Selasa, 10 Februari 2009

Perdarahan Postpartum

a. Definisi
Perdarahan post partum adalah perdarahan 500 cc atau lebih setelah kala III selesai (setelah plasenta lahir). Pengukuran darah yang keluar sukar untuk dilakukan secara tepat (Sarwono Prawirahardjo, 2000: 188). Menurut Mochtar R (1998: 298), perdarahan post partum adalah perdarahan lebih dari 500-600 ml dalam masa 24 jam setelah anak lahir. Perdarahan post partum adalah perdarahan yang melebihi 500 cc dalam 24 jam pertama setelah anak lahir (Fakultas Kedokteran Bandung: 231).
Perdarahan post partum adalah perdarahan yang terjadi dalam 24 jam setelah persalinan berlangsung (Manuaba, 1998: 295). Menurut dr. Teddy Supriyadi (1994: 356), perdarahan post partum didefinisikan sebagai hilangnya darah 500 ml atau lebih dari organ-organ reproduksi setelah selesainya kala tiga persalinan ekspulsi atau ekstraksi plasenta dan ketuban.
b. Kualifikasi
Perdarahan post partum diklasifikasikan menjadi 2 yaitu:
1) Perdarahan post partum dini (primer)
Perdarahan post partum primer terjadi dalam 24 jam pertama. Menurut Manuaba (2001: 427), sebab perdarahan post partum primer:
a) Atonia uteri
b) Retensio plasenta
c) Sisa plasenta
d) Robekan jalan lahir
2) Perdarahan post partum lambat (sekunder)
Perdarahan post partum sekunder terjadi setelah 24 jam pertama. Menurut Manuaba (1998: 326), sebab perdarahan post partum sekunder:
a) Robekan jalan lahir
b) Sisa plasenta atau membran
c) Infeksi menimbulkan subinvolusi bekas implantasi plasenta.
c. Etilogi
1) Atonia uteri
Faktor predisposisi terjadinya atonia uteri menurut Mochtar (1998: 208) adalah:
- Umur: umur yang terlalu muda atau tua
- Paritas: sering dijumpai multipara dan grandemultipara
- Partus lama dan partus terlantar
- Obstetri operatif dan narkosa
- Uterus terlalu regang dan besar, misalnya pada gemeli, hidramnion atau janin besar.
- Kelainan pada uterus, seperti mioma uteri, uterus couvelair pada solusio plasenta.
- Faktor sosial ekonomi, yaitu malnutrisi.
2) Sisa plasenta dan selaput ketuban
3) Jalan lahir: robekan perineum, vagina seviks, forniks dan rahim.
4) Penyakit darah
Kelainan pembekuan darah misalnya atau hipofribinogenemia yang sering dijumpai pada:
- Perdarahan yang banyak
- Solusio plasenta
- Kematian janin yang lama dalam kandungan
- Pre-eklamasi dan eklamsi
- Infeksi, hepatitis dan septik syok
d. Diagnosis
Pada tiap-tiap perdarahan post partum harus dicari apa penyebabnya. Secara ringkas membuat diagnosis adalah seperti bagan di halaman berikut:
1) Palpasi uterus: bagaimana kontraksi uterus dan tinggi fundus uteri.
2) Memeriksa plasenta dan ketuban: apakah lengkap atau tidak.
3) Lakukan eksplorasi kavum uteri untuk mencari:
- sisa plasenta dan ketuban
- robekan rahim
- plasenta suksenturiata
4) Inspekulo: untuk melihat robekan pada serviks, vagina dan varises yang pecah.
5) Pemeriksaan laboratorium: periksa darah, Hb, clot observation test (COT) dan lain-lain.
a) Atonia uteri
b) Sisa plasenta dan ketuban.
c) Robekan jalan lahir.
d) Penyakit darah (kelainan pembekuan darah)
Perdarahan post partum ada kalanya merupakan perdarahan yang hebat dan menakutkan sehingga dalam waktu singkat Ibu dapat jatuh ke dalam keadaan syok. Atau dapat berupa perdarahan yang menetes perlahan-lahan tetap terus-terusan yang juga berbahaya karena kita tidak meyangka akhirnya perdarahan berjumlah banyak, Ibu menjadi lemas dan juga jatuh dalam subsyok atau syok. Karena itu adalah penting sekali pada setiap Ibu yang bersalin dilakukan pengukuran kadar periksa juga kontraksi uterus dan perdarahan selama 1 jam.
e. Penanganan
Pencegahan perdarahan post partum
Mencegah atau sekurang-kurangnya bersiap siaga pada kasus-kasus yang disangka akan terjadi perdarahan adalah penting. Tindakan pencegahan tidak saja dilakukan sewaktu bersalin, namun sudah dimulai sejak ibu hamil dengan melakukan antenatal care yang baik. Ibu-ibu yang mempunyai predisposisi atau riwayat perdarahan post partum sangat dianjurkan untuk bersalin di rumah sakit.
Di rumah sakit diperiksa keadaan fisik, keadaan umum, kadar Hb, golongan darah dan bila mungkin tersedia donor darah. Sambil mengawasi persalinan, dipersiapkan keperluan untuk infus dan obat-obatan penguat rahim (uterotonika). Setelah ketuban diberikan 1 ampul methergin atau kombinasi dengan 5 satuan sintosinon (=sintometrin intravena). Hasilnya biasanya memuaskan.
Pengobatan perdarahan kala uri
Sikap dalam menghadap perdarahan kala uri ialah
(1) Berikan oksitosin
(2) Cobalah mengeluarkan plasenta menurut cara Crede (1-2 kali)
(3) Keluarkan plasenta dengan tangan

Tidak ada komentar: