghantam matanya dan dadanya kembali sesak, “Maafkan aku, Blue Fly,” tangisnya pun pecah. Untuk pertama kalinya ia merasa begitu merana. Rasa bersalah itu bagaikan sebilah sembilu yang menikam hatinya lagi dan lagi.

Cuplikan Bab V Laxiance

Kano itu berwarna hitam dan rasanya cukup kuat. Terbuat dari tanduk rusa dan mungkin cukup untuk beberapa orang. Dengan kekuatan sihir Blue Fly, kano itu mendayung dengan sendirinya. Dan peri kecil itu seakan mewajibkan Nancy untuk duduk tenang saja di kano itu.
“Memangnya kau akan membawaku kemana, Blue Fly?” Nancy angkat bicara. Ia berpegangan erat erat pada kedua sisi kano. Mungkin ia sedikit gentar karena ini pertama kalinya ia naik ke atas perahu.
“Ke teluk Danderloin, Yang Mulia.”
“Maksudmu muara ketiga sungai ajaib?” tanya Nancy dengan nada terkejut.
“Teluk Danderloin adalah batas antara Laxiance dan Archiecarias,” jelas Blue Fly yang masih melayang di atas Nancy.
Kano itu membelah sungai dan meninggalkan riak riak kecil di belakangnya. Air sungai Buttermilk itu berwarna putih layaknya susu dan arusnya tidak terlalu deras. Berbeda dengan sungai sungai di dekat air terjun danau duyung.
Nancy terkesima ketika mereka hampir sampai di teluk Danderloin. Olive river di samping kanannya bersinar keemasan. Dan honeyburn river berkilau merah kecoklatan. Ketiga sungai itu bertemu dan menyatu di muara teluk Danderloin yang membentuk delta. Cahaya ketiga sungai itu membias di atas muara Danderloin dan membentuk pelangi yang indah.
“Woow!” mulut Nancy ternganga dan selama beberapa menit ini tak berkedip menyaksikan pemandangan menakjubkan di hadapannya.
“Itu adalah gerbangnya, Yang Mulia,” Blue Fly menunjuk ke arah pelangi yang berbentuk setengah lingkaran.
Nancy masih terus terpana saat mereka menerobos pelangi itu di muara sungai dan memasuki teluk Danderloin.
“Kita sudah hampir sampai di pelabuhan Laxiance,” kata Blue Fly lagi, “Tapi saya rasa saya harus merubah pakaian Anda agar tidak mencolok.”
“Melakukan penyamaran maksudmu?”
“Benar sekali,” Blue Fly menjentikan jarinya dan cahaya putih perlahan lahan menyelimuti tubuh Nancy. Gaun indah itu berubah menjadi pakaian putih seperti milik Heliost. Nancy membentangkan tangannya dengan bingung.
“Saya pikir, lebih baik Anda terlihat sebagai laki laki agar tak ada yang mengganggu Anda,” Blue Fly memberi penjelasan, “Oh ya rambut Anda,” dan ia kembali menggerakkan jarinya. Dalam sekejap rambut panjang Nancy berubah menjadi pendek.
“Ya ampun,” Nancy mengerang, “Hampir tiga tahun aku memanjangkan rambutku. Rasanya sayang sekali.”
“Tenang saja, Yang Mulia. Saya dapat membuat rambut Anda seperti semula,” Blue Fly tertawa kecil tapi suaranya terdengar melengking tinggi, “Tapi saya tak bisa menutup lambang Laxiance di tangan Anda. Dan lebih baik Anda jangan membuat siapa pun melihat tanda lahir itu.”
Nancy membalikkan telapak tangan dan memandanginya lama sekali, “Aku mengerti,” ia pun mengepalkan tangannya erat erat.
Mereka mengarungi teluk Danderloin. Airnya berwarna biru tua dan berpendar indah. Sungguh masih begitu alami. Berbeda sekali dengan laut di masa depan yang sudah tercemar. Di teluk itu tampak beberapa perahu layar yang membawa bawa perahu itu ke tengah lautan. Di ujung sana terlihat pelabuhan yang penuh dengan manusia dan itu artinya Nancy sudah hampir sampai ke Laxiance.
“Apa Fortescue tinggal di istana Laxiance?” tanya Nancy saat Blue Fly membuat kano itu menepi di dermaga kayu.
“Tidak, Yang Mulia, Big castle ditempati pejabat dan petinggi Laxiance yang lain. Mereka selalu setia pada Anda. Dan selama Anda tidak ada, Amoze yang mengatur istana dan kebijakan Laxiance,” Blue Fly membant Nancy naik ke dermaga,” Fortescue tinggal di Black Burdock. Tapi pengaruhnya cukup meluas dan dia membuat Laxiance di penuhi kegelapan.”
Nancy berjalan menyusuri dermaga dan ia memandang berkeliling pelabuhan. Ia melihat begitu banyak manusia tidak seperti di Archiecarias yang dipenuhi makhluk gaib.
Entah mengapa ada rasa rindu menyeruak dalam hatinya. Rasa rindu untuk kembali ke istana dan rasa rindu pada rakyatnya, “mereka semua rakyatku?” gumamnya terharu.
“Ya, Yang Mulia.”
Nancy memperhatikan orang itu satu persatu. Baik laki laki maupun perempuan berpakaian aneh. Terlihat sangat kuno. Yang perempuan hampir semuanya berambut ikal berpilin. Semua itu mengingatkannya pada orang orang pada kerajaan Eropa jaman dulu.
“Mereka kelihatannya bekerja sangat keras,” kata Nancy terus memperhatikan mereka, “jika melihat mereka, siapa yang menyangka kalau Laxiance dalam bahaya.”
“Tuan Heliost, Amoze dan pengikut Anda selalu berusaha mempertahankan Laxiance dari Fortescue. Tapi Fortescue terlalu kuat dan licik. Dia berhasil menguasai Laxiance bagian barat.”
“Lalu bagaimana dengan nasib rakyat?”
“Mereka mengungsi ke Ibu kota,” sahut Blue Fly. Dilihatnya Nancy yang menghela nafas panjang, “dan beberapa bulan yang lalu Fortescue berhasil menyerang bagian utara ibu kota.”
“Semua ini salahku,” kata Nancy prihatin. Dan sesuatu yang panas membakar matanya, “Seharusnya dari dulu aku memerintah Laxiance. Tapi aku terlalu lemah.”
“Jangan sedih, Yang Mulia,” kedua alis Blue Fly bartaut, “Yang penting sekarang Anda sudah kembali.”
Mereka melewati sekumpulan anak laki laki yang memikul kotak kotak besar. Nancy juga melihat seorang wanita tua yang mengorek ngorek sampah dan mengambil sisi gandum yang terbungkus daun. Beberapa preman tampak sedang memeras seorang nelayan tua. Melihat semua itu membuat kening Nancy berkerut. Dan ia pun mempercepat langkahnya.
“Anda mau kemana, Yang Mulia?” tanya Blue Fly cemas. Tapi Nancy terus melenggang ke arah preman preman itu.
Mereka berempat merupakan laki laki bertubuh besar, berkepala botak dan berjenggot. Dan keempatnya terlihat seperti perampok berwajah sangar. Seorang dari mereka yang kelihatannya pemimpin preman, mencengkram pakaian lelaki tua itu.
“Lepaskan!” seru Nancy bertolak pinggang.
Ketua preman menoleh ke arah Nancy dan tersenyum mengejek. Ia membelai jenggotnya dan sorot matanya menelusuri tubuh Nancy dari atas hingga bawah, “Ada gadis cantik rupanya,” dan ia tertawa yang kemudian diikuti ketiga kawannya.
“Apa yang sedang kau lakukan? Mempermainkan laki laki tua, sungguh tidak tahu malu. Kau seperti perempuan saja.”
Senyum di mata laki laki itu lenyap dan Nancy bisa melihat kilat di matanya, “Si tua bangka itu sudah 2 kali tidak membayar setoran senilai 50 keping emas.”
“Berani benar kau mengadakan pungutan liar?” pekik Nancy marah, “Kau telah membuat rakyat menderita. Dan kau salah satu orang yang merugikan Laxiance.”
“Yang Mulia, sebaiknya kita pergi saja,” kata Blue Fly takut.
“Siapa itu yang berbicara?” seru salah satu preman itu.
“Persetan!” bentak ketua preman. Matanya semakin kelam. Dan ia mendekati Nancy seperti seekor binatang buas yang lapar dan itu membuat Nancy harus mundur selangkah.
“Ma-mau apa kau?” Nancy tergagap. Tenggorokannya mendadak terasa kering kerontang.
“Aku tak peduli dengan uang itu. Dihadapanku ada gadis cantik dan aku rasa kau akan bisa memuaskanku,” si botak itu menjilati bibirnya.
Nancy meneguk ludah dan melangkah mundur. Baru disadarinya tindakannya yang begitu gegabah “Ma-mau apa kau?”
“Jangan pura pura bodoh, Sayang,” laki laki bertubuh besar itu mengangkat kedua alisnya ke arah Nancy.
“Berani benar kau! Kau tidak tahu siapa aku,” hardik Nancy dengan suara melengking tinggi.
“Jangan, Yang Mulia,” cegah Blue Fly cepat cepat, “Jangan sampai seorang pun tahu.”

Abortus

PENGERTIAN
A. Abortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi pada usia kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat janin kurang dari 500 gram (Mansjoer, 2001 : 260).
B. Abortus adalah dikeluarkannya hasil konsepsi sebelum mampu hidup di luar kandungan dengan berat badan kurang dari 1000 gram atau umur kehamilan kurang dari 28 minggu (Manuaba, 1998 : 214).
ETIOLOGI
Menurut Manuaba (1998 : 215) bahwa etiologi atau penyebab dari abortus adalah :
Faktor Pertumbuhan Hasil Konsepsi
Kelainan pada hasil konsepsi dapat menimbulkan kematian janin dan cacat bawaan yang menyebabkan hasil konsepsi dikeluarkan gangguan ini disebabkan karena :
1. Faktor Kromosom
Gangguan terjadi sejak semula pertemuan kromosom termasuk kromosom seks.
2. Faktor Lingkungan Endometrium
a. Endometrium yang belum siap untuk menerima implantasi hasil konsepsi
b. Gizi ibu kurang karena anemia atau terlalu pendek jarak kehamilan.
3. Pengaruh Luar
a. Infeksi endometrium, endometrium tidak siap menerima hasil konsepsi.
b. Hasil konsepsi terpengaruh oleh obat dan radiasi menyebabkan pertumbuhan hasil konsepsi terganggu.
Kelainan Pada Plasenta
1. Infeksi pada plasenta dengan berbagai sebab, sehingga plasenta tidak dapat berfungsi.
2. Gangguan pembuluh darah plasenta, diantaranya pada DM
3. Hipertensi menyebabkan gangguan peredaran darah plasenta, sehingga menimbulkan keguguran.
Penyakit Ibu
Penyakit ibu dapat secara langsung mempengaruhi pertumbuhan janin dalam kandungan melalui plasenta.
1. Penyakit infeksi seperti pneumonia, tifus abdominalis, malaria, sifilis.
2. Anemia ibu melalui gangguan nutrisi dan peredaran O2 menuju sirkulasi retroplasenter
3. Penyakit menahun ibu seperti Hipertensi, penyakit ginjal, penyakit hati, penyakit DM
Kelainan Yang Terdapat Dalam Rahim
Rahim merupakan tempat tumbuh kembangnya janin dijumpai keadaan abnormal dalam bentuk mioma uterus, uterus arkuatus, uterus septus, retrofleksia uteri, serviks inkompeten, bekas operasi pada serviks (konisasi, amputasi serviks), robekan serviks post partum.
PATOFISIOLOGI
Menurut Manuaba (1998 : 216) bahwa patofisiologi terjadinya keguguran dimulai dari terlepasnya sebagian atau seluruh jaringan plasenta, yang menyebabkan perdarahan sehingga janin kekurangan nutrisi dan O2 bagian yang terlepas dianggap benda asing sehingga rahim berusaha untuk mengeluarkan dengan kontraksi.
Pengeluaran tersebut dapat terjadi spontan seluruhnya atau sebagian masih tertinggal, yang menyebabkan berbagai penyulit, oleh karena itu keguguran memberikan gejala umum sakit perut karena kontraksi rahim, terjadi perdarahan, dan disertai pengeluaran seluruh atau sebagian hasil konsepsi.
GEJALA KLINIS
Menurut Mansjoer (2001: 261) bahwa gejala klinis dari abortus adalah :
A. Terlambat haid atau amenorea kurang dari 20 minggu.
B. Pada pemeriksaan fisik : keadaan umum tampak lemah atau kesadaran menurun, tekanan darah normal atau menurun, denyut nadi normal atau cepat dan kecil, suhu badan normal atau meningkat.
C. Perdarahan pervaginam, mungkin disertai keluarnya jaringan hasil konsepsi.
D. Rasa mulas atau kram perut di daerah atas simfisis, sering disertai nyeri pinggang akibat kontraksi uterus.
E. Pemeriksaan ginekologi
1. Inspeksi vulva : Perdarahan pervaginam, ada/tidaknya jaringan hasil konsepsi, tercium/tidak bau busuk dari vulva.
2. Inspekulo : perdarahan dari kavum uteri, ostium uteri terbuka atau sudah tertutup, ada/tidaknya jaringan keluar dari ostium, ada tidaknya cairan atau jaringan berbau busuk dari ostium.
3. Colok vagina : portio masih terbuka atau sudah tertutup, teraba atau tidaknya jaringan dalam kavum uteri, besar uterus atau lebih kcil dari dari usia kehamilan, tidak nyeri saat portio digoyang tidak nyeri pada perabaan adneksa, kavum douglasi tidak menonjol dan tidak nyeri.
KLASIFIKASI
Menurut Manuaba (1998 : 214) bahwa klasifikasi abortus dibagi menjadi 3 yaitu :
Berdasarkan kejadiannya.
1. Keguguran Spontan
Terjadi tanpa ada unsur tindakan dari luar dan dengan kekuatan sendiri.
2. Keguguran Buatan
Sengaja dilakukan sehingga kehamilan dapat diakhiri, upaya menghilangkan hasil konsepsi dapat dilakukan berdasarkan :
a. Indikasi Medis
Menghilangkan kehamilan atas indikasi ibu, untuk dapat menyelamatkan jiwanya. Indikasi tersebut diantaranya :
1) Penyakit jantung, ginjal atau hati yang teraba keras.
2) Gangguan jiwa ibu
3) Dijumpai kelainan bawaan berat dengan pemeriksaan USG.
4) Gangguan pertumbuhan dan perkembangan dalam rahim.
b. Indikasi Sosial
Pengguguran kandungan dilakukan atas dasar aspek social yaitu
1) Menginginkan jenis kelamin tertentu.
2) Tidak ingin punya anak
3) Jarak kehamilan terlalu pendek
4) Belum siap untuk hamil
5) Kehamilan yang tidak diinginkan
Berdasarkan pelaksanaannya.
1. Keguguran Buatan Terapeutik
• Dilakukan tenaga medis secara aman
2. Keguguran Buatan llegal
• Dilakukan tanpa dasar hukum atau melawan hukum.
Berdasarkan gambaran klinisnya.
1. Abortus Kompletus
Semua hasil konsepsi dikeluarkan seluruhnya
2. Abortus Inkompletus
Sebagian hasil konsepsi masih tersisa di dalam rahim yang dapat menimbulkan penyulit.
3. Abortus Imininen
4. Abortus Insipien
5. Abortus Habitualis
6. Abortus Inteksiosus
7. Missed Abortion
PENANGANAN ABORTUS
Menurut Wiknjosastro (2001 : l48) bahwa penanganan abortus adalah dengan melakukan penilaian awal untuk semua abortus yaitu :
Penilaian Awal
1. Nilai keadaan umum pasien
2. Tanda-tanda syok (Pucat, berkeringat banyak, pingsan, tekanan sistolik , 90 mmHg, nadi >100 x/menit).
3. Bila syok disertai dengan massa lunak dan adneksa, nyeri perut bawah, adanya cairan bebas dalam kavum pelvis, kemungkinan kehamilan ektopik.
4. Tanda - tanda infeksi (demam tinggi, secret pervaginam berbau, nyeri perut bawah, dinding perut tegang, nyeri goyang portio, dehidrasi, gelisah atau pingsan).
5. Tentukan melalui evaluasi medik apakah pasien dapat ditatalaksana pada fasilitas kesehatan setempat atau dirujuk.
KOMPLIKASI ABORTUS
Menurut Mansjoer (2001: 263) bahwa komplikasi dari abortus yuitu :
1. Perdarahan
2. Perforasi
3. Syok
4. Infeksi
5. Pada Missed abortion dengan retensi lama konsepsi dapat terjadi kelainan pembekuan darah.
PROGNOSIS
Menurut Currislam, Mac. Donald Gort (1995 : 531)
Kecuali adanya antibodi antifosfolipid dan inkompetensi serviks. Angka kesembuhan yang terlihat sesudah mengalami tiga kali abortus spontan berkisar antara 70 - 85% tanpa tergantung pada pengobatan yang dilakukan Poland dkk (1997) mencatat jika itu sebelumnya sudah melahirkan bayi hidup resiko terjadinya abortus habitualis ± 30%, tetapi wanita yang tidak pernah melahirkan bayi hidup dan sudah mengalami sedikitnya 1 kelahiran mati (baik abortus spontan maupun kematian janin atau neonatus) resiko terjadinya 16%. Sesudah persalinan berhasil dilakukan kemungkinan terjadinya anak yang abnormal tidak bertambah besar, kendati demikian resiko untuk terjadinya bayi premature atau BBLR mengalami peningkatan yang bermakna pada wanita tersebut.
MACAM - MACAM ABORTUS
ABORTUS IMMINEN
1. Pengertian
Abortus iminen adalah peristiwa terjadinya perdarahan dari uterus pada kehamilan sebelum 20 minggu dimana hasil konsepsi masih dalam uterus dan tanpa adanya dilatasi serviks (Wiknjosastro, 2003 : 305).
2. Tanda dan Gejala
a. Terlambat datang bulan
b. Perdarahan disertai dengan perut sakit (mules)
c. Pada pemeriksaan dijumpai besarnya rahim sama dengan umur hamil dan (terjadi kontraksi otot rahim)
d. Hasil pemeriksaan dalam terdapat perdarahan dari kanalis servikalis, kanalis servikalis masih tertutup, dapat dirasakan kontraksi otot rahim.
e. Hasil pemeriksaan tes hamil masih positif.
3. Penanganan Abortus Imminen menurut Manuaba (1998 : 218) dilaksanakan dengan :
a. Istirahat total di tempat tidur
1) Meningkatkan aliran darah ke rahim
2) Mengurangi rangsangan mekanis
b. Obat - obatan yang diberikan :
1) Penenang : Penobarbital 3 x 30 mgr, Valium
2) Anti perdarahan : Adona, Transamin
3) Vitamin B Kompleks
4) Hormonal: Progesteron
5) Penguat Plasenta : Gestanon, Duphaston
6) Anti Kontraksi Rahim : Duvadilan, Papaverin
c. Evaluasi
1) Perdarahan jumlah dan lamanya
2) Tes kehamilan dapat diulangi
3) Konsultasi pada dokter ahli untuk penanganan lebih lanjut dan pemeriksaan ultrasonografi.
ABORTUS INSIPIENS
1. Pengertian
Abortus Insipiens adalah peristiwa perdarahan uterus pada kehamilan sebelum 20 minggu dengan adanya dilatasi seviks uteri yang meningkat, tetapi hasil konsepsi masih dalam uterus (Wiknjosastro, 2002 :305).
2. Tanda dan Gejala menurut Manuaba (1998 : 218)
a. Perdarahan lebih banyak
b. Perut mules (sakit) lebih hebat
c. Pada pemeriksaan dijumpai perdarahan lebih banyak, kanalis servikalis terbuka dan jaringan/hasil konsepsi dapat diraba.
3. Penanganan Abortus Insipiens menurut Mansjoer (2001 : 263) adalah:
a. Bila perdarahan tidak banyak, tunggu terjadinya abortus spontan tanpa pertolongan selama 36 jam dengan diberikan morfin.
b. Pada kehamilan kurang dari 12 minggu, yang biasanya disertai dengan perdarahan, disertai degan pengosongan uterus memakai kuret vakum atau cunam abortus, disusul dengan kerokan memakai kuret tajam, suntikan ergometrin 0,2 mg intramaskular.
c. Pada kehamilan lebih dari 12 minggu, berikan infus oksitosin 10 IU dalam dektrose 5% 500 ml dimulai 8 tetes permenit dan naikkan sesuai kontraksi uterus sampai terjadi abortus komplit.
d. Bila janin sudah keluar, tetapi plasenta masih tertinggal, lakukan pengeluaran plasenta secara manual.
ABORTUS INKOMPLETUS
1. Pengertian
Abortus inkompletus ialah pengeluaran sebagian hasil konsepsi pada kehamilan sebelum 20 minggu dengan masih ada sisa tertinggal dalam uterus (Wiknjosastro, 2002 : 307).
2. Tanda dan Gejala Abortus menurut Manuaba (1998 : 219)
a. Gejala Klinis yang dapat rnungkin terjadi
1) Perdarahan memanjang, sampai terjadi keadaan anemia
2) Perdarahan mendadak banyak menimbulkan keadaan gawat.
3) Terjadi infeksi dengan ditandai suhu tinggi
4) Dapat terjadi degenerasi ganas (Karsio Karsinoma).
b. Pada pemeriksaan dijumpai gambaran
1) Kanalis servikalis terbuka
2) Dapat diraba jaringan dalam rahim atau di kanalis servikalis
3) Kanalis servikalis tertutup dan perdarahan berlangsung terus
4) pemeriksaan sonde perdarahan bertambah
3. Penanganan Abortus Inkopletus menurut Manuaba (1998 : 219) Adalah :
a. Dalam keadaan gawat karena kekurangan darah, dapat dipasang infus dan tranfusi darah, untuk memulihkan keadaan umum.
b. Diikuti kerokan :
1) Langsung pada umur hamil kurang dari 14 minggu
2) Dengan induksi pada umur hamil di atas 14 minggu
c. Pengobatan
1) Berikan Uteronika
2) Antibiotika untuk menghindari infeksi
ABORTUS KOMPLETUS
1. Pengertian
Abortus Kompletus (keguguran lengkap) adalah seluruh buah kehamilan telah dilahirkan dengan lengkap (Sastra Winata, 1984 : 8).
2. Tanda dan Gejala menurut Manuaba (1998 : 2 1 9) adalah :
a. Uterus telah mengecil
b. Perdarahan sedikit
c. Kanalis servikalis telah tertutup
3. Penanganan Abortus Kompletus menurut Mansjoer (2001 : 264)
a. Bila kondisi pasien baik berikan ergometrin 3 x 1 tablet selama 3-5 hari.
b. Bila pasien anemia, berikan tablet sulfas ferosus atau tranfusi darah
c. Berikan antibiotik untuk mencegah infeksi
d. Anjurkan pasien untuk diet tinggi protein, vitamin dan mineral.
MISSED ABORTION
1. Pengertian
Missed Abortion adalah kematian janin berusia sebelum 20 minggu, tetapi janin mati tersebut tidak dikeluarkan selama atau lebih dari 8 minggu (Wiknjosastro, 2002:308).
2. Tanda dan Gejala Missed Abortion menurut Wiknjosastro (2002 : 308)
a. Kehamilan menghilang
b. Mammae agak mengendor lagi
c. Uterus tidak membesar lagi malah mengeciI
d. Tes kehamilan menjadi negatif
e. Kadang - kadang disertai oleh gangguan pembekuan darah karena hipofibrinogenemia
3. Penanganan Missed abortion menurut Mansjoer (2001 : 204)
a. Bila kadar fibrinogen normal, segera keluarkan jaringan konsepsi dengan cunam ovum lalu dengan kuret tajam.
b. Bila kadar fibrinogen rendah, berikan berikan fibrinogen kering atau segera sesaat sebelum atau ketika mengeluarkan konsepsi.
c. Pada kehamilan kurang dari 12 minggu lakukan pembiikaan serviks dengan gagang laminaria selama 12 jam lalu dilakukan dilatasi serviks dengan dilator Hegar, kemudian hasii konsepsi diambil dengan cunam ovum lalu dengan kuret tajam.
d. Pada kehamilan lebih dari 12 minggu, berikan dietilbestrol 3x4 inj lalu infus oksitosin 10 IU dalam dektrose 5% sebanyak 500 ml mulai 20 tetes per menit dan naikkan dosis sampai ada kontraksi uterus. Oksitosin dapat diberikan sampai 10 IU dalam 8 jam, bila tidak berhasil, ulang infus oksitosin setelah pasien istirahat satu hari.
e. Bila tinggi fundus uteri sampai 2 jari di bawah pusat, keluarkan hasil konsepsi dengan menyuntik larutan garam 20% dalam kavum uteri melalui dinding perut.
ABORTUS INFEKSIOSUS/ABORTUS SEPTIK
1. Pengertian
Abortus Infeksiosus adalah abortus yang disertai komplikasi infeksi (Wiknjosastro, 2001 : 148)
2. Tanda dan Gejala Abortus Infeksiosus menurut Wiknjosastro (2002 : 311).
a. Panas
b. Takikardia
c. Perdarahan pervaginam yang berbau
d. Uterus yang membesar, lembek, serta nyeri tekan dan leukositosis.
3. Penanganan Abortus Infeksiosus menurut Mansjoer (2001 : 264) harus dirujuk ke Rumah Sakit dengan :
a. Penanggulangan infeksi
1) Obat pilihan pertama : Penisilin Prokain 800.000 1U Intra Maskular tiap 12 jam ditambah kloramfenikol 1 g peroral selanjutnya 500 mg peroral tiap 8 jam.
2) Obat pilihan Kedua : Ampisilin 1 g peroral selanjutnya 500 mg setiap 4 jam ditambahkan metronidazol 500 mg tiap 6 jam. '
3) Obat pilihan lainnya penisilin dan gentamisin.
b. Tingkatkan asupan cairan
c. Bila perdarahan banyak, lakukan tranfusi darah
d. Dalam 24 jam sampai 48 jam setelah perlindungan antibiotik atau lebih cepat lagi bila terjadi perdarahan, sisa konsepsi harus dikeluarkan dari uterus.

Kehamilan Ektopik Terganggu (KET)

DEFINISI
Kehamilan ektopik terganggu adalah kehamilan dengan hasil konsepsi berimplantasi di luar endometrium rahim yang terganggu sehingga dapat terjadi abortus dan berbahaya bagi wanita tersebut. (Mochtar, 1998 : 226).
KLASIFIKASI
Menurut Mochtar (1998 : 227), klasifikasi pembagian tempat-tempat terjadinya kehamilan ektopik adalah:
Kehamilan tuba
a. Intestinal (21%)
b. Isthmus (25%)
c. Ampula (55%)
d. Fimbria (17%)
Kehamilan ovarial (0,5%)
Kehamilan abdominal (0,1 %)
a. primer
b. sekunder
Kehamilan tuba ovarial
Kehamilan intra ligamenter
Kehamilan servikal
Kehamilan tanduk rahim rudimenter
ETIOLOGI
Menurut Cuninggham (1999 : 399) bahwa etiologi KET dibagi tnenjadi 3 faktor yaitu:
Faktor mekanis yang mencegah atau menghambat perjalanan ovum yang telah dibuahi kedalam kavum uteri.
a. Salpingitis
b. Adhesi peritubal atau perlekatan tuba
c. Kelainan pertumbuhan embrio seperti tuba sempit, panjang dan berlekuk-lekuk
d. Kehamilan ektopik sebelumnya
e. Pembedahan sebelumnya pada tuba
f. Abortus induksi yang dilakukan lebih dari satu kali
g. Tumor yang mengubah bentuk tuba
h. Endometriosis
i. Pemakaian IUD
Faktor fungsional yang memperlambat perjalanan ovum yang telah dibuahi ke dalam kavum uteri
a. Migrasi eksternal ovum dan migrasi internal ovum
b. Pada wanita dengan satu ovarium
c. Refluks menstrual
d. Berubahnya motilitas tuba.
Faktor lain
a. Kelainan zigot yaitu kelainan kromosom dan malformasi
b. Penggunaan hormon eksogen (estrogen) seperti pada kontrasepsi oral
c. Aborsi tuba
d. Pembesaran ovarium
e. Pemakaian antibiotik pada infeksi tuba, tuba akan menyempit
f. Pada wanita dengan umur berkisar 30 tahun.
PATOGENESIS
Menurut Arief Mansjoer (2000:233), bahwa patogenesis dari KET sebagai berikut ;
Kehamilan intra uterin dapat terjadi bersamaan dengan kehamilan ektopik disebut combine ectopic pregnancy bila terjadi bersamaan dan compound ectopic pregnancy bila kehamilan ektopik terjadi lebih dahulu dengan janin sudah mati.
Hasil konsepsi bernidasi di kolumnar dan inter kolumnar dan biasanya akan terganggu pada kehamilan 6-10 minggu berupa :
a. Hasil konsepsi mati dan diresorpsi
b. Terjadi abortus tuba
c. Terjadi ruptur tuba
GEJALA KLINIS
Menurut Mochtar (1998 : 231) bahwa gejala klinik yang tetjadi pada KET yaitu sebagai berikut ;
nyeri pelvis dan abdomen
amenorea
perdarahan pervaginam
perubahan uterus
tekanan darah turun
peningkatan denyut nadi
syok hipovolemik
suhu tubuh normal atau turun
terdapat masa dipelvik
hematokel pelvis
nyeri pada bahu
tanda Cullen yaitu sekitar pusat atau linea alba kelihatan biru hitam dan lebam
pada pemeriksaan dalam ditemukan :
a. adanya nyeri tekan pada porsio dan serviks
b. rasa nyeri hebat pada penekanan kavum douglas atau douglas crise
c. kavum douglas teraba menonjol karena terkumpulnya darah.
pucat atau anemis
perut kembung
sinkope
mual dan muntah serta pembengkakan pada payudara.
DIAGNOSA
Menurut Mochtar (1998 : 235) bahwa diagnosa KET dapat ditegakkan dengan cara sbb:
Anamnesa tentang trias KET
a. Terdapat amenorea dan tanda gejala hamil muda
b. Terdapat rasa nyeri mendadak disertai rasa nyeri di daerah bahu dan
c. Terdapat perdarahan per vaginam
Pemeriksaan fisik umum
a. Penderita tampak anemis, sakit dan pucat
b. Kesadaran bervariasi dari baik sampai koma, tidak sadar
c. Daerah ujung dingin
d. Pemeriksaan nadi meningkat, tekanan darah turun sampai syok
e. Pemeriksaan abdomen : perut kembung, terdapat cairan bebas – daerah nyeri saat perabaan.
Pemeriksaan khusus melalui vaginal
a. Nyeri goyang pada pemeriksaan serviks;
b. Kavum douglas menonjol dan nyeri
c. Mungkin teraba tumor disamping uterus
d. Pada hematokel, tumor dan uterus sulit dibedakan
Pemeriksaan laboratorium
a. Hb turun setelah 24 jam
b. Entrosit meningkat
c. Hematokrit turun
d. Leukosit <>DIAGNOSA BANDING
Menurut Mochtar (1998 :233) bahwa diagnosa banding dari KET yaitu :
Abortus iminens dari kehamilan intrauteri
Infeksi pelvis
Korpus luteum persisten dengan perabaan intra abdominal
Salpingitis
Appendisitis
Ruptur korpus luteum
Gangguan gastro intestinal seperti gastroentritis
Mioma sub mukosa yang terpelintir
Retrofleksi uteri gravida inkarserata
Ruptur pembuluh darah mensenterium
KOMPLIKASI
Menurut Mochtar (1998 :234) komplikasi dari KET sbb :
Bila ruptur tuba telah lama berlangsung (4-6 minggu) akan terjadi perdarahan berulang (reccurent bleeding)
Infeksi
Sub ileus karena massa pelvis
Sterilitas
Abortus tuba atau ruptur tuba
PROGNOSIS
Menurut Mochtar (1998 : 235) bahwa prognosis dari KET sbb :
Kematian karena KET cenderung menurun dengan diagnosis dini dan fasilitas daerah yang cukup.
Hanya 60% dari wanita yang pernah mengalami KET dapat menjadi hamil lagi, walaupun angka kemandulannya akan menjadi lebih tinggi.
Angka kehamilan ektopik yang berulang dilaporkan berkisar antara 0 - 14,6%
Kemungkinan melahirkan bayi cukup bulan adalah sekitar 50%.
SIKAP BIDAN BILA MENEMUI KET
Menurut Manuaba (1998 : 235) bahwa sikap bidan bila menemui wanita dengan KET yaitu:
Persiapan mengirim pasien ke puskesmas, dokter atau RS
Pasang infus cairan pengganti
Siapkan donor darah keluarga
Sedapat mungkin di antar ke fasilitas yang lebih tinggi
Observasi ketat
PENATALAKSANAAN DI RUMAH SAKIT
Menurut Arief Manjoer (2000: 269) bahwa penatalaksanaan terhadap wanita dengan KET di RS yaitu sbb :
Rawat inap segera untuk penanggulangannya.
Bila wanita dalam keadaan syok, perbaiki KU dengan pemberian cairan yang cukup (D 5%, glukosa 5%, garam fisiologis) dan transfusi darah bila ada indikasi untuk hipovolemia atau anemia.
Segera setelah diagnosa ditegakkan, segera lakukan persiapan untuk tindakan operatif gawat darurat.
Tindakan operatif pada tuba dapat berupa :
a. Parsial salpingektomi yaitu melakukan eksisi bagian tuba yang mengandung hasil konsepsi
b. Salpingektomi yaitu mengeluarkan hasil konsepsi pada satu segmen tuba kemudian diikuti dengan reparasi bagian tersebut
Berikan antibiotik kombinasi atau tunggal dengan spektrum luas seperti :
a. Sulbesilin secara IV dosis 3x1 gram
b. Gentamisin secara IV dosis 2 x 80 gram
c. Metronidazole secara IV dosis 2x1 gram
d. Ceftriaxone secara IV dosis 1 x 1 gram
e. Amoksilin dan klavulaik acid secara IV dosis 3 x 500 mg
f. Klindamisin secara IV dosis 3 x 600 mg
Untuk nyeri pasca tindakan dapat diberikan
a. Ketoprofen 100 mg supositoria
b. Tromodal 200 mg secara IV
c. Pethidin 50 mg secara IV
Atasi anemia dengan tablet besi (SF) 600 mg per hari
Konseling pasca tindakan
a. Kelanjutan fungsi reproduksi
b. Resiko hamil ektopik ulangan
c. Kontrasepsi yang sesuai
d. Asuhan mandiri selama dirumah
e. Jadwal kunjungan ulang

Kehamilan Ganda (Gemelli)

DEFINISI
Kehamilan kembar adalah kehamilan dengan dua janin atau lebih (Wiknjosastro, 1999:386).
ETIOLOGI
Menurut Mochtar (1998) bahwa etiologi dari kehamilan ganda yaitu :
A. Faktor- faktor yang mempengaruhi adalah : bangsa, umur dan paritas sering mempengaruhi kehamilan kembar 2 telur
B. Faktor obat - obat induksi ovulasi seperti : profertil, clomid, dan hormon gonadotropin dapat menyebabkan kehamilan dizigotik dan kembar lebih dari dua.
C. Faktor keturunan
D. Faktor yang lain belum diketahui.
PATOFISIOLOGI
Menurut Cuningham (1999) bahwa patofisiologi kehamilan ganda yaitu :
Kembar dizigotik sebenarnya bukan merupakan kembar sejati, karena kedua janin berasal dari imaturasi dan fertilisasi dua buah ovum selama siklus ovulatoir tunggal.
Newman (1923) menulis "kembar adalah kembar, pembagian seseorang individu menjadi dua orang individu yang sama dan kurang lebih terpisah sama sekali".
Demikian pula, kembar monozigot atau identik tidak selalu identik. Proses pembagian satu zigot yang telah dibuahi menjadi 2 buah individu yang tidak harus menghasilkan pembagian bahan-bahan protoplasma yang sama. Pada kenyataannya, kembar dizigot atau fraternal dengan jenis kelamin yang sama, dapat terlihat hampir mendekati kembar identik pada saat lahir dari pada yang terlihat pada kembar monozigot, pertumbuhan bayi kembar monozigot dapat berbeda dan kadangkala dramatis.
FAKTOR PREDISPOSISI
Menurut Mansjoer (2001) bahwa faktor predisposisi dari kehamilan ganda yaitu
A. Kehamilan Dizigotik : bangsa, herediter, umur, paritas, obat klomid dan hormon gonadotropin yang merangsang ovulasi. Semakin tinggi umur makin tinggi frekuensinya. Frekuensi kehamilan kembar juga meningkat dengan paritas ibu.
B. Kehamilan Monozigotik: faktor penghambat yang mempengaruhi segmentasi sebelum blastula terbentuk
JENIS KEHAMILAN GANDA
Menurut Wiknjosastro (1999) bahwa jenis kehamilan kembar ada 2 yaitu :
A. Kehamilan Kembar Monozigotik
Kehamilan kembar yang terjadi dari satu telur. Jenis kehamilan kedua anak sama, rupanya sama atau bayangan cermin : mata, kuping, gigi, rambut, kulit dan ukuran antropologik sama. Sidik jari dan telapak sama atau terbalik satu terhadap lainnya. Kira-kira 1/3 kehamilan ganda monozigot mempunyai 2 amnion, 2 korion, dan 2 plasenta, kadang-kadang 2 plasenta menjadi satu, 2/3 mempunyai 1 plasenta, 1 korion dan 1 atau 2 amnion.
B. Kehamilan Kembar Dizigotik
Kira-kira 2/3 kehamilan kembar adalah dizigotik yang berasal dari 2 telur. Jenis kehamilan sama atau berbeda, mereka berbeda seperti anak-anak lain dalam keluarga. Kembar dizigotik mempunyai 2 plasenta, 2 korion, dan 2 amnion, kadang-kadang 2 plasenta menjadi satu.
TANDA & GEJALA
Menurut Dinkes Jateng (2001) bahwa :
A. Tanda dan Gejala Kehamilan Ganda yaitu :
1. Pembesaran rahim lebih besar dari perkiraan umur kehamilan
2. Pertambahan berat badan lebih besar
3. Gerakan janin dirasakan lebih banyak .
B. Pada pemeriksaan ditemukan
1. Bagian besar janin (kepala dan bokong) lebih dari satu
2. Bagian kecil janin teraba lebih banyak
3. Denyut jantung janin lebih dari satu
4. Kehamilan lebih besar dari umur kehamilan.
DIAGNOSIS HAMIL GANDA
Menurut Manuaba (1998) Bahwa untuk dapat menegakkan diagnosis kemungkinan hamil kembar haruslah dipikirkan keadaan sebagai barikut:
A. Besarnya perut hamil melebihi lamanya terlambat menstruasi.
B. Besarnya rahim bertambah lebih cepat dari biasanya
C. Bertambahnya berat badan ibu hamil lebih besar
D. Dapat diraba banyak bagian kecil janin
E. Dapat diraba tiga bagian besar janin dan teraba dua ballottement
F. Sering disertai hamil dengan hidramnion
Diagnosis pasti kehamilan kembar dapat ditegakkan dengan :
A. Teraba dua kepala
B. Teraba dua bokong atau dua punggung
C. Perbedaan denyut jantung janin dengan jumlah lebih dari 10 denyut
D. Dengan alat bantu Ultrasonografi dan foto abdominal akan tampak dua janin dalam rahim.
PENANGANAN
Menurut Rustam Mochtar (1998) bahwa penanganan kehamilan ganda adalah sebagai berikut:
A. Selama Kehamilan
1. Perawatan prenatal yang baik untuk mengenal kehamilan kembar dan mencegah komplikasi yang timbul dan bila diagnosis telah ditegakkan pemeriksaan ulangan harus lebih sering (1 minggu sekali pada kehamilan lebih dari 32 minggu).
2. Setelah kehamilan 30 minggu, koitus dan perjalanan jauh sebaiknya dihindari karena dapat merangsang partus prematurus.
3. Pemakaian korset atau gurita yang tidak terlalu ketat diperbolehkan, supaya terasa ringan.
4. Periksa darah lengkap, Hb dan Golongan darah.
B. Selama Persalinan
1. Bila anak pertama letaknya membujur, kala 1 diawasi seperti biasa, ditolong seperti biasa dengan episiotomi medio lateralis.
2. Setelah itu baru waspada, lakukan periksa luar, periksa dalam, untuk menentukan keadaan anak ke dua. Tunggu sambil memeriksa tekanan darah dan lain-lain.
3. Biasanya dalam 10-15 menit his akan kuat lagi. Bila anak ke dua terletak membujur, ketuban dipecahkan pelan-pelan supaya air ketuban tidak mengalir deras keluar. Kemudian tunggu dan pimpin anak kedua seperti biasa.
4. Waspadalah kemungkinan akan terjadinya perdarahan post partum, maka sebaiknya pasang infus profilaksis.
5. Bila ada kelainan letak pada anak kedua, misalnya melintang atau terjadi prolaps tali pusat dan solusio plasenta, maka janin dilahirkan dengan cara operatif obstetrik
a. pada letak lintang coba versi luar dulu, atau lahirkan dengan cara versi dan ekstraksi
b. pada letak kepala, persalinan dipercepat dengan menggunakan ekstraksi vakum atau forceps
c. pada letak bokong atau kaki, ekstraksi bokong atau kaki
6. Indikasi SC hanya pada :
a. janin pertama letak lintang
b. bila terjadi prolaps tali pusat
c. plasenta previa
d. terjadi interlocking pada letak 69, anak pertama letak sungsang dan anak kedua letak kepala.
7. Kala IV diawasi terhadap kemungkinan terjadinya perdarahan post partum. Berikan suntikan Sinto-Metrin yaitu 10 satuan Sintosinon tambah 0,2 mg Methergin intra vena.
PROGNOSIS
Menurut Rustam Mochtar (1998) bahwa prognosis untuk ibu lebih jelek bila dibandingkan pada kehamilan tunggal, karena seringnya terjadi toksemia gravidarum, hidramnion, anemia, pertolongan obstetri operatif dan perdarahan post partum. Angka kematian perinatal tinggi terutama karena premature, prolaps tali pusat, solusio plasenta dan tindakan obstetrik karena kelainan letak janin.
KOMPLIKASI POTENSIAL
Menurut Ben-zion Taber (1994) bahwa komplikasi potensial. dari kehamilan ganda yaitu :
A. Persalinan dan kelahiran prematur, yang terjadi lima sampai sepuluh kali lebih sering dibanding kehamilan tunggal dan merupakan ancaman terbesar bayi kehamilan kembar
B. Kelainan letak (Mal Presentasi) kembar yang pertama dapat bokong, obliq atau lintang dan diperkirakan terjadi pada 25 sampai 30 % kasus
C. Persalinan disfungsional yang disertai dengan peregangan uterus yangberlebihan
D. Malformasi janin
E. Prolaps tali pusat
F. Hidramnion
G. Anemia defisiensi besi pada ibu
H. Pre Eklampsia atau Eklampsia
I. Perdarahan antepartum, baik plasenta previa ataupun solusio plasenta yang dapat terjadi pada hampir 5 % kehamilan kembar
J. Perdarahan Post Partum
Sedangkan Menurut Manuaba (1998) bahwa penyulit bagi ibu dan janin adalah;
A. Penyulit bagi ibu yaitu :
1. Anemia
2. Pre Eklampsia atau Eklampsia
3. Persalinan Prematur
4. Post partum atonia uteri dapat disertai perdarahan
B. Penyulit bagi janin yaitu :
1. Hidramnion
2. Kelainan posisi janin
3. Kelainan kongenital
4. Plasenta Previa
5. Solusio Plasenta
6. Pertumbuhan janin terhambat
7. Angka kesakitan atau kematian tinggi

Cuplikan Bab IV Laxiance

Sudah dua hari Heliost belum sadarkan diri. Kekalutan luar biasa melanda diri Nancy sampai rasanya ia jadi hampir gila.
“Apa Heliost baik baik saja?” itu yang selalu ditanyakannya dan berulang kali Amoze berusaha meyakinkannya. Sampai suatu pagi ratu peri Blue Fly membawa angin segar di telinga Nancy.
“Yang Mulia, saya hanya ingin menyampaikan kalau Tuan Heliost sudah mulai siuman. Saya pikir Anda akan berkenan untuk menemuinya,” ujar makhluk kecil itu bersemangat.
Nancy nyaris melonjak kegirangan karena senangnya dan ia pun tertawa, “Tentu saja, tolong antarkan aku pada Heliost,” ia setengah berlari mengejar Blue Fly. Peri kecil itu rupanya juga sudah tidak sabar untuk menemui Heliost seperti dirinya. Beberapa hari Nancy tinggal di tempat itu tapi ia belum tahu dimana kediaman Heliost. Ia pun tidak bertanya, menurutnya ia harus menunggu waktu yang tepat seperti saat ini.
Ia terus berlari menyusuri lorong demi lorong yang panjang meski paru parunya kembang kempis. Sepatu kacanya seakan mengetuk ketuk lantai kristal. Ia tak ingin kehilangan jejak Blue Fly. Tempat ini sangat luas dan bisa saja ia tersesat. Kemana pun ia memandang yang dilihatnya adalah pelangi dan indahnya taman Archiecarias.
“Ayo Yang Mulia, itu tempatnya, di depan sana,” seru Blue Fly dengan antusias.
Beberapa meter di depan kediaman Heliost, Nancy menghentikan langkahnya. Dan ia mencoba menetralkan nafasnya yang megap megap.
“Ada apa Yang Mulia?” tanya Blue Fly heran.
“Kurasa aku perlu menenangkan diri,” ujarnya dengan tersengal sengal kemudian ia tertawa, “Beri aku watku 5 menit. Ok?”
“Tentu.”
Nancy sudah hendak masuk ke ruangan itu tapi didengarnya pembicaraan Heliost dengan Amoze. Nancy maju selangkah dan berdiri di ambang pintu mencoba mendengar lebih jelas. Sementara itu Blue Fly terus memandangnya dengan heran tapi makhluk kecil itu tidak berkata apa apa.
“Tuan Heliost, apa menjemput putri Claryn merupakan keputusan yang tepat?”
“Yang Mulia Claryn harus mendapat apa yang jadi haknya. Dia adalah pewaris tahta setelah raja Elder. Sudah terlalu lama kita menyembunyikan putri Claryn dari Fortescue. Dan sekarang saat yang tepat untuk mengembalikan tahtanya,” suara Heliost yang lemah terdengar tegas.
“Saya mengerti, Tuan, tapi ini sangat berbahaya. Saya dengar anak buah Fortescue yang bernama Zogo mulai mengetahui kembalinya putri Claryn ke Laxiance.”
“Ternyata hubungan darah sungguh sangat erat. Begitu cepatnya Fortescue menyadari kehadiran putri Claryn,” Heliost pun mendesah, “Tapi Amoze, kau harus tahu. Meskipun putri Claryn kita bawa ke masa depan dan ingatannya kau hapus seperti dulu, itu takkan menjamin apapun,” sindirnya, “aku tak ingin kau lancang lagi seperti itu sampai aku harus susah payah mencari putri Claryn dan terluka seperti ini.”
“Maafkan saya, Tuan, sungguh saya tidak bermaksud begitu. Saya hanya sangat mengkhawatirkan keselamatan putri Claryn. Dan saat itu keadaan sedang sangat gawat karena Anda terluka parah saat melawan Fortescue. Satu satunya hal yang terpikirkan saat itu adalah menyembunyikan putri Claryn demi Laxiance.”
“Aku mengerti. Maaf, aku tak bermaksud menyalahkanmu,” kata Heliost dengan suara lebih tenang, “Putri Claryn harus tetap berada di sini, dengan begitu kita akan bisa melindunginya. Dan kita harus mengatur siasat bagaimana caranya dia bisa kembali bertahta.”
“Ya Tuanku, soal itu bisa dipikirkan nanti. Anda masih sakit, lebih baik Anda istirahat dulu.”
“Kau benar, Amoze. Tolong ambilkan sup cordicepsnya.”
Nancy tercenung dan ia menghela nafas panjang. Disandarkannya tubuhnya pada dinding kristal. Perlahan rasa dingin yang sejuk merayapi punggungnya.
Jadi begitu? Rupanya Fortescue mulai sadar akan kehadirannya. Entah kenapa ia merasa takut harus berhadapan dengan pamannya. Meskipun lambat laun hal itu pasti akan terjadi.
“Yang Mulia? Apa kita jadi masuk ke dalam?” bisik Blue Fly membuyarkan lamunannya.
“Ya.” Nancy mengetuk pintu kayu berukir itu dan masuk begitu terdengar sahutan. Dilihatnya Merlin yang tersenyum membungkuk memberi hormat.
Pandangan Nancy beralih ke arah Heliost yang sedang meminum supnya. Ia berusaha bersikap seperti biasa tanpa harus membuat Heliost tahu kalau dia mendengar pembicaraan tadi, “Bagaimana keadaanmu, Heliost?”
Heliost sedikit mengangkat mukanya dan ia langsung tersedak saat matanya melihat Nancy dari ujung rambut sampai ujung kaki. Sup yang diminumnya tersembur keluar dan ia terbatuk batuk, “A-Anda ...” ia tak sanggup melanjutkan ucapannya.
“Ada apa?” tanya Nancy panik. Cepat cepat ia duduk di sebelah Heliost, “kau tidak apa apa?”
“Tidak Yang Mulia, mungkin supnya terlalu panas,” Heliost mencoba berkilah dan ia kembali terbatuk.
Nancy mengambil mangkuk sup dari tangan Heliost dan mengerutkan kening, “supnya dingin begini kok?”
Heliost semakin tersedak dan salah tingkah, “Ehm maksudnya supnya terlalu pahit,” ia melotot ke arah Amoze dan Blue Fly yang berusaha keras menahan tawa.
“Oh,” Nancy mengangguk, “Blue Fly, apa kau bisa membuatkan sup cordyceps yang baru? Tapi jangan yang pahit ya?”
“Baik Yang Mulia. Tapi saya rasa tak seorangpun membuat sup dengan rasa pahit,” Blue Fly mengerling nakal ke arah Heliost yang semakin memelototinya. Sementara itu Nancy hanya bisa terbengong. Peri itu melesat pergi meninggalkan jejak cahaya biru.
“A-Anda terlihat berbeda, Yang Mulia,” Heliost berusaha mengalihkan pembicaraan. Namun nada suaranya terdengar gugup.
“Dan sangat cantik,” tambah Amoze mengangkat sebelah alisnya ke arah Heliost. Tuannya hanya bisa menatapnya sebal.
“Ya, sangat cantik,” ungkap Heliost setuju. Ia menundukan kepala mencoba menyembunyikan bias merah di wajahnya.
“Blue Fly bilang ini adalah gaun ibuku. Gaun pink yang indah bukan,” ujar Nancy tertawa lepas membuat jantung Heliost semakin berdegup kencang.
“Indah sekali. Sangat pas dan cocok untuk Anda, Yang Mulia,” gumam Heliost masih dengan terpesona.
Dia terlihat sangat bahagia. Dia begitu cantik, begitu bersinar kalau tertawa seperti itu. Batinnya.
“He-em,” sekian kali Amoze berdehem dan Heliost tersentak seakan tersadar dari hipnotis.
Entah sudah berapa lama ia menatap putri Claryn dan rasanya ia jadi malu sendiri, “Ma-maaf ...” sepertinya ia memang telah mempermalukan diri. Tak pantas ia bersikap seperti itu. Ia hanya seorang penjaga Archiecarias dan golden pearl. Ia juga bukan manusia seutuhnya. Ia hanya Pegazuse. Sangat tidak sederajat dengan putri Claryn.
“Heliost? kau baik baik saja?”
Benarkah ada kecemasan dalam sorot mata sang putri? Heliost benar benar tak yakin, “mungkin saya hanya sedikit perlu istirahat.”
Nancy tersenyum simpul, “Baiklah,” ujarnya mengerti.
“Kalau begitu saya juga permisi. Banyak hal yang masih harus saya kerjakan,” kata Amoze berangsur pergi.
“Kau harus memulihkan tenagamu,” timpal Nancy. Dilihatnya seulas senyum hangat tersungging di wajah tampan itu.
Heliost hanya mengangguk saat Nancy dan Amozr keluar dari ruangan itu dan pintu tertutup. Ia mencengkeram kepalanya dengan kedua tangan. Ia sungguh merasa sangat resah, entah apa sebabnya. Tapi ia takan pernah bisa berbohong pada hati kecilnya. Sungguh aneh! Dia mencintai putri Claryn sejak gadis itu masih bayi dan sekarang perasaan itu semakin kuat.
Waktu itu ia sungguh tak rela saat Amoze telah lancang menyembunyikan putri Claryn ke masa depan. Ia begitu menyesalkan hal itu meskipun ia sadar apa yang dilakukan Amoze benar demi menyelamatkan sang putri dan demi kelangsungan Laxiance. Bukan hanya karena putri Claryn yang saat itu masih terlalu kecil dan belum bisa memimpin, tapi juga karena kejahatan Fortescue.
Bertahun tahun ia terus mencari, walaupun terluka, mati pun ia rela demi sang putri. Awalnya hatinya hanya dipenuhi rasa sepi dan kesendirian sungguh sangat menyiksanya. Nyanyian duyung yang syahdu seakan mengobati rasa rindunya tapi juga membuatnya terluka dalam waktu bersamaan. Tapi sekarang ia bisa sedikit menghela nafas lega dengan keberadaan sang putri di istana kristal ini.
“Tidaakk!!” Heliost menggeleng keras keras. Kenapa perasaan ini harus ada? Ia tak berhak mencintai dan dicintai. Ia hanya seekor Pegazuse, kuda sihir yang dapat menjelma sebagai manusia.
Ia memeluk kedua lututnya dan meratap sedih. Ia sungguh tak pantas mencintai putri Claryn. Ia tak pantas untuk mencintai siapa pun. Ia ditakdirkan untuk tidak jatuh cinta. Itu akan membuatnya melemah dan akan sangat berbahaya bagi Laxiance.
“Tidak itu tidak boleh terjadi,” Heliost menyeka kristal bening di sudut matanya. Demi Laxiance ia rela melakukan apa saja. Ia rela mempertaruhkan jiwanya. Ia pun harus rela mengorbankan perasaannya. Lagi pula putri Claryn takkan menaruh hati pada Pegazuse seperti dia. Putri berhak mendapat laki laki yang jauh lebih baik dan jauh lebih terhormat daripada dirinya.

Cuplikan Bab III Laxiance

“Heliost!” jeritan Nancy memecahkan kesunyian. Dengan terisak, dipeluknya tubuh Heliost erat erat. Ia tidak tahu sudah berapa lama ia disitu dan menangis ketidakberdayaan Heliost ketika didengarnya suara langit yang menggelegar. Sesaat ia melihat kilatan cahaya. Ia mendongak ke atas. Langit yang cahaya dan bertaburan bintang kini dipenuhi awan mendung. Udara menjadi begitu dingin dan angin berdesir semakin kencang.
Sekelilingnya mendadak begitu kelam tapi tak sesuram hatinya. Ia menatap wajah pucat Heliost dan hatinya terasa semakin sakit. Tapi kemudian didengarnya suara gemeresak langkah kaki yang menginjak dedaunan dan ranting kering. Dan hatinya kembali menciut. Dilihatnya seorang laki laki tua berjalan ke arahnya. Laki laki itu bertubuh tinggi dengan rambut dan jenggot panjang yang mulai memutih. Bola matanya kelabu dan terlihat teduh, kulit di sekitar wajahnya keriput dan ia membawa tongkat kayu setinggi dua meter yang menopang tubuhnya.
Sesaat laki laki tua itu menatap Nancy dengan pandangan menyelidik. Lalu pandangannya beralih ke arah Heliost yang tergeletak lemah.
Nancy beringsut mundur dengan takut, “Si-siapa kau?”
Laki laki itu kembali menatap Nancy. Dan seketika itu juga ia membelalak, “Ho-hormat saya, Yang Mulia,” ia menekuk salah satu kakinya dan sedikit membungkukan badan, “Maafkan saya, seharusnya saya bisa mengenali Anda.”
Nancy menghela nafas lega. Mungkinkah dia salah satu pengikutnya di Laxiance.
“Si-siapa kau?” tanyanya lagi dengan suara yang jauh lebih tenang.
“Oh maaf, Yang Mulia,” seru laki laki itu tertegun, “Perkenalkan, saya adalah Amoze.”
Nancy terperanjat dan memicingkan mata, “Amoze?” ia kembali memperhatikan laki laki tua itu dengan seksama. Dan ia seakan tersadar dari keterkejutannya, “Oh Amoze tolong aku, Heliost terluka. Aku tidak tahu bagaimana menolongnya.”
“Hamba tahu Yang Mulia,” kata Amoze masih dengan penuh hormat, “Cahaya di Archiecarias memudar seiring dengan meredupnya cahaya tanduk emas Tuan Heliost. Dari situ saya tahu Tuan Heliost dalam bahaya.”
Nancy mengangguk mengerti, “A-apa dia masih hidup?” ia tergagap. Hatinya dipenuhi kegundahan.
“Ya.” Gumam Amoze, ia membungkukkan badan ke tubuh Heliost yang kian melemah, “Jika Tuan Heliost meninggal tanduknya akan membatu dan golden pearl akan terlepas. Itu akan menjadi awal kehancuran Laxiance.”
“Kalau begitu kita harus segera membawanya ke Archiecarias,” tuntut Nancy dengan tidak sabar. Seumur hidup ia tak pernah secemas ini.
“Anda benar Yang Mulia,” kata Amoze segera beranjak dan ia pun mulai bersiul.
Nancy mengerutkan kening dengan heran, “A-apa yang kau lakukan?”
“Memanggil Terragone.”
“Terragone?” Nancy semakin tak mengerti.
“Terragone adalah naga api dari Archiecarias. Dia akan membawa kita keluar dari tempat ini,” jelas Amoze dan beberapa menit kemudian terdengar suara gemuruh. Dan sesosok hewan aneh dan terlihat buas muncul dari balik awan gelap yang memenuhi langit.
Naga itu berwarna hitam dan panjangnya beberapa meter seperti ular raksasa. Dengan mata kuning, kepala bertanduk dan kulit bersisik membuatnya terlihat semakin ganas. Terragone menyemburkan api dan membakar beberapa pucuk pepohonan pinus sebelum akhirnya mendarat.
Nancy meneguk ludah, “Kita tidak akan menaikinya kan?” ada nada takut dalam suaranya, membuat Amoze tertawa pelan.
“Yang Mulia, Anda adalah penguasa Laxiance. Dan seluruh penghuni Laxiance tunduk pada Anda.”
Terragone kembali menggeram, membuat Nancy terlonjak kaget.
“Jaga sikapmu Terragone, dia adalah Yang Mulia Claryn,” tukas Amoze marah dan mata kuning Terrragon melebar seketika itu juga.
“Maafkan saya,”
Nancy tersentak saat didengarnya suara geraman dari mulut Terragone yang selalu mengeluarkan asap panas. “Di-dia bisa bicara?” serunya tak percaya.
“Ya,” Amoze mengangguk, “sekarang kita harus segera membawa Tuan Heliost ke Archiecarias.” Ia menggerakkan tongkatnya dan tubuh Heliost mulai terangkat dari tanah. Kepala dan tangan Heliost terkulai lemah membuat hati Nancy miris.
Amoze membaringkan tubuh Heliost di atas punggung Terragone, “Sekarang giliran Anda Yang Mulia.”
Nancy mendekati naga hitam itu dengan ragu, “Senang bisa terbang bersama Anda,” kata Terragone. Suaranya yang lebih mirip geraman seakan menggema di telinga Nancy.
Nancy mencoba untuk tersenyum dan ia mulai menaiki punggung Terragone yang berlendir dan licin.
Semoga naga ini tidak memanggangku hidup hidup, pikirnya kalut.
Terragone membentangkan sayapnya dan jari jarinya yang setajam cakar elang pun menekuk saat ia mulai terbang ke angkasa. Meskipun Amoze duduk di belakang Nancy, gadis itu tetap mencengkram punggung Terragon kuat kuat. Entah kenapa ia rasanya akan tergelincir.
“Kita akan ke waterfall gate. Itu adalah gerbang yang langsung menuju Archiecarias,” Amoze memberi penjelasan.
“Heliost akan baik baik saja kan?” tanya Nancy khawatir.
“Tenang saja, Tuan Heliost adalah penjaga golden pearl, dia tidak akan mati semudah itu.”
“Golden pearl adalah mutiara kehidupan. Anda tahu apa artinya itu?”
Nancy menggeleng. Jangankan tentang golden pearl, ia sendiri tidak tahu apa apa tentang dirinya.
“Golden Pearl memberikan kehidupan pada orang yang memilikinya,” lanjut Amoze.
“Maksudmu kehidupan abadi?”
“Lebih dari itu, Yang Mulia,” Amoze mengelus janggutnya yang memutih, “Golden pearl memberi kehidupan pada Laxiance karena golden pearl merupakan kekuatan sihir terbesar di Laxiance. Dengan kata lain Tuan Heliost adalah penjaga kehidupan Laxiance.”
Nancy termenung. Ada sesuatu yang rasanya mengusik benaknya, “Sudah berapa lama Heliost menjaga golden pearl?”
“Tuan Heliost dulunya adalah jenderal besar pada masa pemerintahan raja Naelle. Dia adalah raja pertama Laxiance. Tuan Heliost merupakan orang kepercayaan raja dan kesetiaannya pada Laxiance sungguh sangat luar biasa. Dia benar benar orang yang penuh pengabdian. Raja Naelle tahu, dia tak mungkin berkuasa selama lamanya. Harus ada yang menggantikannya kelak yaitu keturunannya. Dan dipercayakannya golden pearl itu pada Tuan Heliost. Sungguh merupakan tugas yang sangat besar. Apalagi Tuan Heliost adalah Pegazuse dan selama beribu ribu tahun ia telah menjaga golden pearl dengan baik.”
Beribu ribu tahun? Selama itukah?
“Dan sekarang Fortescue mengincar Heliost?” tanya Nancy lagi.
“Ya, Yang Mulia,” Amoze memandang ke arah Heliost dengan sedih, “Fortescue sebenarnya pangeran yang terusir dari Laxiance karena dia seorang penyihir hitam dan selalu menebarkan kejahatan. Dirinya merasa lebih pantas untuk memimpin dibanding ayah Anda, raja Elder. Dan Laxiance begitu berduka atas kematian raja Elder.”
Nancy tertunduk. Kesedihan dan kesepian kembali menggerogoti hatinya, “Amoze, apakah kau dapat membuat ingatanku kembali?” ucapnya lirih, “Aku benar benar merindukan ayah, ibu dan segala sesuatu tentang Laxiance. Tapi aku tak bisa ingat apa apa.”
“Maafkan saya, Yang Mulia, saya tak bisa melakukannya,” kata Amoze, “Setelah saya menghapus ingatan Anda dulu, saya tak bisa memutar sihir itu. Itu akan menyebabkan kerusakan pada otak dan saya tak ingin hal itu terjadi pada Anda. Sungguh maafkan saya. Seharusnya dulu saya tidak ...”
“Sudahlah Amoze,” potong Nancy dan ia mencoba tersenyum, “Semua ini bukan salahmu. Kau hanya melakukan apa yang harus kau lakukan. Mungkin nanti aku bisa ingat dengan sendirinya.”
“Benar Yang Mulia,” kata Amoze masih dengan perasaan bersalah, “Saat itu Anda masih berumur 10 tahun. Anda terlalu lemah untuk berhadapan dengan Fortescue. Saya benar benar mengkhawatirkan keadaan Anda. Maka dari itu saya membawa Anda ke masa depan, berabad abad jauhnya dari Laxiance. Karena Fortescue adalah paman Anda, dia memiliki keterikatan dengan Anda. Jadi saya menghilangkan ingatan Anda. Fortescue akan membunuh Anda untuk dapat berkuasa di Laxiance. Rakyat Laxiance takkan menjadikannya raja sebelum mereka melihat dan yakin kalau pewaris tahta terakhir sudah meninggal.”
“Dengan kata lain, Fortescue mengincarku dan golden pearl?” tanya Nancy dengan pikiran menerawang jauh.
“Ya, Yang Mulia, Anda dan Tuan Heliost dalam keadaan bahaya. Tapi sekarang keadaan menjadi semakin buruk. Sebelum kegelapan dan kekuatan hitam Fortescue menelan seluruh Laxiance, Anda harus kembali. Anda sudah cukup umur untuk bisa kembali memerintah.”
“Lalu bagaimana dengan Archiecarias itu sendiri?”
Amoze kembali memberi penjelasan, “Archiecarias adalah tempat paling aman di Laxiance karena dilindungi golden pearl. Semua kekuatan jahat tak bisa menembus Archiecarias yang sangat suci dan dikeramatkan.”
“Dan kau tadi bilang lepasnya golden pearl berarti awal kehancuran Laxiance?”
“Lepasnya golden pearl dari tanduk Pegazuse berarti kematian Tuan Heliost dan jika golden pearl sampai jatuh ke tangan orang jahat seperti Fortescue akan sangat berbahaya bagi Laxiance. Dan itu lebih dari sekedar bencana. Itu akan menjadi kehancuran Laxiance.”
Entah kenapa perasaan Nancy terluka saat didengarnya Amoze berkata kematian Heliost. Ada suatu perasaan tidak rela dalam hatinya. Perasaan tidak rela kehilangan Heliost.
Nancy tidak berkata apa apa lagi. Dan selama sisa perjalanan ia lebih berdiam diri. Terragone membawa mereka terbang seakin tinggi. Di bawah mereka terbentang hutan dan bukit yang menghijau. Mereka melewati hamparan kebun teh yang luas sampai akhirnya mereka sampai di air terjun setinggi 15 Monda dengan lebar lebih dari 2 m.
Di bawah air terjun itu tampak sungai berbatu yang mengalir deras. Terlihat buih buih keputihan di dasar air terjun yang diakibatkan tekanan air yang kuat.
“Kita sudah sampai di waterfall gate, Yang Mulia,” kata Amoze mencairkan kebisuan. Ia pun kembali mengangkat tongkatnya dan menyentuhkan tongkatnya ke dinding batu sebelah air terjun.
Nancy mengerutkan dahi saat dilihatnya guratan yang disentuh tongkat Amoze sama persis dengan tanda lahir di telapak tangannya, “Jadi itu benar lambang kerajaan Laxiance?”
Amoze tersenyum simpul, “Ya, Yang Mulia,” kemudian terdengar suara gemuruh pelan.
Nancy sudah hendak bertanya apa yang terjadi. Tapi ia tercengang menyaksikan air terjun itu bergerak melambat dan akhirnya berhenti sama sekali. Sekarang ia seakan melihat tirai dari air yang transparan. Waktu seakan berhenti dan di balik tirai air itu ia bisa melihat sebuah gerbang perlahan lahan membuka. Di bagian tengah gerbang itu juga ada lambang Laxiance yang terbuat dari emas.
“Anda perlu tahu, Yang Mulia, bertahun tahun Tuan Heliost melintasi ruang dan waktu hanya untuk mencari Anda,” kata Amoze lagi. Dan rasa sesal kembali memenuhi hati Nancy. Sesaat ia tak mempercayai Heliost padahal Heliost telah banyak berkorban demi Laxiance.
Begitu gerbang terbuka sepenuhnya, Terragone melesat menembus air terjun yang berhenti bergerak dan memasuki gerbang itu. Anehnya Nancy tidak merasa basah sedikitpun.
“Selamat datang di dunia Laxiance, Yang Mulia,” kata Terragon angkat bicara.
Nancy merasakan udara dingin yang sejuk menerpanya saat ia mulai memasuki Archiecarias. Di bawahnya terbentang pemandangan yang luar biasa menakjubkan. Di bawahnya tampak hamparan padang rumput yang indah dan penuh bunga bunga, bukit bukit kecil, danau, sungai yang berwarna warni dan istana yang bersinar dikelilingi cahaya pelangi.
“Kita akan membawa Tuan Heliost ke istana kristal,” gumam Amoze.
Nancy sedikit membungkukkan badannya untuk bisa melihat dengan jelas, “Apakah itu duyung?” serunya takjub.
“Itu adalah danau duyung Yang Mulia, nanti akan saya perkenalkan Anda dengan Azola, pangeran duyung,” Amoze mengulum senyum. Wajahnya terlihat berbinar melihat sang putri begitu gembira.
“Dan itu rumah jamur dengan para kurcaci? Ya Tuhan apa aku benar benar melihat peri, Oh mereka begitu indah,” Nancy begitu antusias dan rasanya ia sulit percaya. Apa yang dilihatnya seperti mimpi.
Amoze mengangguk dan tertawa kecil.
“Amoze, kenapa sungainya berwarna warni?” tanya Nancy riang, “sungguh luar biasa.”
“Ketiga sungai itu adalah lambang ketiga penjaga Laxiance. Sungai Anda adalah Buttermilk river, yang putih itu. Olive river milik Tuan Heliost yang berwarna keemasan. Dan yang terakhir adalah Honeyburn yang agak kecoklatan seperti madu, ketiganya bermuara di teluk Danderloin.”
“Apa honeyburn itu lambang dirimu?”
“Ya, Yang Mulia.”
Terragone terbang rendah melewati danau duyung yang berwarna biru tua. Di danau duyung itu juga ada beberapa air terjun kecil yang mengalir dair bukit bukit di sekitarnya.
Nancy tertawa senang saat sekumpulan peri mengelilinginya menebarkan cahaya indah penuh warna. Peri peri itu tampaknya memberi hormat dan berbicara dalam suara kecil yang melengking tinggi. Nancy tidak tahu apa yang mereka katakan.
“Tidak semua peri dapat berbicara bahasa manusia Yang Mulia,” kata Amoze seakan bisa membaca pikiran Nancy. “Tapi saya rasa mereka senang dengan kembalinya Anda.”
Mereka melewati sekumpulan bunga seperti terompet besar berwarna ungu, rumpun rosemary, hamparan Echinacea dan berbagai tumbuhan lainnya.
Mereka sudah hampir sampai di istana kristal. Istana itu terlihat berkilau bermandian cahaya matahari. Seperti halnya namanya, istana itu merupakan bangunan runcing layaknya stalakmit yang terbuat dari kristal. Pepohonan pinus yang hijau tumbuh disekitarnya.
“Kita sudah sampai,” Terragone menukik tajam membuat Nancy harus berpegangan erat erat. Dan begitu mereka mendarat, mereka disambut oleh beberapa penghuni Archiecarias yang ada di istana itu.
“Yang Mulia, ini adalah Blue Fly, ratu peri,” Amoze memperkenalkan.
Blue Fly adalah peri bersayap biru dengan rambut pirang yang indah. Tubuhnya dibalut pakaian dari kelopak bunga lily ungu.”Blue Fly memberi hormat, Yang Mulia,” Blue Fly mengembangkan rok bunganya dan membungkuk layaknya seorang bangsawan, “Saya sungguh cemas. Cahaya Archiecarias meredup. Apa yang terjadi pada Tuan Heliost?”
Seketika leher Nancy tercekat, ia menoleh ke arah Heliost yang memucat.
“Blue Fly, kau harus cepat menolong Tuan Heliost,” kata Amoze yang sudah meletakan Heliost di atas tandu sutra dan kini dibuatnya tandu itu melayang di udara, “Aku akan membawa Tuan Heliost ke ruang perawatan.”
“Ya Amoze, akan kubuatkan ramuan Echinacea dan Nettle. Mungkin dengan olive oil,” Blue Fly pun langsung melesat pergi meninggalkan bias cahaya biru yang luar biasa.
“Tambahkan juga sup cordyceps,” seru Amoze “Dan kau Zhives, tolong antarkan Yang Mulia Claryn ke kediamannya.”
Ternyata yang disebut Zhives adalah seorang peri cantik pengawal setia Blue fly. Sayapnya yang berwarna perak bergerak di udara.
Amoze berpaling ke arah Nancy, “Maaf Yang Mulia, mungkin yang terjadi tidak sesuai dengan harapan Anda. Seharusnya kami bisa menyambut Anda lebih dari ini.”
“Tidak apa apa. Aku justru mengkhawatirkan keadaan Heliost. Kumohon selamatkan dia,” pinta Nancy
“Kalau begitu saya permisi dulu,” Amoze undur diri dan melangkah pergi.
“Amoze tunggu!” panggil Nancy membuat langkah laki-laki terhenti.
“Ya, Yang Mulia?”
Nancy menggigit bibir dengan gelisah. Ia tidak tahu bagaimana mengutarakan apa yang ada di pikirannya, “Dia akan baik baik saja kan?” akhirnya hanya pertanyaan itu yang sanggup keluar dari mulutnya.
Amoze terdiam sejenak dan menatap Nancy lekat lekat, “kelihatannya Anda sangat mencemaskan keadaan Tuan Heliost?”
Nancy tersentak. Wajahnya merah padam. Suatu perasaan aneh muncul dalam benaknya. Dan itu tidak hanya membuatnya gugup tapi juga salah tingkah.
“Maaf kalau hamba terlalu lancang Yang Mulia,” kata Amoze cepat cepat, kemudian ia tersenyum penuh arti, “Segala sesuatunya bisa terjadi di antara sepasang muda mudi. Dan si tua Amoze ini tak bisa dibohongi Yang Mulia.”
Nancy langsung meringis. Ia benar benar tak mengerti apa yang dikatakan Amoze. Dan ia sungguh tak bisa memahami perasaannya sendiri. Kenapa tiba tiba Amoze berkata seperti itu? Apa ada sesuatu yang aneh dengan dirinya?

Cerbung Golden Village "part 5"

Dua minggu berlalu sangat cepat dan Mona seakan telah melupakan segenap kegelisahannya baik perihal cowok itu maupun soal Golden Village. Suasana di kota itu juga cukup menyenangkan ditambah keramahan Tante Linda dan Om Billy. Hanya satu kata yang bisa menggambarkannya.Fun abiz!
“Flo, gue jalan-jalan dulu ya,” kata Mona meminta ijin. Tante Linda yang saat itu juga ada di kamar Florence mempersilakan dengan senyum lebar.
“Jangan jauh-jauh ya,” gumam wanita muda yang belum dikaruniai anak itu.
“Iya, cuma disekitar sini kok, Tante,” sahut Mona, “Mumpung masih pagi. Di luar pasti masih seger banget.”
Florence mendongak dan memasukkan legging pinknya ke dalam koper, “Sendirian nggak papa kan? Gue belum selesai beres-beres nih.”
“Nggak papa.”
“Tapi jangan sampai lupa waktu ya. Habis duhur kita berangkat cause kita juga belum beli tiket jadi mesti datang lebih awal. Kita pakai kereta yang jam 13.30. So don’t be late!” Florence mewanti-wanti dengan tampang galak.
“Gue tau,” ucap Mona nyengir kuda dan ia beralih pada Tante Linda yang membantu Florence memasukkan peralatan make up ke box kosmetik khusus, “Mona permisi dulu, Tante.”
“Hati-hati ya. Jangan sampai nyasar lho.”
“Kalo nyasar gue nggak mau cariin lo,” tambah Florence berkelakar.
“Iya,” Mona yang sudah di luar kamar dan tengah menuruni tangga, berseru lantang.
Hari masih pagi benar. Dan inilah yang paling Mona suka, menghirup nafas dalam-dalam dan membiarkan udara dingin nan sejuk memenuhi paru-parunya. Kabut pekat tampak bergayut rendah dan embun di pucuk dedaunan layaknya perawan yang baru selesai mandi. So fresh! Sementara di ufuk timur, mentari tersenyum malu menyambut Mona, membiarkan kehangatannya menyentuh kulit gadis itu.
“Jarang-jarang gue bisa liat petak-petak sawah kayak gini,” gumam Mona menyusuri jalan tanah yang lebarnya tak lebih dari semester, “Ini nih yang namanya cuci mata,” decaknya kagum melayangkan pandang ke bentangan karpet alam nan hijau. Baru beberapa ratus meter ia berjalan ketika tiba-tiba …
KRIIIIIINGG! KRIIIIIING!
Dering sepeda itu memecahkan kesunyian dan menjerit nyaring di antara kicau burung, “AWAASSS!”
Mona berbalik, terbelalak dan berusaha menghindar sebisa mungkin. Kekagetan menguasainya dan ia terhempas. Jatuh di parit! Ia mencoba berdiri di tengah lumpur liat dengan berdecak pinggang, “EH, LO APA-APAAN SIH? KALO NGGAK BISA, YA NGGAK USAH NAIK SEPEDA! BIKIN ORANG CELAKA AJA!” teriaknya berang hingga wajahnya sama merahnya dengan tomat.
“Maaf,” kata laki-laki itu mendekat setelah menyandarkan sepedanya di batang pohon jambu.
Mona sudah membuka mulutnya siap membalas lagi dan bila perlu mungkin ia akan mengeluarkan seluruh kejutekannya. Namun, apa yang dilihatnya membuat kata-katanya tersangkut ditenggorokan.
“Lo—lo kan—” bola mata Mona melebar sampai segede jengkol. Berkali-kali ia mengerjap dan menampar pipinya mencoba meyakinkan diri kalau sosok di depannya bukanlah ilusi. Seseorang yang akhir-akhir ini menghiasi mimpinya!
“Gue Dennis. Apa lo lupa?” cowok itu mengulurkan tangan seraya membantu Mona keluar dari parit.
Mona terpana dengan tubuh membeku. Ia tak peduli lagi akan kaki maupun pakaiannya yang kini kotor dan penuh bercak coklat, “Ja—jadi lo—kenal gue?” serunya ternganga.
“He-em, lo Mona kan?” ujar Dennis, bibirnya tertarik dalam senyuman yang mampu menggetarkan hati Mona, “Udah lama gue nunggu lo, Mon. Apa lo masih nyimpen Golden Village dari gue?”
Golden Village? Jadi benar, cowok itu bagian dari masa lalu Mona? Masa lalu yang telah lama ia pertanyakan? Meski masa lalu itu hanya sedikit yang dapat diingatnya.
Rasa sesak berkecamuk di dada Mona hingga tanpa sadar butir panas itu muncul di sudut matanya, “Ya,” gumamnya pelan, menekan haru yang bergolak di jiwanya, “Gue—gue nggak nyangka bisa ketemu lo di sini. Is it real?” tanyanya masih tak percaya.
“Lo nggak mimpi, Mon, ini gue, Dennis,” Dennis meraih lengan gadis itu dan degup jantung Mona kian menggila, “I am here, just for you my princess.”
Mona tersentak. Just for you? Kata-kata itu! Masih jelas dalam ingatannya atas apa yang pernah dikatakan Dennis.
‘Just for you my Princess. It’s shinning as like your smile. Gue harap Golden Village ini bisa buat lo inget terus sama gue.’
Mona mengangguk. Tawa bahagia itu berbaur dalam leleran air mata yang tak tertahankan, “Lo selalu ada di mimpi gue. Dan gue juga nggak lupa Golden Village yang lo beri meski gue amnesia.”
“I know,” Dennis mencium tangan Mona, “Makanya gue rela nunggu lo selama bertahun-tahun. Semua demi lo, demi kita.”
Mona mendongak, “Jadi bener, lo itu pacar gue?”
“Ya,” bisik Dennis tak melepaskan genggamannya seolah ia takut untuk kehilangan Mona lagi, “Mon, apa lo masih punya perasaan yang sama ke gue?”
Mulut Mona mendadak kering. Ia tidak tahu harus berkata apa. Tapi ia tak bisa berbohong, ada kerinduan mendalam yang menjeratnya erat-erat sampai ia merintih demikian nyeri. Kerinduan akan sosok Dennis yang telah lama terpisah darinya baik oleh jarak maupun waktu, “Gue sayang lo, Den,” isaknya.
“I do love you, my princess,” ucap Dennis bersungguh-sungguh dan jari-jarinya mengusap kristal bening yang membasahi pipi Mona, “Please don’t cry.”
Mona tertunduk. Sekian lama ia mencari cowok itu, mencari cintanya. Dan sekarang Dennis hadir di tempat dan saat yang tak pernah ia duga sebelumnya. Bagaimana bisa ia tahan untuk tidak menangis?
“Udah dong, jangan sedih lagi.”
Masih dengan rona merah, Mona memaksakan sebuah senyum, “Lo mau nggak nganterin gue jalan-jalan?”
“Apapun itu, buat lo Mon,” Dennis sedikit membungkukkan badan laksana bangsawan Eropa abad 15, “Gue ajak lo ke pantai ya, tempat kita biasa nongkrong dulu. Gimana?”
“With pleasure,” sahut Mona excited, “Jauh nggak dari sini?”
“Cuma beberapa kilo kok. Kalau pakai sepeda ya sekitar satu jam.”
“Oke deh.”
***
Dennis mengayuh sepedanya sementara hari mulai siang. Berkali-kali ia mengelap peluh yang membasahi wajahnya.
“Kenapa lo baru muncul sekarang sih?” gerutu Mona yang duduk takut-takut di boncengan belakang dan ia mencengkram sisi kaos putih Dennis untuk berpegangan, “Hari ini kan gue mesti pulang.”
“Makanya tadi gue berharap bisa ketemu lo sebelum lo balik. Dan ternyata doa gue terkabul.”
Mona tertawa. Ia tak pernah selepas ini, seakan seluruh beban dalam hidupnya luntur terkikis kebahagiaan ini, “Tapi kita masih bisa berhubungan kan?”
Dan yang ditanya hanya bungkam. Mona tidak tahu apa yang tengah dipikirkan Dennis. Ia juga tak yakin akan raut Dennis yang dilihatnya waktu itu. Tidak sedih tapi juga tidak menunjukkan rasa senang. Hampa, tanpa ekspresi.
“Den, sebenernya gue heran. Kenapa ya bonyok gue nggak pernah cerita tentang lo?” gumam Mona merenung, “Kan nggak mungkin kalo mereka nggak tau lo. Apa dulu mereka nggak setuju sama hubungan kita? Mungkin mereka sengaja pingin pisahin kita. Apalagi gue sampai amnesia.”
Dennis angkat bahu, “Nggak tau juga sih,” sahutnya singkat. Dan Mona menangkap sinyal aneh pada diri cowok itu. Sepertinya Dennis tak ingin membahas lebih lanjut tentang hal itu.
“Oya, boleh nggak gue minta nomer Hp lo?” tanya Mona lagi mencoba mengalihkan pembicaraan.
“Gue nggak punya Hp.”
Mona nyengir lebar, “Hari gini nggak punya Hp?” ledeknya meniru gaya salah satu iklan di teve.
“Mon, gue kan orang miskin. Nggak kayak lo.”
“Terus gimana dong?” Mona cemberut.
“Sebutin aja nomer Hp lo. Biar gue yang kontak lo.”
“Ok,” desah Mona mengalah. Ia pun menyebutkan 11 digit angka miliknya, “Lho kok nggak lo catat?” hardiknya ketika dilihatnya mulut Dennis komat-kamit menghafal nomor itu.
“Udah gue catat di otak gue,” ujar Dennis menyeringai hingga menampakkan deretan gigi putih rapi ala senyum Close Up, “Lo nggak usah khawatir. Kalo pas gue ada duit, gue bakal telepon lo. Lagian kalo lo kangen, lo kan bisa ke sini jenguk gue.”
Mona pun setuju, “Ngomong-ngomong rumah lo dimana?”
“Sebelah sana,” Dennis mengedikkan kepalanya ke salah satu arah, “Di deket pasar.”
“Oooo,” bibir Mona membulat.
Sepeda terus melaju dan kini mereka melewati daerah tambak. Angin berhembus semakin kencang yang menandakan laut sudah ada di depan mata. Deretan pohon bakau tumbuh di sepanjang tepi jalan dan pematang yang memisahkan antar tambak. Mona bahkan bisa melihat tanah bergaram di sekitar tempat itu.
Dan seperti yang Mona duga, lautnya luar biasa indah. Begitu biru, jernih seakan tak terjamah. Pepohonan kelapa tumbuh tinggi dengan hamparan pasir putih yang menyilaukan mata. Mona duduk di bibir pantai tepat ketika gulungan ombak datang menyambut, membiarkan riak-riak kecil air membasahi betisnya yang penuh lumpur kering.
Matahari meninggi namun Mona tak peduli teriknya yang membakar kulit. Ia juga tak peduli akan panasnya pasir yang membuat telapak kakinya melepuh. Cukuplah ia bersama Dennis, baginya itu lebih dari cukup.
“Gue suka laut ini,” komentar Mona jujur.
“Apalagi kalau senja. Laut ini jadi tempat paling romantis sedunia.”
“Senja di pantai itu!” Mona bergumam pelan layaknya bicara pada diri sendiri, “Beberapa minggu yang lalu kalimat itu selalu ada dipikiran gue. Awalnya gue nggak ngerti. Ternyata pantai ini adalah bagian dari hidup gue.”
“Mon—”
Mona berpaling.
“Ada yang mau gue omongin,” ucap Dennis tertunduk dalam, “Gue mau lo janji sama gue.”
“Janji?” Mona mengernyit. Entah kenapa mendadak perasaannya jadi tak enak.
“Apapun yang terjadi, gue nggak mau lo nyalahin diri sendiri.”
“Lo ngomong apaan sih?” seru Mona bingung. Menurutnya perkataan Dennis sudah mulai ngelantur.
“Mon, lo hilang ingatan, semua itu bukan salah lo,” kata Dennis masih dengan gumaman yang amat janggal, “Tapi yang paling penting, kecelakaan itu juga bukan salah lo.”
Mona menggeleng tak mengerti, “Gue nggak inget apa-apa, Den,” desisnya penuh tanda tanya.
“Suatu saat lo pasti inget semuanya. Butuh proses memang, tapi saatnya akan tiba.”
Cukup lama Mona memperhatikan Dennis, berharap menemukan keping masa lalunya di sana, “Jadi lo tau soal kecelakaan itu?”
Dennis diam. Ia terus menatap ke laut lepas dengan pandangan menerawang jauh. Dan ombak kembali berdebur, menyentuh kaki Mona.
“Den, lo denger gue kan?” rajuk Mona dengan tatapan memohon, “Gue pingin lo cerita tentang gue, tentang kita,” tapi Dennis tidak juga berkata sesuatu, membuat gadis itu melenguh sebal.
Mona merengut. Baru sekarang ia menyadari bahwa Dennis sungguh pribadi yang sulit dipahami. Tapi rasanya ia tahu kenapa Dennis tak mau mengatakan soal kecelakaan itu. Mungkin karena musibah itulah yang memisahkan dirinya dan Mona selama bertahun-tahun. Kecelakaan itu berhasil menggantung hubungan mereka sekian lama tanpa ada kepastian baik untuk Mona maupun Dennis.
“Den, gue boleh nggak pinjem bahu lo?” pinta Mona manja. Dan dia telah menyandarkan kepalanya saat Dennis membelai lembut rambutnya, “Gue ngantuk banget.”
“Just for you my princess,” sahut cowok itu meringis dan Mona senang Dennis kembali ceria seperti sedia kala.
***
“DEN, KOK LO NGGAK BANGUNIN GUE SIH!” Mona memekik dengan suara melengking yang mampu membangunkan orang sekampung.
Dennis melongo pasang tampang bego, “Emangnya lo pesen ke gue buat bangunin lo?”
“DENNIIIIISS!” Mona menggeram gemas, “Lo kan tau sendiri jam setengah dua ini kereta gue berangkat,” gerungnya frustasi dan ia nyaris terkena serangan jantung saat Sang Surya berubah menjadi merah menyala berlatar langit jingga keemasan.
“Apa iya lo bilang begitu?” Dennis terbengong dengan bloonnya menyebabkan Mona demikian dongkol.
“Ya udah, sekarang lo anterin gue pulang,” rutuk Mona jengkel. Sepanjang perjalanan, ia terus bersungut-sungut dan menggerundel tak jelas. Sedangkan Dennis tampak kelelahan mengayuh sepedanya dalam cahaya temaram senja.
“Bisa nggak sih lo lebih cepet lagi?” Mona yang masih ngambek menukas tajam.
“Lagian percuma, Mon. Ini tuh udah sore.”
“Gara-gara lo tau.”
“Marahnya dipending dulu dong.”
“Pending? Lo pikir mulut gue Hp?”
“Ya, bukannya gitu,” keluh Dennis dengan nada letih, “Gue capek nih. Masa lo nggak kasihan sama gue.”
“Nggak,” balas Mona sinis meski hati kecilnya tak tega melihat Dennis yang kian pucat, “Lagian lo juga sih. Coba kalo lo tadi bangunin gue, kan nggak kayak gini. Gue juga yang bakal kena semprot.”
Dan apa yang ditakutkan Mona pun terjadi. Setibanya di rumah Tante Linda, ia sudah ditodong Florence yang siap melancarkan omelannya.
“MONA, LO SADAR NGGAK SEKARANG INI JAM BERAPA?”
“Gue—” Mona sudah membuka mulutnya tapi ia segera mengurungkan niat. Ia tak pernah melihat Florence meledak seperti itu. Ia tahu apa yang dilakukannya hari ini memang sudah kelewat batas. Tapi itu bukanlah suatu kesengajaan. Sebenarnya ia sangat ingin bercerita soal Dennis dan juga pantai itu. Mungkin sekarang waktunya kurang tepat.
“Besok kan kita udah harus ke sekolah. Lo gimana sih, Mon,” bentak Florence habis kesabaran.
“Flo, jangan kasar gitu ah,” Tante Linda mencoba menengahi dan ia tersenyum menenangkan ke arah Mona yang merasa amat bersalah, “Kalian pulangnya besok aja. Nanti Tante kabari ayah kamu, Flo, biar dia yang memintakan ijin untuk kalian ke pihak sekolah.”
“Tapi bukan soal itu, Tante, Flo kecewa banget sama Mona,” seru cewek itu berapi-api.
Mona semakin tak enak hati. Ia memang telah mengacaukan segalanya, “Maafin gue, Flo.”
“Nggak papa, jangan sedih gitu dong,” hibur Tante Linda. Florence yang masih tampak berang mendengus kesal. Ia berbalik pergi dan menghempaskan dirinya keras-keras di sofa ruang keluarga.
Mona berjalan lunglai naik ke kamarnya, mengheningkan cipta. Benar apa kata Flo, ia telah sangat mengecewakan. Terlalu egois sampai menyalahkan Dennis atas kelalaiannya sendiri. Ia berbaring dengan mata tertutup, mengusir penat dan terlelap dalam tidur yang gelisah
***
Mona terbangun oleh suara ketukan pintu. Fajar belum juga bergerak dari peraduannya dan subuh baru menjelang. Mona menggeliat di kasurnya yang nyaman. Udara dingin membekukan segenap tulang dan persendiannya, “Masuk!” gumamnya dengan suara mengantuk. Ia meraba-raba meja di sebelahnya dan menyalakan saklar lampu. Seketika cahaya kekuningan memenuhi ruangan itu.
“Mon, udah bangun ya?”
Mona mengerjap-kerjapkan mata untuk melihat lebih jelas. Tampak olehnya Florence yang menempatkan diri di sebelahnya, “Oh lo, Flo,” sahutnya berusaha bangkit dan duduk, “Lo—nggak marah lagi kan—sama gue?” tanyanya takut-takut, “Sori banget ya, Flo.”
Di luar dugaan, Florence tiba-tiba memeluknya dan Mona hanya bisa terpaku—kaget.
“Nggak,” ucap Florence lirih, “Tadinya gue pikir lo emang keterlaluan. Lo yang bikin kita ketinggalan kereta. Tapi karena hal itu gue justru berterima kasih sama lo.”
Mona tercenung. Sesaat ia mengira dirinya telah salah dengar, “Berterima kasih?”
“Iya,” Florence melepaskan pelukannya dengan mata yang telah berkabut.
“Maksud lo?” Mona mengetuk-ketuk kepalanya sendiri dengan bingung. Ia merasa sebagian nyawanya masih tertinggal di alam mimpi.
“Gue bersyukur kemarin kita nggak jadi balik ke Jakarta.”
“Aduh, gue nggak ngerti deh,” erang Mona masih nggak nyambung juga kemana arah pembicaraan Florence, “Lo kesel banget ke gue karena gue pulang kesorean dan sekarang—”
“Mon,” Florence menatap sahabatnya lekat-lekat, gemetar, “Kereta itu—kereta yang seharusnya bawa kita pulang—mengalami kecelakaan.”
Mona membeku. Hatinya mencelos hingga ia tak bisa memahami apa yang diucapkan Florence.
“Hampir semua penumpang di kereta itu meninggal, Mon,” lanjut Florence dengan suara berat, “Gue nggak bisa ngebayangin kalo aja kemarin kita jadi pergi, mungkin juga kita ikut tewas dalam kecelakaan itu.”
Mona menggigil. Ia tidak tahu apakah harus senang ataukah sedih. Tapi sesuatu yang tajam mengusik kalbunya. Sesuatu yang tak bisa dijelaskan secara logika. Dennis mengajaknya ke pantai itu dan membuatnya lupa waktu. Mungkinkah ini cuma kebetulan semata? Kebetulan yang telah menyelamatkan nyawa Mona dan Florence. Entah kenapa Mona merasa ada black list dalam masa lalunya. Dan sosok Dennis yang amat misterius bagi Mona.

Dasar-Dasar Komunikasi dan Ketrampilan Dasar Mengajar

Keterampilan dasar mengajar merupakan salah satu komponen dalam pembentukan kemampuan profesional seorang pengajar. Seorang dosen yang profesional akan mampu mendemonstrasikan berbagai keterampilan dasar mengajar secara utuh dan terintegrasi dalam kegiatan belajar-mengajar yang dikelolanya. Penguasaan terhadap berbagai keterampilan dasar mengajar akan memungkinkan seorang dosen mengatasi berbagai masalah yang muncul dalam kegiatan belajar-mengajar, sehingga kegiatan belajar-mengajar dapat berlangsung secara lebih efektif. Oleh karena itu, seorang dosen yang ingin berhasil dalam menjalankan tugasnya sebagai seorang pengajar/pendidik seyogianya menguasai dengan baik keterampilan dasar mengajar tersebut.
Tujuan yang ingin dicapai oleh tulisan ini adalah agar para dosen dapat:
a. menjelaskan hakikat komunikasi;
b. menjelaskan proses terjadinya komunikasi;
c. menjelaskan syarat-syarat terjadinya komunikasi;
d. melakukan komunikasi antar pribadi secara efektif;
e. melakukan komunikasi dengan mahasiswa;
f. menjelaskan peranan keterampilan dasar mengajar dalam pembentukan kemampuan profesional seorang pengajar;
g. menjelaskan komponen-komponen dari 8 jenis keterampilan dasar mengajar, serta
h. menerapkan keterampilan dasar mengajar dalam kegiatan belajar-mengajar.
Agar tujuan diatas dapat dicapai, para dosen diharapkan membaca uraian secara cermat serta mencobakan/berlatih menguasai keterampilan yang sedang dipelajari.
Dasar-dasar Komunikasi
Hakikat Komunikasi
1. Pengertian
Secara harfiah, komunikasi berarti hubungan, sedangkan berkomunikasi dapat diartikan berhubungan. Dalam kata berkomunikasi tersirat adanya interaksi, yang terjadi minimal antara dua pihak. Interaksi atau komunikasi itu terjadi karena
ada sesuatu, yang dapat berupa informasi atau pesan yang ingin disampaikan. Oleh karena itu, definisi komunikasi biasanya mencakup pihak yang berkomunikasi dan sesuatu yang dikomunikasikan. Tekanan yanq diberikan pada setiap aspek menimbulkan adanya perbedaan/variasi pada definisi komunikasi. Sehubungan dengan itu, komunikasi dapat didefinisikan dengan berbagai cara, antara lain seperti berikut ;
a. Komunikasi dapat dipandang sebagai proses penyampaian informasi. Dalam pengertian ini, keberhasilan komunikasi sangat tergantung dari penguasan materi dan pengaturan cara-cara penyampaiannya; sedangkan pengirim dan penerima pesan bukan merupakan komponen yang menentukan.
b. Komunikasi adalah proses penyampaian gagasan dari seorang kepada orang lain, pengertian ini secara implisit menempatkan pengirim pesan sebagai penentu utama keberhasilan, sedangkan penerima pesan dianggap objek yang pasif.
c. Komunikasi diartikan sebagai proses penciptaan arti terhadap gagasan atau ide yang disampaikan. Pengertian ini memberikan pesan yang seimbang antara pengirim pesan, pesan yang disampaikan, dan penerima pesan, yang merupakan 3 komponen utama dalam proses komunikasi. Pesan dapat disimpulkan dengan berbagai media, namun pesan itu hanya punya arti jika pengirim dan penerima nesan berusaha menciptakan arti tersebut.
(Wiryawan & Noorhadi, Th. 1990)
2. Proses Komunikasi
Komunikasi adalah suatu proses, bukan hal yang statis. Implikasi dari hal ini adalah bahwa komunikasi memerlukan tempat, dinamis, menghasilkan perubahan dalam usaha mencapai hasil, melibatkan interaksi bersama, serta melibatkan suatu kelompok.
Pengirim pesan melakukan encode, yaitu memformulasikan pesan yang akan disampaikannya dalam bentuk code yang sedapat mungkin dapat ditafsirkan oleh penerima pesan. Misalnya, pramuka menggunakan bahasa isyarat/morse, sebagai code, atau penjaga pintu kereta menggunakan bendera merah sebagai code. Penerima pesan kemudian menafsirkan atau men-decode code yang disampaikan oleh pengirim pesan. Berhasil tidaknya komunikasi atau tercapai tidaknya tujuan komunikasi tergantung dari ketiga komponen tersebut.
Dilihat dari prosesnya, komunikasi dapat dibedakan atas komunikasi verbal dan komunikasi nonverbal. Komunikasi verbal adalah komunikasi dengan menggunakan bahasa, baik bahasa tulis maupun bahasa lisan. Sedangkan komunikasi nonverbal adalah komunikasi yang menggunakan isyarat, gerak gerik, gambar, lambang, mimik muka, dan lain sebagainya.
3. Syarat-Syarat Keberhasilan Komunikasi
Ketercapaian tujuan komunikasi merupakan keberhasilan komunikasi. Keberhasilan ini tergantung dari berbagai faktor sebagai berikut:
a. Komunikator (Pengirim Pesan)
Komunikator merupakan sumber dan pengirim pesan. Kepercayaan penerima pesan pada komunikator serta keterampilan komunikator dalam melakukan komunikasi menentukan keberhasilan komunikasi.
b. Pesan yang Disampaikan
Keberhasilan komunikasi tergantung dari:
1) daya tarik pesan itu sendiri,
2) kesesuaian pesan dengan kebutuhan penerima pesan,
3) lingkup pengalaman yang sama (area of shared experience) antara pengirim dan penerima pesan tentang pesan tersebut, serta
4) peran pesan dalam memenuhi kebutuhan penerima pesan.
c. Komunikan (Penerima Pesan)
Keberhasilan komunikasi tergantung dan:
1) kemampuan komunikan menafsirkan pesan,
2) komunikan sadar bahwa pesan yang diterima memenuhi kebutuhannya.
3) penelitian komunikan terhadap pesan yang diterima.
d. Konteks
Komunikasi berlangsung dalam setting atau lingkungan tertentu. Lingkungan yang kondusif (nyaman, menyenangkan, aman, menantang) sangat menunjang keberhasilan komunikasi.
e. Sistem Penyampaian
Sistem penyampaian pesan berkaitan dengan metode dan media. Metode dan media yang sesuai dengan berbagai jenis indera penerima pesan yang kondisinya berbeda-beda akan sangat menunjang keberhasilan komunikasi.
Komunikasi Antar Pribadi
1. Definisi
Secara umum komunikasi antar pribadi dapat didefinisikan sebagai komunikasi yang berlangsung secara informal antara dua orang individu. Dengan perkataan lain, komunikasi jenis ini dapat dikatakan berlangsung dan hati ke hati karena antara kedua individu yang berkomunikasi tersebut terdapat hubungan saling mempercayai. Komunikasi secara pribadi dapat terjadi dalam berbagai situasi dan tempat. la dapat muncul ketika seorang pramuwisata melayani seorang wisatawan, seorang pedagang melayani pembeli, seorang ibu dengan anaknya, atau antara seorang guru dengan muridnya.
Komunikasi antar pribadi akan berlangsung secara efektif, jika pihak yang berkomunikasi menguasai keterampilan berkomunikasi antar pribadi. Keterampilan ini sebenamya secara tidak sengaja telah dilatihkan melaiui pengalaman dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, ketika seorang anak mengadu kepada ibunya, si ibu dengan penuh rasa kasih sayang membelai anaknya, mendengarkan dengan penuh perhatian, mengulangi bagian tertentu dari pembicaraan anaknya, atau mengajukan pertanyaan yang dianggapnya sesuai. Demikian pula seorang petugas supermarket akan mendengarkan dengan seksama pertanyaan pembelinya, atau seorang perawat menunjukkan rasa simpati yang dalam pada pasien yang sedang dirawatnya.
2. Komunikasi Antar Pribadi dalam Kegiatan Belajar-Mengajar
Dalam kegiatan belajar mengajar, komunikasi antar pribadi merupakan peristiwa yang seharusnya muncul setiap saat. Komunikasi jenis ini dapat terjadi antara dosen dengan mahasiswa, atau antara mahasiswa dengan mahasiswa. Keefektifan komunikasi tersebut seperti sudah disiratkan di atas sebenarnya sangat tergantung dari kedua belah pihak yang berkomunikasi. Namun, karena dosen yang memegang kendali kelas, maka tanggung jawab terjadinya komunikasi antar pribadi yang sehat dan efektif terletak pada tangan dosen. Keberhasilan dosen mengemban tanggung jawab tersebut sangat tergantung dari keterampilan dosen di dalam melakukan komunikasi ini. Dalam kehidupan persekolahan, tidak jarang terjadi siswa tidak mau pergi ke sekolah karena merasa tidak diperhatikan oleh gurunya, ataupun perkelahian muncul karena para siswa merasa diperlakukan tidak adil. Tidak jarang terjadi pula para siswa yang sangat hormat dan kagum pada gurunya karena merasa mendapat perhatian penuh dari gurunya. Oleh karena itu, keterampilan berkomunikasi antar pribadi mutlak perlu dikuasai oleh dosen.
3. Komponen Keterampilan Berkomunikasi Antar Pribadi
Sokolove dan Sadker (1977) merinci keterampilan berkomunikasi antar pribadi menjadi 3 kelompok sebagai berikut.
a. Kemampuan untuk Mengungkapkan Perasaan Mahasiswa
Kemampuan ini berkaitan dengan penciptaan iklim yang positif dalam kegiatan belajar, yang memungkinkan mahasiswa mau mengungkapkan perasaan atau masalah yang dihadapinya tanpa merasa dipaksa atau dipojokkan. iklim yang demikian ini dapat ditumbuhkan dosen dengan 2 cara, yaitu menunjukkan sikap memperhatikan (attending behavior) dan mendengarkan dengan aktif (active listening). Dalam usaha menumbuhkan iklim ini, dosen perlu bersikap:
1) memberi dorongan, bukan bermusuhan,
2) bertanya, bukan menghakimi, serta
3) fleksibel (luwes), bukan terstruktur.
Sikap memperhatikan dapat ditunjukkan dengan berbagai cara seperti mengadakan kontak pandang, mimik muka maupun gerakan tubuh, mengucapkan kata-kata singkat misalnya ya, benar, yang semuanya ini menunjukkan bahwa dosen sedang mendengarkan mahasiswa yang berbicara. Secara singkat dapat dikatakan bahwa sikap memperhatikan yang efektif dapat ditunjukkan dengan dua cara. Yaitu isyarat nonverbal (kontak pandang, mimik muka, sikap tubuh yang rileks, atau gerak mendekati) serta isyarat verbal (diam/kesenyapan sejenak, kata-kata/komentar singkat, atau kesimpulan singkat). Tentulah sangat menyakitkan bagi mahasiswa jika ketika mereka berbicara kepada dosen, dosen memandang ke tempat lain dan sama sekali tidak menunjukkan adanya perhatian pada pembicaraan mahasiswa.
b. Kemampuan Menjelaskan Perasaan yang Diungkapkan Mahasiswa
Bila mahasiswa sudah bebas mengungkapkan perasaan/masalah yang dihadapinya, tugas dosen kini adalah membantu mahasiswa untuk mengklarifikasi ungkapan perasaan tersebut. Untuk ini, dosen perlu menguasai dua jenis keterampilan, yaitu merefleksikan dan mengajukan pertanyaan inventori. Tindakan merefleksikan dapat disamakan dengan dosen menaruh cermin di hadapan mahasiswa sehingga mahasiswa dapat melihat kembali apa yang dilakukan atau diucapkannya. Dalam hal ini, dosen dapat mengulangi kembali ucapan mahasiswa atau memberikan balikan. Sebagaimana yang disebutkan Carl Rogers, mahasiswa yang melihat sendiri sikap yang ditampilkannya, kebingungannya, atau perasaannya diekspresikan secara akurat oleh orang lain, akan mulai merintis jalan untuk menerima keadaan tersebut. Agar dapat merefleksikan ungkapan perasaan mahasiswa secara efektif, dosen perlu mengingat hai-hal berikut:
1) Hindari prasangka terhadap pembicara atau topik yang dibicarakan.
2) Perhatikan dengan cermat semua pesan verbal/nonverbal dan pembicara.
3) Lihat, dengarkan, dan rekam dalam hati kata-kata/perilaku khas yang diperlihatkan oleh pembicara.
4) Bedakan/simpulkan kata-kata/pesan yang bersifat emosional.
5) Beri tanggapan pada mahasiswa dengan cara memparaphrase kata-kata yang diucapkan, menggambarkan perilaku khusus yang diperlihatkan, dan tanggapan mengenai kedua hal tersebut.
6) Jaga nada suara, jangan sampai berteriak, menghakimi, atau seperti memusuhi.
7) Minta klarifikasi apakah yang dikatakan pada nomor 5 itu benar demikian.
Dalam kaitan ini, pertanyaan inventori dapat didefinisikan sebagai pertanyaan yang menyebabkan orang melacak pikiran, perasaan, dan perbuatannya sendiri, serta menilai kefektifan dari perbuatan tersebut Menurut pangamat psikologi humanistik, manusia yang sehat dan matang mampu menilai perasaannya sendiri, menentukan tingkat produktivitasnya, dan kemudian berdasarkan kedua hal itu, memodifikasi perilakunya.
Pertanyaan inventori dapat digolongkan menjadi 3 jenis, yaitu:
1) Pertanyaan yang menuntut siswa untuk mengungkapkan perasaan dan pikirannya, contoh: Bagaimana perasaan Anda? Ceritakan apa yang Anda alami!
2) Pertanyaan yang menggiring siswa/mahasiswa untuk mengidentifikasi pola-pola perasaan, pikiran, dan perbuatannya. Contoh: Bagaimana biasanya reaksi Anda dalam situasi seperti ini? Kondisi apa yang menyebabkan Anda bereaksi seperti itu?
3) Pertanyaan yang menggiring mahasiswa untuk mengidentifikasi konsekuensi/akibat dari perasaan, pikiran, dan perbuatannya. Contoh: Apa yang terjadi Kalau Anda bereaksi seperti itu? Apa akibat respons yang Anda berikan tersebut bagi Anda sendiri? Bagaimana perasaan Anda setelah perilaku itu Anda tunjukkan?
c. Mendorong Mahasiswa untuk Memilih Perilaku Alternatif.
Kemampuan ini meliputi hal-hal berikut
1) Kemampuan mencari/mengembangkan berbagai perilaku alternatif yang sesuai.
2) Kemampuan melatih perilaku alternatif serta merasakan apa yg dihayati mahasiswa dengan perilaku tersebut.
3) Menerima balikan dari orang lain tentang keefektifan setiap perilaku alternatif.
4) Meramalkan konsekuensi jangka pendek dan jangka panjang dari setiap perilaku alternatif.
5) Memilih perilaku alternatif yang paling sesuai den­gan kebutuhan pribadi mahasiswa.
d. Komunikasi Dosen dan Mahasiswa
Salah satu tugas dosen yang utama dalam mengajar adalah menciptakan iklim belajar yang kondusif. Pada dasamya, dalam suatu interaksi, iklim yang muncul diciptakan oleh kedua belah pihak, dalam hal ini oleh dosen dan mahasiswa. Namun, sebagai pengendali dalam kegiatan belajar-mengajar yang sedang berlangsung, dosen bertanggung jawab atas pengorganisasian kegiatan, waktu, fasilitas, dan segala sumber yang dimaniaatkan dalam kelas. Oleh karena itu, terciptanya iklim yang kondusif tersebut sangat tergantung dari dosen.
Untuk menciptakan iklim yang kondusif tersebut, W.R. Houston dkk. (1990), menyarankan pentingnya pengkomunikasian harapan (expectation), dari dosen kepada mahasiswa.
Setiap mahasiswa yang berada di kelas harus sadar akan hal-hal yang diharapkan dari mereka. Misalnya mereka harus tahu bahwa jika dosen sedang menerangkan sesuatu, mereka harus memperhatikan dengan cermat, dan kemudian mengemukakan pendapat mereka jika ada hal yang perlu ditanyakan.
Harapan tercermin dari apa yang dikerjakan dan dibuat oleh dosen dan mahasiswa. Harapan dapat terdiri dan berbaga; hal seperti:
1) tugas-tugas yang jelas diketehui oleh setiap mahasiswa,
2) pembagian waktu yang jelas untuk mengerjakan setiap tugas,
3) perilaku yang semestinya ditunjukkan oleh mahasiswa dalam menyelesaikan tugas-tugas, atau
4) cara pemberian balikan untuk setiap tugas.
Harapan bukan merupakan sesuatu yang unik dalam profesi dosen. Di bidang profesi lain harapan ini selalu ada. Misalnya, bila kita memasuki tempat praktik seorang dokter, kita mengharapkan layanan yang ramah dari perawat, ruang tunggu yeng bersih, serta periakuan yang adil. Demikian juga halnya dengan seorang mahasiswa yang memasuki kelas untuk mengikuti kuliah. la akan mengharapkan banyak hal, seperti pengajar yang berwibawa dan kompeten, rasa aman, aturan kelas yang jelas, atau hubungan sosial yang baik sesama mahasiswa. Untuk memenuhi harapan tersebut, hal-hal berikut perlu diperhatikan oleh dosen.
1) Tujuan
Nyatakan tujuan/arah kegiatan pada aval kuliah. Pengkomunikasian persyaratan mata kuliah yang mencakup garis besar kegiatan dan persyaratan yang harus dipenuhi untuk bisa lulus dari mata kuliah tersebut merupakan salah satu cara untuk membuat para mahasiswa sadar akan tujuan yang dicapai dan persyaiatan utjtuk mencapainya.
2) Respek (Rasa Marmot)
Rasa honest mahasiswa terhadap dosen dapat ditumbuhkan dengan cara menunjukkan lebih dahulu rasa respek dosen terhadap mahasiswa. Rasa saling menghormati antara dosen dan mahasiswa perlu dipelihara kartaa hal ini akan menumbuhkan lingkungan belajar yang sehat
3) Keteraturan
Aturan kelas yang jelas, seperti tidak boleh merokok selama mengikuti kuliah, cara mengajukan pertanyaan yang sopan, atau batas waktu penyerahan paper yang jelas, akan membuat keteraturan dan rasa aman dalam kelas.
4) BerlakuAdil
Periakuan yang adil yang ditunjukkan oleh dosen terhadap mahasiswa, terutama yang berkaitan dengan aturan dan persyaraten mata kuliah yang telah disepakati sebelumnya, akan membantu menumbuhkan iklim kerja yang positif.
5) Rasa Aman
Menjaga rasa aman para mahasiswa dengan mencegah terjadinya kekacauan merupakan tantangan berat bagi dosen-dosen muda yang belum berpengalaman. Ketegasan, ketepatan, dan kecepatan bertindak merupakan salah satu kunci dalam mencegah terjadinya hal-hal yang menghilangkan rasa aman mahasiswa.
6) Penuh Perhatian (Caring)
Perhatian dosen terhadap para mahasiswa, baik melalui kontak pandang, senyuman, maupun kata-kata yang wajar, akan membantu menumbuhkan iklim kelas yang kondusif, dan memenuhi harapan mahasiswa.
Sebagaimana halnya dengan jenis komunikasi secara umum, komunikasi antara dosen dan mahasiswa dapat dilakukan secara verbal maupun nonverbal. Kedua jenis komunikasi ini cukup efektif jika syarat-syarat terjadinya komunikasi terpenuhi.
Keterampilan Dasar Mengajar
Keterampilan Mengajar yang Bersifat Generik
Mengajar adalah perbuatan yang kompleks yang merupakan pengintegrasian secara utuh berbagai komponen kemampuan. Komponen kemampuan tersebut berupa pengetahuan, keterampilan, serta sikap dan nilai, sebagian telah dibentuk secara bertahap sejak awal mulainya pelatihan ini. Penyajian prinsip-prinsip belajar, berbagai teori dan strategi mengajar, rancangan instruksional, serta evaluasi instruksional adalah merupakan contoh pembentukan kemampuan tersebut.
Setelah dosen pemula dianggap menguasai materi dan sistem penyampaian, tiba saatnya untuk berlatih menguasai keterampilan dasar mengajar, yaitu keterampilan yang bersifat generik yang harus dikuasai oleh semua guru atau dosen, terlepas dari tingkat kelas dan bidang studi yang diajarkannya.
Keterampilan dasar mengajar merupakan keterampilan yang kompleks pula, yang pada dasamya merupakan pengintegrasian utuh dari berbagai keterampilan yang jumlahnya sangat banyak. Di antara keterampilan yang sangat banyak tersebut, menurut hasil penelitian (Tumey, 1973) terdapat 8 keterampilan dasar mengajar yang dianggap sangat berperan dalam keberhasilan kegiatan beiajar mengajar. Kedelapan keterampilan tersebut adalah keterampilan:
1. bertanya,
2. memberi penguatan,
3. mengadakan variasi,
4. menjelaskan,
5. membuka dan menutup pelajaran,
6. membimbing diskusi kelompok kecil,
7. mengelola kelas, serta
8. mengajar kelompok kecil dan individual.
Perlu ditekankan bahwa hanya untuk tujuan latihon, keterampilan yang kompleks tersebut dapat dipilah-pilah menjadi 8 keterampilan dasar mengajar seperti tersebut di atas, sehingga masing-masing dapat dilatihkan secara terpisah. Namun, ketika dosen menggunakan/menerapkan keterampilan ini di dalam kelas, ia harus mampu menampilkan secara utuh dan terintegrasi. Penguasaan terhadap setiap keterampilan tidak berarti penguasaan dalam mengintegrasikannya secara utuh. Dengan demikian, latihan mengintegrasikan keterampilan itu secara utuh perlu dilakukan.
Cara Menguasai Keterampilan Dasar Mengajar
Untuk menguasai keterampilan dasar mengajar para dosen pemula perlu mengikuti langkah-langkah berikut.
1. Memahami Hakikat, Prinsip, dan Komponen Keterampilan yang Dapat Dilakukan dengan Berbagai Cara, antara lain:
a. membaca dan mendiskusikan setiap jenis keterampilan,
b. mengenal komponen-komponen keterampilan melalui: skrip mengajar yang tersedia dan pengamatan episode mengajar, baik dalam situasi yang sebenamya maupun dalam situasi buatan, dan dapat secara langsung, ataupun melalui video.
2. Penerapan Keterampilan dalam Bentuk Pengajaran Mikro.
Latihan penguasaan keterampilan secara terpisah dilakukan dalam bentuk Pengajaran Mikro. Pengajaran Miktu adalah pengajaran biasa yang ukurannya diperkecil, sehingga memperlihatkan ciri-ciri sebagai berikut:
Tujuan pengajaran : terbatas (1-2 tujuan)
Tujuan latihan : penguasaan satu keterampilan
Materi pelajaran : terbatas (yang dapat disajikan dalam waktu
10 - 20 menit).
Jumlah mahasiswa : 5 – 10 orang
Waktu : 10 – 20 menit
Pengajaran Mikro dapat dilakukan dalam bentuk sebenarnya, yaitu dengar menggunakan mahasiswa sebenamya sebagai murid, dan dapat juga dilakukan dalam bentuk simulasi, yaitu dengan menggunakan teman sendiri sebagai mahasiswa (peer-teaching).
Akhirnya perlu ditekankan, bahwa dalam latihan penguasaan satu keterampilan dosen juga menggunakan keterampilan lain, hanya tekanannya pada pendemonstrasian penguasaan satu keterampilan.
3. Penerapan Keterampilan dalam Praktek Mengajar.
Setelah melakukan latihan penguasaan keterampilan dalam bentuk Pengajaran Mikro, dosen pemula kini meningkatkan latihannya dengan beriatih menerapkan keterampilan ini dalam Praktek Mengajar. Seyogyanya dalam hal ini dosen pemula dibimbing oleh dosen senior, sehingga setiap akhir latihan dapat diadakan diskusi balikan. Dosen pemula dapat juga dibantu oleh dosen pemula lain ysng bertindak sebagai pengamat.
Dengan tahap-tahap latihan separti tersebut di atas, diharapkan para dosen pemula akan menguasai kedelapan keterampilan dasar mengajar sehingga dapat diterapkan dalam melakukan tugasnya sehari-hari di depan kelas.
Uraian Singkat Delapan Keterampilan Dasar Mengajar
Setiap keterampilan dasar mengajar mempunyai komponen dan prinsip penggunaan tersendiri. Berikut ini diuraikan secara singkat komponen dan prinsip penggunaan setiap keterampilan, yang disarikan dari Seri Panduan Pengajaran Mikro No. 1 s.d. 8 yang diterbitkan oleh Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan, Jakarta, 1984, dengan editor T. Raka Joni.
Keterampilan Bertanya
Keterampilan bertanya sangat perlu dikuasai oleh dosen karena hampir pada setiap kegiatan belajar-mengajar dosen rnengajukan pertanyaan, dan kualitas pertanyaan dosen menentukan kualitas jawaban mahasiswa.
Dengan pertanyaan dosen dapat mengaktifkan mahasiswa sehingga terlibat optimal dalam pembeiajaran, di samping dapat mengecek pemahaman mahasiswa terhadap materi yang sedang dibahas. Keterlibatan ini akan mampu meningkatkan motivasi mahasiswa untuk belajar karena ia merasa ikut berperan dalam pembeiajaran. Perlu ditekankan, bahwa dalam konteks ini, yang dimaksud dengan pertanyaan adalah semua pemyataan dosen (tidak terbatas pada kalimat tanya) yang meminta respon dari mahasiswa. Dengan demikian, kalimat perintah dan kalimat tanya, dalam konteks ini, termasuk ke dalam jenis pertanyaan.
Keterampilan bertanya dapat dibagi menjadi dua kelompok sebagai berikut :
a. Keterampilan bertanya dasar yang terdiri dari komponen-komponen berikut
1) Pengungkapan pertanyaan secara jelas dan singkat, sehingga mudah dipahami oleh mahasiswa.
2) Pemberian acuan, yaitu informasi yang diberikan sebelum rnengajukan pertanyaan. Informasi ini diperlukan untuk menjawab pertanyaan.
3) Pemusatan perhatian. Kadang-kadang dosen periu memulai pertanyaan dengan cslrapan yang luas, kemudian memusatkan perhatian mahasiswa pada satu tugas yang lebih sempit
4) Penyebaran pertanyaan. Pertanyaan yang diajukan dosen, hendaknya ditujukan ke seluruh kelas, bukan kepada mahasiswa tertentu. Setelah memberikan waktu berpikir sejenak, barulah dosen menunjuk secara acak mahasiswa lain untuk menanggapi jawaban temannya.
5) Pemindahan giliran. Satu pertanyaan yang kompleks dapat dijawab oleh bsberapa mahasiswa, sehingga semua aktif memikirkan pertanyaan yang diberikan.
6) Pemberian waktu berpikir. Setelah rnengajukan pertanyaan, dosen hendaknya memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk berpikir, sebelum meminta jawaban.
7) Pemberian tuntunan. Jika pertanyaan dosen tidak dapat dijavvab oleh mahasiswa, dosen hendaknya memberi tuntunan. Tuntunan dapat diberikan dengan cara:
a) mengungkapkan pertanyaan dengan cara lain;
b) menyederhanakan pertanyaan; dan
c) mengulangi penjelasan (acuan) sebelumnya.
b. Keterampilan bertanya lanjut yang terdiri dari komponen-kornponen berikut:
1) Mengubah tuntutan tingkat kognitif dalam menjawab pertanyaan, yaitu dari tingkatan yang paling rendah (mengingat) ke tingkat yang lebih tinggi seperti memahami, menerapkan, menganalisis, mensintesis, dan mengevaluasi.
2) Pengaturan urutan pertanyaan, yaitu mulai can pertanyaan yang paling sederhana diikuti dengan yang agak kompleks, sampai kepada pertanyaan yang paling kompleks.
3) Penggunaan pertanyaan pelacak dengan berbagai teknik seperti:
a) klarifikasi, yaitu meminta penjelasan lebih lanjut atas jawaban mahasiswa,
b) meminta mahasiswa memberi alasan atas jawabannya,
c) meminta kesepakatan pandangan dari mahasiswa lain,
d) meminta ketepatan jawaban,
e) meminta jawaban yang lebih relevan,
f) meminta contoh,
g) meminta jawaban yang lebih kompleks.
4) Peningkatan terjadinya interaksi, dengan cara meminta mahasiswa lain memberi jawaban atas pertanyaan yang sama.
Dalam menerapkan keterampilan bertanya, dosen pedu menghindari kebiasaan berikut:
Mengulangi pertanyaan sendiri atau mengulangi jawaban mahasiswa.
Menjawab pertanyaan sendiri.
Menunjuk dulu sebelum bertanya.
Mengajukan pertanyaan yang mengundang jawaban serempak.
Mengajukan pertanyaan ganda.
Jika seluruh keterampilan di atas dikuasai dosen, maka ia akan mampu bertanya secara efektif, sehingga dapat meningkatkan keterlibatan mahasiswa dalam pembelajaran, yang sekaligus berarti maningkatkan keefektifan pembelajaran.
Keterampilan Memberi Penguatan
Penguatan adalah respon terhadap suatu tingkah laku yang dapat meningkatkan kemungkinan berulangnya kembali tingkah laku tersebut. Seorang dosen perlu menguasai keterampilan memberikan penguatan karena penguatan merupakan dorongan bagi mahasiswa untuk meningkatkan penampilannya, serta dapat meningkatkan perhatian.
Penguatan dapat diberikan dalam bentuk:
a. Verbal, yaitu berupa kata-kata/kalimat pujian. seperti bagus, tepat sekali, atau "saya puas akan pekerjaanmu".
b. Nonverbal, yaitu berupa:
1) gerak mendekati,
2) mimik dan gerakan badan,
3) sentuhan,
4) kegiatan yang menyenangkan, serta
5) token (simbol atau benda kecil lain).
Dalam memberikan penguatan, dosen perlu memperhatikan hal-hal berikut.
a. Penguatan hams diberikan dengan hangat dan antusias sehingga peserta dapat merasakan kehangatan tersebut.
b. Penguatan yang diberikan harus bermakna, yaitu sesuai dengan perilaku yang diberi penguatan.
c. Hindarkan respon negatif terhadap jawaban peserta.
d. Peserta yang diberikan penguatan harus jelas (sebutkan namanya, atau tujukan pandangan kepadanya).
e. Penguatan dapat juga diberikan kepada kelompok peserta tertentu.
f. Agar menjadi lebih efektif, penguatan harus diberikan segera setelah perilaku yang baik ditunjukkan.
g. Jenis penguatan yang diberikan hendaknya bervariasi.
Keterampilan Mengadakan Variasi
Kehidupan akan menjadi lebih menarik jika dijalani dengan penuh variasi. Variasi dalam kegiatan belajar-mengajar adalah perubahan dalam proses kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan motivasi para mahasiswa, serta mengurangi kejenuhan dan kebosanan.
Variasi dalam kegiatan belajar-mengajar dapat dikelompokkan menjadi 3 bagian.
a. Variasi dalam gaya mengajar, yang dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti:
1) variasi suara: rendah, tinggi, besar, kecil,
2) memusatkan perhatan,
3) membuat kesenyapan sejenak,
4) mengadakan kontak pandang,
5) variasi gerakan badan dan mimik, dan
6) mengubah posisi, misalnya dari depan kelas ke tengah atau ke belakang kelas.
b. Variasi dalam penggunaan media dan bahan pelajaran, yang meliputi:
1) variasi alat dan bahan yang dapat dilihat,
2) variasi alat dan bahan yang dapat didengar, serta
3) variasi alat dan bahan yang dapat diraba dan dimanipulasi.
c. Variasi dalam Pola Interaksi dan Kegiatan
Pola interaksi dapat berbentuk: klasikal, kelompok, dan perorangan sesuai dengan keperluan, sedangkan variasi kegiatan dapat berupa mendengarkan informasi, menelaah materi, diskusi, latihan. atau demonstrasi.
Variasi yang dilakukan dosen hendaknya sesuai dengan kondisi kelas, lancar, dan logis, sehingga tidak mengganggu alur pembelajaran yang sedang berlangsung. Tegasnya, setiap variasi harus mempunyai tujuan/sasaran yang jelas, dan bukan dilakukan hanya untuk tujuan variasi.
Keterampilan Menjelaskan
a. Pengertian dan Tujuan
Dalam kaitan dengan kegiatan belajar-mengajar, atau pelatihan, menjelaskan berarti mengorganisasikan materi pelajaran dalam tata urutan yang terencana secara sistematis, sehingga dengan mudah dapat dipahami oleh mahasiswa. Dan definisi ini dapat dipahami bahwa keterampilan menjelaskan mutlak perlu dimiliki oleh para dosen. Kegiatan menjelaskan bertujuan untuk:
1. membimbing mahasiswa memahami berbagai konsep, hukum, prinsip, atau prosedur,
2. membimbing mahasiswa menjawab pertanyaan mengapa secara bernalar,
3. melibatkan mahasiswa untuk berfikir,
4. mendapatkan balikan mengenai pemahaman mahasiswa, serta
5. menolong mahasiswa menghayati berbagai proses penalaran.
b. Komponen Keterampilan
Keterampilan menjelaskan terdiri dan berbagai komponen sebagai berikut.
Komponen merencanakan penjelasan, rnencakup:
a) isi pesan (pokok-pokok materi) yang dipilih dan disusun secara sistematis disertai dengan contoh-contoh, dan
b) hal-hal yang berkaitan dengan karakteristik penerima pesan (mahasiswa).
Ketika merencanakan isi pesan (pokok-pokok materi), karakteristik mahasiswa haruslah dipertimbangkan, sehingga materi mudah dicerna. Misalnya, penggunaan istilah/bahasa dan tingkat kesukaran materi haruslah disesuaikan dengan karakteristik mahasiswa.
Komponen menyajikan penjelasan, yang mencakup hal-hal berikufc
a) Kejelasan, yang dapat dicapai dengan berbagai cara seperti:
1) bahasa yang jelas,
2) berbicara yang lancar,
3) mendefinisikan istilah-istilah teknis, dan
4) berhenti sejenak untuk melihat respon mahasiswa terhadap penjelasan dosen.
b) Penggunaan contoh dan ilustrasi, yang dapat mengikuti pola induktif atau pola deduktif.
c) Pemberian tekanan pada bagian-bagian yang penting dengan cara: penekanan suara, membuat ikhtisar, atau mengemukakan tajuan.
d) Balikan tentang penjelasan yang disajikan dengan melihat mimik mahasiswa atau mengajukan pertanyaan.
c. Prinsip Penggunaan
Dalam menerapkan keterampilan menjelaskan, perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut.
1) Penjelasan dapat diberikan pada awal, tengah, ataupun akhir pelajaran sesuai dengan keperluan.
2) Penjelasan harus relevan dengan tujuan.
3) Materi yang dijelaskan harus bermakna.
4) Penjelasan yang diberikan sesuai dengin kanompuan dan latar belakang mahasiswa.
Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran
a. Pengertian dan Tujuan
Membuka pelajaran adalah kegiatan yang dilakukan oleh dosen untuk menciptakan suasana siap mental dan penuh perhatian pada diri mahasiswa. Sedangkan menutup pelajaran adalah kegiatan yang dilakukan guru/dosen untuk mengakhiri kegiatan inti pelajaran. Tujuan kegiatan membuka dan menutup pelajaran adalah:
1. membangkitkan motivasi dan perhatian,
2. membuat mahasiswa memahami batas tugasnya,
3. membantu mahasiswa memahami hubungan berbagai materi yang disajikan, dan
4. membantu mahasiswa menoetihui tingkat keberhasilannya.
b. Komponen Keterampilan
Komponen-komponen keterampilan membuka dan menutup pelajaran adalah sebagai berikut :
Membuka pelajaran, mencakup hal-hal berikut
a) Menarik perhatian mahasiswa dengan berbagai cara, seperti menyampaikan satu kejadian yang menarik.
b) Menimbulkan motivasi dengan:
1) kehangatar dan keantusiasan,
2) menimbulkan rasa ingin tahu,
3) mengemukakan ide yang bertentangan, dan
4) memperhatikan minat mahasiswa.
c) Memberikan acuan dengan cara:
1) mengemukakan tujuan dan batas-batas tugas,
2) menyarankan langkah-langkah yang akan dilakukan,
3) mengingatkan masalah pokok yang akan dibahas, dan
4) mengajukan pertanyaan.
d) Membuat kaitan, dengan cara:
1) mengajukan pertanyaan appersepsi, atau
2) mengkaji ulang pelajaran yang lalu.
Menutup pelajaran, mencakup hal-hal berikut:
a) Meninjau kembali, dengan cara merangkum atau membuat ringkasan,
b) Mengadakan evaluasi penguasaan mahasiswa, dengan meminta mereka:
1) mendemonstrasikan keterampilan,
2) menerapkan ide baru pada situasi lain,
3) mengekspresikan pendapat sendiri, dan
4) memberikan soal-soal tertulis.
c) Memberikan tindak lanjut, yang dapat berupa pekerjaan rumah, merancang sesuatu, atau berkunjung ke suatu tempat.
Keterampilan membuka pelajaran akan merupakan awal keberhasilan seorang dosen karena kiat membuka pelajaran sangat menentukan termotivasi tidaknya mahasiswa dalam mengikuti pembelajaran. Sedangkan ketarampilan menutup pelajaran menentukan.tingkat kemantapan pembelajaran yang dilaksanakan. Tidak semua keterampilan yang disebutkan di atas harus ditampilkan pada setiap membuka dan menutup pelajaran. Dosen dapat memilih cara/keterampilan yang paling sesuai dengan tujuan, materi, mahasiswa, serta kondisi kelas.
Perlu ditekankan bahwa kegiatan membuka dan menutup pelajaran tidak saja dilakukan pada awal dan akhir kegiatan, tetapi juga pada awal dan akhir kegiatan, tetapi juga pada awal dan akhir setiap penggal kegiatan, dengan catatan bahwa: kegiatan ini harus bermakna dan berkesinambungan.
Keterampilan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil
a. Pengertian dan Tujuan
Diskusi kelornpok kecil merupakan sa'ah satu bentuk kegiatan belajar-mengajar yang penggur.aannya cukup sering diperlukan. Ciri-ciri diskusi kebmpok kecil adalah:
1) melibatkan 3-9 orang peserta,
2) berlangsung dalam interaksi tatap muka yang informal, artinya setiap anggota dapat berkomunikasi langsung dengan anggota lainnya,
3) mempunyai tujuan yang dicapai dengan kerja sama antara anggota lainnya,
4) berlangsung menurut proses yang sistematis.
Diskusi kelompok kecil memungkinkan mahasiswa:
1) berbagi informasi dan pengalaman dalam memecahkan masalah,
2) meningkatkan pemahaman atas masalah penting,
3) meningkatkan keterlibatan dalam perencanaan dan pengambilan keputusan,
4) mengembangkou kemampuan berfikir dan berkomunikasi, serta
5) membina kerja sama yang sehat kelompok yang kohesif, dan bertanggung jawab.
b. Komponen Keterampilan
Komponen keterampilan yang perlu dimiliki oleh pernimpin diskusi kelompok kecil adalah sebagai berikut.
1) Memusatkan perhatian, yang dapat dilakukan dengan cara:
a) merumuskan tujuan diskusi secara jelas,
b) merumuskan kembali masalah, jika terjadi penyimpangan,
c) menandai hal-hal yang tidak relevan jika terjadi penyim­pangan, serta
d) merangkum hasil pembicaraan pada saat-saat tertentu.
2) Memperjelas masalah atau urunan pendapat, dengan cara:
a) menguraikan kembali atau merangkum urunan pendapat peserta,
b) mengajukan pertanyaan pada anggota kelompok tentang pendapat anggota lain, atau
c) menguraikan gagasan anggota kelompok dengan tambahan informasi.
3) Menganalisis pandangan mahasiswa, dengan cara:
a) meneliti apakah alasan yang dikemukakan punya dasar yang kuat. dan
b) memperjelas hal-hal yang disepakati dan yang tidak disepakati.
4) Meningkatkan urunan mahasiswa, dengan cara:
a) mengajukan pertanyaan kunci yang menantang mereka untuk berpikir,
b) memberi contoh pada saat yang tepat,
c) menghangatkan suasana dengan mengajukan pertanyaan yang mengundang perbedaan pendapat,
d) memberikan waktu untuk berpikir, dan
e) mendengarkan dengan penuh perhatian.
5) Menyebarkan kesempatan berpartisipasi, dengan cara:
a) memancing pendapat peserta yang enggan berpartisipasi,
b) memberikan kesempatan pertama pada peserta yang enggan berpartisipasi,
c) mencegah secara bijaksana peserta yang suka memonopoli pembicaraan,
d) mendorong mahasiswa untuk mengomentari pendapat temannya, serta
e) meminta pendapat mahasiswa jika terjadi jalan buntu.
6) Menutup diskusi yang dapat dilakukan dengan cara:
a) merangkum hasil diskusi,
b) memberikan gambaran tindak lanjut, atau
c) mengajak para mahasiswa menilai proses diskusi yang telah berlangsung.
Dalam pelaksanaan diskusi, perlu diperhatikan hal-hal berikut.
1) Diskusi hendaknya bedangsung dalam iklim terbuka,
2) Diskusi yang efektif selalu didahului oleh perencanaan yang matang, yang mencakup:
a) topik yang sesuai,
b) persiapan/pemberian informasi pendahuluan,
c) menyiapkan diri sebagui pemimpin diskusi,
d) pembentukan kelompok diskusi, serta
e) pengaturan tempat duduk yang memungkinkan semua anggota kelompok bertatap muka.
Keterampilan Mengelola Kelas
a. Pengertian dan Tujuan
Keterampilan mengelola kelas adalah keterampilan dalam menciptakan dan mempertahankan kondisi kelas yang optimal guna terjadinya proses belajar-mengajar yang serasi dan efektif. Dosen perlu menguasai keterampilan ini agar dapat:
1) mendorong mahesiswa mengembangkan tanggung jawab individu maupun klasikal dalam berperilaku yang sesuai dengan tata tertib serta aktivitas yang sedang berlangsung,
2) menyadari kebutuhan mahasiswa, serta
3) memberikan respon yang efektif terhadap perilaku mahasiswa.
b. Komponen Keterampilan
1) Keterampilan yang berhubungan dengan penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar yang optimal.
Penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar yang optimal dapat dilakukan dengan cara berikut.
a) Menunjukkan sikap tanggap dengan cara: memandang secara seksama, mendekati, memberikan pemyataan atau memberi reaksi terhadap gangguan dalam kelas.
b) Membagi perhatian secara visual dan verbal.
c) Memusatkan perhatian kelompok dengan cara menyiapkan mahasiswa dan menuntut tanggung jawab mahasiswa.
d) Memberi petunjuk-petunjuk yang jelas
e) Menegur secara bijaksana, yaitu secara jelas dan tegas, bukan berupa peringatar atau ocehan, serta membuat aturan.
f) Memberikan penguatan bila perlu.
2) Keterampilan yang berhubungan dengan pengendalian kondisi belajar yang optimal.
Keterampilan ini berkaitan dengan respon dosen terhadap respon negatif mahasiswa yang berkelanjutan. Untuk mengatasi hal ini dosen dapat menggunakan 3 jenis strategi yaitu: modifikasi tingkah laku, pengelolaan (proses) kelompok, serta menemukan dan mengatasi perilaku yang menimbulkan masalah.
a) Modifikasi Tingkah Laku
Dalam strategi ini terdapat 3 hal komponen yang hams dikuasai dosen yaitu:
1) mengajarkan tingkah laku baru yang diinginkan dengan cara memberi contoh dan bimbingan,
2) meningkatkan munculnya tingkah laku siswa/mahasiswa yang baik dengan memberikan penguatan, dan
3) mengurangi munculnya tingkah laku yang kurang baik dengan memberi hukuman.
Ketiga hal ini harus dilakukan dosen dengan catatan bahwa:
(1) pelaksanaan dilakukan segera setelah perilaku terjadi, serta
(2) hukuman harus diberikan secara pribadi dan tersendiri, hanya bila diperlukan.
b) Pengelolaan/Proses Kelompok
Dalam strategi ini, kelompok dimanfaatkan dalam memecahkan masalah-masalah pengeloiaan kelas yang muncul, terutama melalui diskusi. Dua hal yang perlu diiakukan dosen adalah:
1) memperlancar tugas-tugas dengan cara mengusahakan terjadinya kerjasama dan memantapkan standar serta prosedur kerja; serta
2) memelihara kegiatan kelompok, dengan cara memehiidra dan memulihkan semangat, menangani konflik yang timbul, serta memperkecil masalah yang timbul.
c) Menemukan dan mengatasi tingkah laku yang menimbulkan masalah. Dalam strategi ini perlu ditekankan bahwa setiap tingkah laku yang keliru merupakan gejala dari suatu sebab. Untuk mengatasinya, ada berbagai teknik yang dapat diterapkan sesuai dengan hakikat terscbut, yaitu sebagai berikut-
1) pengabaian yang direncanakan,
2) campur tangan dengan isyarat,
3) mengawasi dari dekat,
4) mengakui perasaan negatif mahasiswa,
5) mendorong kesadaran mahasiswa untuk mengungkapkan perasaannya,
6) menjauhkan benda-benda yang bcrsifat mengganggu,
7) menyusun kembali program belajar,
8) menghilangkan ketegangan dengan humor,
9) menghilangkan penyebab gangguan
10) pengekangan secara fisik, dan
11) pengasingan.
c. Prinsip Penggunaan
Dalam menerapkan keterampilan mengelola kelas, perlu dingat 6 prinsip berikut.
1) Kehangatan dan keantusiasan daiam mengajar, yang dapat menciptakan iklim kelas yang menyenangkan.
2) Menggunakan kata-kata atau tindakan yang dapat menantang mahasiswa untuk berpikir.
3) Menggunakan berbagai variasi yang dapat menghilangkan kebosanan.
4) Keluwesan dosen dalam pelaksanaan tugas.
5) Penekanan pada hal-hal yang barsifat positif.
6) Penanaman disiplin din sendiri.
Selanjutnya, dalam mengelola kelas, dosen hendaknya menghindari hal-hal berikut.
1) Campur tangan yang berlebihan.
2) Kesenyapan/penghentian suatu pembicaraan/kegiatan karena ketidaksiapan dosen.
3) Ketidaktepatan memulai dan mengakhiri pelajaran.
4) Penyimpangan, terutama yang berkaitan dengan disiplin diri.
5) Bertele-tele.
6) Pengulangan penjelasan yanq tidek diperlukan.
Keterampiian Mengajar Kelompok Kecil dan Individual
a. Pengertian dan Tujuan
Mengajar kelompok kecil dan individual, terjadi dalam konteks pengajaran klasikal. Di dalam kelas, seorang dosen mungkin menghadapi banyak kelompok kecil serta banyak mahasiswa yang masing-masing diberi kesempatan belajar secara kelompok atau secara individual.
Penguasaan keterampilan mengajar kelompok kecil dan individual memungkinkan dosen mengelola kegiatan jenis ini secara efektif dan efisien serta memainkan perannya sebagai:
1) organisator kegiatan belajar-mengajar,
2) sumber informasi bagi mahasiswaya,
3) pendorong bagi mahasiswa untuk belajar,
4) penyedia materi dan kesempatan belajar bagi mahasiswa,
5) pendiagnosa dan pemberi bantuan kepada mahasiswa sesuai dengan kebutuhannya, serta
6) peserta kegiatan yang punya hak dan kewajiban seperii peserta lainnya.
b. Komponen Keterampilan
Pengajaran kelompok kecil dan individual masing-masing memerlukan keterampilan yang berkaitan dengan penanganan mahasiswa dan penanganan tugas. Ada 4 kelompok keterampilan yang perlu dikuasai oleh dosen dalam kaitan ini, yaitu sebagai berikut.
1) Keterampilan mengadakan pendekatan secara pribadi yang dapat ditunjukkan dengan cara:
a) kehangatan dan kepekaan terhadap kebutuhan mahasiswa,
b) mendengarkan secara simpatik gagasan yang dikemukakan mahasiswa,
c) memberikan respon positif terhadap gagasan mahasiswa,
d) membangun hubungan saling mempercayai,
e) menunjukkan kesiapan untuk membantu mahasiswa,tanpa kecenderungan mendominasi,
f) menerima perasaan mahasiswa dengan penuh pengertian dan keterbukaan, serta
g) mengendalikan situasi agar mahasiswa merasa aman.
2) Keterampilan mengorganisasikan, yang ditampilkan dengan cara:
a) memberi orientasi umum,
b) memvariasikan kegictan,
c) membentuk kelompok yang tepat,
d) mengkoordinasikan kegiatan,
e) membagi-bagi perhatian dalam berbagai tugas, serta
f) mengakhiri kegiatan dengan kulminasi berupa laporan atau kesepakatan.
3) Keterampilan membimbing dan memudahkan beiajar, yang dapat ditampilkan dalam bentuk
a) memberi penguatan yang sesuai,
b) mengembangkan supervise proses awal yang mencakup sikap tanggap terhadap keadaan mahasiswa pada awal kegiatan,
c) mengadakan supervisi proses lanjut, yang berupa bantuan yang diberikan secara selektif, berupa:
(1) Pelajaran tambahan, bila perlu,
(2) Melibatkan diri sebagai peserta diskusi,
(3) memimpin diskusi, jika perlu, dan
(4) bertindak sebagai katalisator,
d) mengadakan supervisi pemaduan, dengan cara mendekati setiap kelompok/perorangan agar mereka siap untuk mengikuti kegiatan akhir.
4) Keterampilan merencanakan dan melaksanakan kegiatan belajar-mengajar, yang meliputi hal-hal berikut
a) Menetapkan tujuan pelajaran.
b) Merencanakan kegiatan belajar.
c) Berperan sebagai penasehat
d) Membantu mahasiswa menilai kemajuan sendiri.
c. Prinsip Penggunaan
1) Variasi pengorganisasian kelas besar, kelompok, individual disesuaikan dengan tujuan yang hendak dicapai, kemampuan mahasiswa, ketersediaan fasilitss, waktu, serta kemampuan dosen.
2) Tidak semua topik dapat dipelajari secara efektif dalam kelompok kecil dan individual. Informasi umum sebaiknya disampaikan secara klasikal.
3) Pengajaran kelompok kecil yang efektif selalu diakhiri dengan suatu kulminasi berupa rangkuman, pemantapan, kesepakatan, laporan, dan sebagainya.
4) Dosen perlu mengenal mahasiswa secara individual agar dapat mengatur kondisi belajar dengan tepat.
5) Dalam kegiatan belajar individual, mahasiswa dapat bekerja secara bebas dengan bahan yang disiapkan.