Pengertian
a. Retensio plasenta adalah plasenta belum lahir ½ jam sesudah anak lahir (Sastrawinata, 2005 : 174).
b. Retensio plasenta adalah tertahannya atau belum lahirnya plasenta hingga atau melebihi 30 menit bayi lahir (Saifuddin, 2002 : 178).
c. Retensio plasenta yaitu plasenta belum lahir setengah jam setelah janin lahir (Prawirohardjo, 1999 : 656).
d. Retensio plasenta adalah terlambatnya kelahiran plasenta selama setengah jam setelah persalinan bayi (Manuaba, 1998 : 300).
e. Retensio plasenta adalah kalau plasenta belum lahir ½ jam sesudah anak lahir (Sastrawinata, 1998 : 234).
f. Retensio plasenta adalah keadaan dimana plasenta belum lahir dalam waktu 1 jam setelah bayi lahir. (Mochtar, 1998 : 299)
Etiologi
1. Sebab Fisiologis
a. His kurang sehat
b. Plasenta sukar terlepas, karena :
Insersi di sudut tuba (Cornu)
Plasenta anularis mengelilingi rahim (cincin)
Bentuk tipis
Plasenta sangat kecil
Plasenta membraneca (tipis lebar)
2. Sebab Patologi
a. Plasenta acreta
b. Plasenta increta
c. Plasenta purulenta (Sastrawinata, 2005 : 175)
Jenis-jenis Retensio Placenta
a. Plasenta adhesiva
Adalah implantasi yang kuat dari jonjot korion plasenta sehingga menyebabkan kegagalan mekanisme separasi fisiologis.
b. Plasenta akreta
Adalah implantasi jonjot korion sehingga memasuki sebagian lapisan miometrium.
c. Plasenta inkreta
Adalah implantasi jonjot korion plasenta hingga mencapai atau memasuki miometrium.
d. Plasenta perkreta
Adalah implantasi jonjot korion plasenta yang menembus lapisan serosa dinding uteri.
e. Plasenta inkarserata
Adalah tertahannya plasenta di dalam vacum uteri disebabkan oleh lingkaran kontriksi ostium uteri, bisa disebabkan oleh kesalahan penanganan kala III (Saifuddin, 2002 : 178).
Kejadian Retensio Plasenta Berkaitan Dengan
1. Grande multipara dengan implatasi plasenta dalam bentuk adhesi placenta akreta, plasenta inkreta dan placenta perkreta.
2. Menganggu kontraksi otot rahim dan menimbulkan perdarahan.
3. Retensio plasenta tanpa perdarahan dapat diperkirakan :
a) Darah penderita terlalu banyak yang hilang
b) Keseimbangan baru, berbentuk bekuan darah, sehingga perdarahan tidak terjadi
c) Kemungkinan implantasi plasenta terlalu dalam.
4. Plasenta manual segera dilakukan bila :
a) Terdapat riwayat perdarahan post partum berulang
b) Terjadi perdarahan post partum melebihi 400 cc
c) Pada pertolongan persalinan dengan narkosa
d) Plasenta belum lepas setelah menunggu ½ jam.
Patofisologi
Pada kala III persalinan (setelah bayi lahir) jika plasenta belum lepas ½ jam setelah bayi lahir maka dikatakan retensio plasenta. Sebab-sebabnya adalah : plasenta belum terlepas dari dinding uterus karena tumbuh melekat lebih dalam, yag menurut tingkat perlekatannya dibagi menjadi : Plasenta adhesiva, plasenta inkreta, plasenta akreta, dan plasenta perkreta.
Plasenta sudah lepas tetapi belum keluar karena atonia uteri, dan akan menyebabkan perdarahanyang banyak. Atau karena adanya ligkaran kontriksi pada bagian bawah rahim akibat kesalahan penangaan kala III, yang akan menghalangi plasenta keluar (plasenta inkarserata). Pada kondisi seperti ini maka sebaiknya dilakkan pengeluaran plasenta secara manual.
Penatalaksanaan Retensio Plasenta
Apabila diagnosa retensio ditegakan maka dilakukan pelepasan plasenta secara manual :
1. Perbaikan keadaan umum ibu (pasang infus/RL).
2. Mengosongkan kandung kencing.
3. Kedua tangan memakai sarung tangan steril.
4. Dilakukan desinfeksi untuk genitalia ekterna.
5. Tangan kiri melebarkan genetalia eksterna, tangan kanan dimasukan secara obstetrik sampai mencapai tepi plasenta dengan menelusuri tali pusat.
6. Tepi plasenta dilepaskan dengan bagian luar tangan kanan, sedangkan tangan kiri menahan fundus uteri sehingga tidak terdorong ke atas.
7. Setelah seluruh plasenta dapat dilepaskan, maka tangan kanan dikeluarkan bersama dengan placenta.
8. Dilakukan eksplorasi untuk mencari sisa plasenta atau membrannya.
9. Setelah plasenta lahir lengkap, diberikan suntikan uterotonika.
10. Perdarahan di observasi.
Minggu, 15 Februari 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar