Pengertian
Hidrosefalus adalah :
1. Suatu keadaan dimana terdapat timbunan liquor serebrospinalis yang berlebihan dalam ventrikel yang disertai dengan kenaikan tekanan intrakranial, sehingga terlihat kepala bayi membesar. (Prawirohardjo, 2005 : 733).
2. Keadaan patologis otak yang mengakibatkan bertambahnya cairan serebrospinalis (CSS) dengan atau pernah dengan tekanan intrakarnial yang meninggi sehingga terdapat pelebaran ruangan tempat mengalirnya CSS. (Ngastiyah, 2005 : 89).
3. Keadaan patologis otak yang mengakibatkan bertambahnya cairan serebrospinalis. (Mansjoer, 1985 : 88)
4. Kelainan dimana terjadi peningkatan jumlah cairan serebrospinalis dalam rongga otak dan atau spinal. (Suryanah, 1996 : 149)
5. Suatu keadaan dimana rongga otak mengandung cairan serebrospinalis. (Pusat penelitian dan pengembangan pelayanan kesehatan)
6. Kelainan kongenital, dimana terjadi timbunan cairan serebrospinalis dalam ventrikel kepala janin yang melebihi jumlah 1500cc. (Manuaba, 1998 : 223)
7. Penimbunan cairan serebrospinalis dalam ventrikel otak sehingga kepala menjadi besar serta ubun-ubun jadi lebar, jumlah cairan besar bisa mencapai 1,5 liter bahkan ada yang sampai 5 liter. (Rustam, 1995 : 376)
8. Hidrosefalus disebabkan oleh patologis otak yang mengakibatka bertambahnya cairan serebrospinalis dengan tekanan intrakranial yang meninggi, sehingga terdapat pelebaran ventrikel, pelebaran ventrikel ini akibat ketidakseimbangan antara produksi dan absorpsi cairan serebrospinal. (Manuaba, 1998 : 377)
Etiologi
1. Faktor keturunan
2. gangguan tumbuh kembang janin seperti spina bifida, atau ensefalokel. (Hernia jaringan syaraf karena cacat termpurung kepala).
3. Komplikasi persalinan prematur (perdarahan intraventrikular, meningitis, tumor, cedera kepala traumatis, atau perdarahan sub arachnoid).
4. Tidak lancarnya aliran serebrospinalis atau berlebihanya produksi cairan serebrospinalis.
(Mansjoer, 2001 : 308)
Tanda dan gejala
1. Pemrosesan tulang frontal
2. Mata tertekan (cekung)
3. Tanda “setting sun” / matahari terbenam
4. Muntah, kesulitan menelan dan menghisap
5. Gangguan pada nafas
6. Nadi lambat
7. Pupil membengkak dan respon cahaya yang tidak sama.
(Rustam, 1995 : 377)
Patofisiologi
CSS yang dibentuk dalam sistem ventrikel oleh pleksus khorodialis kembali ke dalam peredaran darah melalui kapiler dalam pramter dan arakhnoid yang meliputi seluruh susunan saraf pusat (SSP). Cairan likuor serebrospinalis terdapat dalam suatu sistem, yaitu sistem internal dan sistem eksternal pada orang dewasa normal jumlah CSS 90-150 ml, anak umur 8-10 tahun 100-140 ml, bayi 40-60 ml neonatus 20-30 l dan prematur kecil 10-20 ml. Cairan yang tertimbun dalam ventrikel 500-1500 ml. (Darsono, 2005). Aliran CSS normal ialah dari ventrikel lateralis melalui foramen monroe ke ventrikel III, dari tempat ini melalui saluran yang sempit akuaduktus sylvii ke ventrikel IV dan melalui foramen kesctika dan mengalir ke dalam ruang subarakhnoid melalui sisterna magna. Penutupan sisterna basalis menyebabkan gangguan kecepatan resorbsi CSS oleh sistem kapiler. (Devito EE et all, 2007 : 328)
Hidrosefalus secara teoritis terjadi sebagai akibat dari tiga mekanisme yaitu :
1. Produksi likuor yang berlebihan
2. Peningkatan resistensi aliran likuor
3. Peningkatan tekanan sinus venosa
Konsekuensi tiga mekanisme diatas adalah peningkatan tekanan intrakranial sebagai upaya mempertahankan keseimbangan sekresi dan absorpsi, mekanisme terjadinya dilatasi ventrikel cukup rumit dan berlangsung berbeda-beda tiap saat selama perkembangan hidrosefalus. Produksi likuor yang berlebihan disebabkan tumor pleksus khoroid, gangguan aliran likuor merupakan awal dari kebanyakan kasus hidrosefalus. Peningkatan resistensi yang disebabkan gangguan aliran akan meningkatkan tekanan likuor secara proporsional dalam upaya mempertahankan resorbsi yang seimbang. Peningkatan tekanan sinus vena mempunyai dua konsekuensi, yaitu peningkatan tekanan vena kortikal sehingga menyebabkan volume vaskuler intrakranial bertambah dan peningkatan tekanan intrakranial sampai batas yang dibutuhkan untuk mempertahankan aliran likuor terhadap tekanan sinus vena yang relatif tinggi, konsekuensi klinis dari hipertensi vena ini tergantung dari komplians tengkorak. (Darsono, 2005 : 21)
Diagnosis Medis
Pengukuran lingkar kepala
a. Pemeriksaan penunjang
CT-Scan : Mempertegas adanya dilatasi ventrikel dan membantu dalam mengidnetifikasi kemungkinan penyebabnya.
b. Fungsi ventrikel : Digunakan untuk mengukur tekanan intrakranial, menghilangkan cairan serebrospinal untuk inlokus.
c. EEG : Untuk mengetahui kelainan genetik atau metabolik
d. Translaminasi : Untuk mengetahui apakah ada kelainan pada kepala
e. MRI (Magnetik Resona Imaging) : Memberi informasi tentang struktur otak tanpa kena radiasi. (Rustam, 1995 : 376-377)
Penatalaksanaan
a. Farmakologi
- Mengurangi volume cairan screbrospinalis
→ Asitazolamid : 10 mg / kg / 24 jam oral, 3-4 kali / hari
→ Furosemid : 1 mg / kg / 24 jam oral, 3-4 kali / hari
- Bila ada tanda-tanda infeksi beri antibiotik sesuai dengan penyebab
b. Pembedahan
Pasang pisau → mengeluarkan kelebihan CSS dari ventrikel lateral ke bagian ekstra kranial.
(Prawirohardjo, 2005 : 631)
Minggu, 15 Februari 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar