Rabu, 21 Januari 2009

Virginitas

Virginitas atau keperawanan tidak hanya dilihat dari robeknya hymen (selaput dara). Saya sering menjumpai kasus ABG yang khawatir udah nggak perawan hanya karena jatuh dari pohon atau kena benturan sepeda sampai berdarah kemaluannya. Hilangnya virginitas hanya bila seorang wanita telah berhubungan seksual.
Bentuk dan tebal tipisnya hymen pada tiap wanita berbeda-beda. Seringkali teman-teman saya yang baru merried datang sambil nangis-nangis karena suaminya curiga dan marah-marah dikira dia udah nggak perawan pas nikah hanya karena nggak berdarah saat Malam Pertama. Kasian bener nasib cewek ya kalo gitu? Udah katanya Malam Pertama tuh sakit banget, mesti diomelin sama suami, pake dicurigai nggak perawan segala, sampai perlu membuktikan ke Obgyns.
Lagian, darah karena robeknya hymen jangan dianggap kayak darah haid. Darah itu kadang sedikit dan di vagina akan bercampur dengan lubricant dari si wanita dan cairan semen pria, jadi pas mengalir keluar, warnanya udah nggak merah lagi.
Ada orang yang sekalinya berhubungan keluar darah. Tapi banyak juga yang beberapa kali berhubungan suami istri, nggak keluar darah juga. Anehnya nih, ada remaja yang merasa masih perawan hanya karena tidak keluar darah, padahal udah berkali-kali ML sama pacarnya. Gila tuh cewek!!! Masih merasa nggak dosa aja. Jangan dikira juga dengan 1 kali ML nggak bakal hamil. SALAH BESAR!!! Kalo pas itu masa subur, ya bisa jadi deh. Contohnya korban perkosaan. Makanya hati-hati dalam bergaul. Pacaran boleh, asal jangan kebablasan, harus bisa jaga diri. Sekalinya seseorang zina, orang tua bisa ikut masuk neraka. Masa nggak kasian juga ma ortu??? Hanya karena nafsu sesaat. So, keep your self!!!

Dismenorrhea

Dismenorrhea adalah nyeri yang hebat pada perut bagian bawah saat haid sampai mengganggu aktivitas sehari-hari biasanya disertai mual, muntah, diare, pusing, malaise, myalgia bahkan bisa sampai pingsan.
Jenisnya ada dua :
Dismenorrhea Primer
Yaitu nyeri haid dirasakan sejak menarche (pertama kali mendapat haid). Dapat terjadi karena gangguan hormonal pada masa pubertas dimana siklus haidnya ada yang bersifat anovulatoar.
Dismenorrhea Sekunder
Yaitu terjadi beberapa waktu setelah menarche (misal 1 tahun setelah haid yan pertama). Biasanya dikaitkan dengan gangguan-gangguan ginekologi seperti endometriosis, myoma uteri, kista dsb.
Dismenorrhea ini merupakan salah satu gejala dari endometriosis, namun endometriosis tidak selalu ditandai dengan dismenorrhea. Ada kalanya seseorang terkena endometriosistanpa gejala sama sekali, tapi kemudian ditemukan adanya kista coklat/endometrioma. Semakin hebat nyeri pada saat haid tidak berarti semakin parah tingkat endometriosisnya karena ambang nyeri tiap orang juga berbeda, tapi berat tidaknya endometriosis dilihat dari seberapa luas sebaran lesi sel-sel endometrium di luar kavum uteri.
So girls, bagi kamu yang saat haid nyerinya luar biasa & nggak bisa ngapa-ngapain, mesti warning nih! Nggak ada salahnya kalau kamu kunjungi Obgyns terdekat di kotamu...

Endometriosis

DEFINISI
Endometriosis dalah suatu keadaan dimana jaringan endometrium yang masih berfungsi terdapat di luar kavum uteri. Sering ditemukan pada ovarium, peritoneum & ligamentum sakrouterine, kavum douglas, dinding belakang uterus, tuba, vesicouterina, ligamentum rotundum & sigmoid. Septum rektovaginal, kanalis inguinalis, apendiks, umbilikus, serviks, vagina, VU, vulva, perineum, parut laparotomi, kelenjar limfe, lengan, paha, pleura dan perikardium (jarang).
GEJALA
Perdarahan periodik menyebabkan reaksi jaringan sekitarnya berupa radang & perlekatan. Secara mikroskopik merupakan kelainan jinak
akan tetapi, sifatnya seperti tumor ganas
Dismenorrhea
Vaskularisasi & perdarahan dalam sarang endometriosis pada waktu sebelum dan semasa haid
Dispareuni
Endometriosis dalam kavum douglas
Nyeri waktu defekasi
Terutama pada waktu haid karena endometriosis di dinding rektosigmoid
Polimenorrhea & Hipermenorrhea
Kelainan pada ovarium yang luas sehingga fungsi ovarium terganggu
Infertilitas
Mobilitas tuba karena fibrosis & perlekatan jaringan sekitar
Px vagino rekto abdominal
Endometriosis ringan : teraba benda2 padat seperti butir beras sampai jagung di kavum douglas & pada ligamentum sakrouterine dengan uterus retrofleksi & terfiksasi
ETIOLOGI
Teori Sampson
Darah haid mengalir kembali (regurgitasi) melalui tuba ke dalam rongga pelvis
Teori Robert Mayer
Rangsangan pada sel2 epitel berasal dari selom yang dapat mempertahankan hidupnya di daerah pelvis. Rangsangan ini menyebabkan metaplasia dari sel2 epitel itu, sehingga terbentuk jaringan endometrium. Kemungkinan dapat terjadi karena penyebaran melalui jalan darah atau limfe dan dengan implantasi langsung dari endometrium pada saat operasi
DIAGNOSIS
Anamnesis
Pemeriksan fisik
Px laparoskopi
Biopsi pada vagina posterior, perineum, parut laparotomi dsb
Sigmoidoskopi & sistoskopi, memperlihatkan tempat perdarahan waktu haid
Px Rontgen dengan memasukkan barium ke dalam kolon, tampak gambaran rektosigmoid dengan batas2 yang jelas & mukosa utuh
DIAGNOSA DIFFERENSIAL
Adenomiosis
Radang pelvik
Tumor adneksa
Kista ovarium
Ca Rektum
PENANGANAN
1.Pencegahan
2.Observasi & Pemberian Analgetika
3.Pengobatan Hormonal
4.Pengobatan dengan pembedahan
5.Pengobatan dengan radiasi
PENCEGAHAN
1. Kehamilan
Gejala endometriosis berkurang/hilang karena regresi endometrium dalam sarang2 endometriosis
2. Jangan melakukan pemeriksaan kasar/Curretage pada saat haid karena darah akan mengalir ke tuba
PENGOBATAN HORMONAL
Prinsip :
1.Menciptakan Lingkungan hormon rendah estrogen & asiklik
Estrogen rendah, atrofi jaringan
Asiklik, mencegah haid, tidak terjadi pelepasan jaringan endometrium yang normal maupun endometriosis
2. Menciptakan lingkungan hormon tinggi androgen & progesteron
Progesteron sintetik, atrofi jaringan endometriosis
Tinggi androgen/progesteron menyebabkan keadaan rendah estrogen yang asiklik karena gangguan pertumbuhan folikel
PENGOBATAN DENGAN PEMBEDAHAN
1. Pengangkatan sarang2 endometriosis & sebisa mungkin perlekatan2 dilepaskan
2. Apendiktomi
3. Laparotomi/laparoskopi
4. Operasi radikal : histerektomi, salpingo-ooforektomi bilateral

Myometritis

Definisi
Radang pada miometrium
Etiologi
Infeksi PP/abortus septik & infeksi post curretage
Gejala
Menometrorrhagia, leukorea, subinvolusi, lochea berbau
Diagnosa : USG
Penanganan
Ampicillin 2 g IV 1 g tiap 6 jam ditambah Gentamicyn 5 mg/Kg BB IV dosis tunggal Metronidazole 500 mg IV tiap 8 jam

Endometritis

Definisi
Peradangan pada endometrium
Etiologi
GO, Infeksi PP & postabortum/abortus inkomplet, IUD & luka bekas implantasi plasenta
Gejala
Endometritis Akut : demam tinggi, tampak sakit keras, nyeri perabaan
Endometritis kronik (jarang terjadi) : leukorea & menorrhagia
Diagnosa
Endometritis akut : oedema pada endometrium
Endometritis kronik : banyak sel plasma & limfosit pada px mikroskopik
Penanganan
Antibiotik, Mencegah agar infeksi tidak meluas, Curretage & Histerektomi

Cervisitis

Definisi
Peradangan pada cervix
Etiologi : Infeksi
Gejala
Dispareuni, contact bleeding, flour albus, spotting, >40 th warning Ca Cervix
Diagnosa
Cervisitis akut : cervix bengkak, kemerahan, mengeluarkan cairan mukopurulen
Cervisitis kronik : cervix tampak normal, infiltrasi leukosit & robekan cervix lebih luas
Penanganan
Kauterisasi
Radang menahun sampai endo cervix : konisasi
Amputasi cervix

Kandidiasis

Etiologi
Candida Albicans
Gejala
Leukorea kental, putih susu dan sangat gatal
Diagnosa
Radang vulva & vagina
Px spekulum : membran putih pada dinding vagina
Terapi
Gentian Violet 0,5 – 1%
Albotyl
Vaginal Mycostatin
Metronidazole

Trichomoniasis

Etiologi
Trichomonas Vaginalis
Gejala
Leukorea encer – kental kekuningan dan agak berbau
Diagnosa
Px mikroskopik : sekret dinding vagina
Terapi
Metronidazole 250 mg tiap 6 jam
Flagyl 500 mg tiap 12 jam pervaginal

Leukorrhea

LEUKORRHEA FISIOLOGIS
•Bayi sampai umur 10 hari
•Sekitar menarche
•Foreplay pre coitus
•Sekitar ovulasi
•Kehamilan
•Akseptor alkon hormonal & IUD
•Stress
LEUKORRHEA PATOLOGIS
•Sekret kental, putih seperti susu, gatal
•Sekret kekuningan – kehijauan, agak berbau
•Sekret keabu-abuan
•Sekret berupa nanah, disuria, dispareuni
•Sekret kecoklatan, contact bleeding
•Sekret bercampur darah, bau busuk

Kondiloma Akuminata

Berbentuk kembang kol, dalam bentuk kecil & besar, sendirian/kelompok pada vulva, perineum, anal, cervix uteri & sering dijumpai leukorea
Etiologi
Infeksi virus HPV
Penanganan
Pembedahan/kauterisasi

Kista Bartholini

•Definisi
Peradangan kelenjar bartholini (Glandula Vestibula Mayor)
•Etiologi
Infeksi Streptococcus & E. Coli
•Gejala
Benjolan abnormal, rasa berat pada vulva, nyeri, panas di daerah sekitar
•Diagnosa
Pembesaran kelenjar bartholini & inflamasi
•Penanganan
Marsupialisasi, Ekstirpasi in toto & AB

Vulvitis-Vaginitis

•Definisi
Vulvitis : Peradangan pada vulva
Vaginitis : Peradangan pada lapisan vagina
•Etiologi
Infeksi, Zat/benda yang bersifat iritatif & Tumor/jaringan abnormal lainnya
•Gejala
Flour Albus, Vulva/Vagina gatal/perasaan terbakar, Eritema
•Diagnosa
Px fisik & karakteristik discharge
Inspeksi & px spekulum : adanya peradangan
•Penanganan
Antibiotik (Metronidazole, Ceftriaxon dsb)
Personal higiene

Polip Endometrium

•Pengertian
Hyperplasi jaringan endometrium, bertangkai dengan diameter 0,5-3 cm dan sebagian besar timbul pada masa menopause
•Etiologi : Radang Kronik dan Infeksi
•Macam
Adenoma-Adenofibroma, Mioma Submukosum dan Polip Plasenta
•Gejala
Spotting, Kolik/nyeri abdomen, Infertilitas dan Subinvolusi
•Diagnosa : Px USG dan Histeroskopi
•Penatalaksanaan
Kauterisasi, Curretage dan Histerektomi

Erosi & Ulkus Porsio

•Pengertian
Erosi Porsio : terkikisnya jaringan permukaan porsio
Ulcus Porsio : kerusakan epidermis porsio hingga lapisan yang lebih dalam dan menimbulkan jaringan parut
•Etiologi
Radang kronik dan trauma
•Gejala
Flour Albus, Perdarahan, Dispareuni, Demam dan nyeri
•Diagnosa
Px Inspekulo : adanya peradangan
•Penatalaksanaan
Tx : Albotyl, Metronidazol 500 mg tiap 6 jam dan Paracetamol 500 mg tiap 4 jam
Bed Rest, Tindakan bedah dan drainage

Polip Cerviks

•Pengertian
Masa bertangkai (1-2 cm) pada kanalis servikalis yang berasal dari epitel endoservikal, bersifat lunak dan mudah berdarah.
•Etiologi : Infeksi menahun
•Gejala
Flour albus, Spotting, Dispareuni dan Inflamasi
•Diagnosa
Px inspekulo : tampak masa bertangkai menjuntai ke OUE
Tidak dianjurkan untuk PD
•Penatalaksanaan
Pengangkatan polip dan diperiksa secara histologik
Mini Curretage

Perdarahan Bukan Haid

•Pengertian
Perdarahan bukan haid adalah perdarahan yang terjadi dalam masa antara 2 haid.
•Macam : Metrorrhagia & Menometrorrhagia
•Etiologi
Sebab organik dan Perdarahan disfungsional
SEBAB ORGANIK
•Serviks uteri : polip serviks, erosi porsio, ulkus porsio dan karsinoma serviks
•Korpus uteri : polip endometrium, abortus, mola hidatidosa, koriokarsinoma, subinvolusi uteri dsb
•Tuba Fallopii : KET, radang tuba & tumor tuba
•Ovarium : radang dan tumor ovarium
PERDARAHAN DISFUNGSIONAL
•Perdarahan Ovulatoar
Yaitu perdarahan disfungsional dengan ovulasi
•Perdarahan Anovulatoar
Yaitu perdarahan disfungsional tanpa ovulasi
PERDARAHAN OVULATOAR
•Etiologi
Korpus luteum persistens
Insufisiensi korpus luteum
Apopleksia uteri
Kelainan darah, ex : anemia, leukimia
•Gejala
Polimenorrhea, Oligomenorrhea
•Diagnosis
Curretage sebelum haid
PERDARAHAN ANOVULATOAR
•Stimulasi estrogen menyebabkan pertumbuhan endometrium penurunan estrogen yang menimbulkan perdarahan
•Terjadi di usia pubertas dan premenopause
•Pubertas : gangguan maturasi hipotalamus pembuatan RH dan GnRH tidak sempurna
•Premenopause : terhentinya fungsi ovarium
•Stress mengganggu keseimbangan hormonal
DIAGNOSA
•Anamnesa : mulainya perdarahan, sifat perdarahan, lama perdarahan dsb
•Pemeriksaan umum : TTV, pemeriksaan fisik head to toe (inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi), pemeriksaan laboratorium (Hb, leukosit, pemeriksaan urine dsb)
•Anamnesa : mulainya perdarahan, sifat perdarahan, lama perdarahan dsb
•Pemeriksaan umum : TTV, pemeriksaan fisik head to toe (inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi), pemeriksaan laboratorium (Hb, leukosit, pemeriksaan urine dsb)
PENANGANAN
•Anamnesa : mulainya perdarahan, sifat perdarahan, lama perdarahan dsb
•Pemeriksaan umum : TTV, pemeriksaan fisik head to toe (inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi), pemeriksaan laboratorium (Hb, leukosit, pemeriksaan urine dsb)
125 mg per IM atau norethindrone 15 mg per Os atau DMPA 10 mg)
•Penatalaksanaan sesuai dengan penyebab
•Histerektomi

Peranan Bidan dalam Pemberantasan PMS

PMS menyebabkan infeksi alat reproduksi yang harus dianggap serius. Bila tidak diobati secara tepat, infeksi dapat menjalar dan menyebabkan penderitaan, sakit berkepanjangan, kemandulan, kehamilan dan persalinan yang beresiko bahkan kematian. Resiko wanita untuk terkena PMS lebih besar daripada laki-laki sebab alat reproduksinya lebih rentan. Dan seringkali berakibat lebih parah karena gejala awal tidak segera dikenali, sedangkan penyakit melanjut ke tahap lebih parah. Sebagai tenaga medis, bidan berperan dalam penanggulangan masalah penyakit menular seksual yang sering terjadi di masyarakat. PMS itu sendiri perlu dipahami oleh masyarakat, termasuk bahayanya, pencegahan, screening (deteksi dini) dan penanganannya. Dalam hal ini harus ada sosialisasi dan kerjasama semua pihak yang terkait, termasuk tenaga medis lain yang berkolaborasi dalam tim maupun system rujukan.Upaya yang dilakukan dalam rangka pemberantasan penyakit HIV/AIDS disamping ditujukan pada penanganan penderita yang ditemukan diarahkan pada upaya pencegahan yang dilakukan melalui skrening HIV/AIDS terhadap darah donor, mengetahui persentasi donor darah yang discreening terhadap HIV-AIDS, upaya pemantauan dan pengobatan penderita penyakit menular seksual (PMS) serta meningkatkan cakupan penanganan kasus HIV-AIDS, infeksi menular seksual.
Peran bidan dalam pemberantasan PMS juga ditegaskan dalam kompetensi ke-2 Permenkes No. 900/MENKES/SK/VII/2002 :
· Penyuluhan kesehatan mengenai PMS, HIV/AIDS, dan kelangsungan hidup anak.
· Tanda dan gejala infeksi saluran kemih dan penyakit menular seksual yang lazim terjadi.

Visi Indonesia Sehat 2010

Pembangunan kesehatan dilaksanakan dengan tujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Maka, pembangunan kesehatan dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan mulai dari tingkat pusat sampai ke kabupaten/kota. Untuk itu, ditetapkan visi pembangunan kesehatan Indonesia adalah Indonesia Sehat 2010.
Data Kematian Ibu tahun 2003 masih berkisar 307/100.000 KH, sedangkan Angka Kematian Bayi (AKB) juga masih sekitar 35/1000 KH. Ada banyak faktor yang mempengaruhi AKI dan AKB tetapi tidak mudah menemukan faktor yang paling dominan. Salah satu penyebab mengapa AKI dan AKB masih cukup tinggi di Indonesia karena sebagian besar masyarakat masih kurang peduli akan kesehatan repoduksi terutama bagi wanita. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya kasus Penyakit Menular Seksual di tiap daerah.Diharapkan pada tahun 2010 AKI maupun AKB menurun hingga 75%. Tersedianya berbagai fasilitas atau faktor aksesibiitas dan pelayanan tenaga medis dalam bidang kesehatan reproduksi yang merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadalp tingkat AKI dan AKB.