Definisi
a. Ketuban pecah dini yaitu apabila pecah spontan dan tidak di ikuti tanda-tanda persalinan,ada teori yang menghitung beberapa jam sebelum inpartu.Ada juga yang mengatakan dalam ukuran pembukaan servik pada kala ,misalnya ketuban pecah primigravida 3 cm dan pada multigravida kurang dari 5 cm (Smith Joseph,F.2001).
b. Ketuban pecah dini adalah pecahnya ketuban sebelum terdapat tanda-tanda persalinan dan ditunggu satu jam belum dimulainya tanda persalinan. (Manuaba, 1998 : 113)
c. Ketuban pecah dini adalah suatu keadaan ibu bersalin dimana ketuban pecah sebelum waktunya (pembukaan masih kecil). (Alamin, 1990 : 135)
d. Ketuban pecah dini adalah pecahnya selaput ketuban sebelum ada tanda-tanda persalinan.(Alamin, 1990 : 135)
Etiologi
Walaupun banyak publikasi tentang KPD,namun penyebabnya masih belum diketahui dan tidak ditentukan secara pasti.Beberapa laporan menyebutkan faktor-faktor yang berhubungan erat denan KPD,namun faktor-faktor yang lebih berperan sulit diketahui .Kemungkinan yang menjadi faktor adalah (Bruce Elizabeth,2002).
-Infeksi
Infeksi yang terjadi secara langsung pada selaput ketuban maupun asenderen dari vagina atau infeksi pada cairan ketuban bisa menyebabkan terjadinya KPD.
-Servik yang inkompetensia,kanalis servikalis yang selalu terbuka oleh karena kelainan pada servik uteri (akibat persalinan curetage) .
-Tekanan intra uterin yang meninggi atau meningkat secara berlebihan (overdistensi uterus) misalnya trauma,hidramnion,gemelli.Trauma oleh beberapa ahli disepakati sebagai faktor predisisi atau penyebab terjadinya KPD.Trauma yang didapat misalnya hubungan seksual,pemeriksaan dalam,maupun amnosintesis menyebabkan terjadinya KPD karena biasanya disertai infeksi.
-Kelainan letak,misalnya sungsang,sehingga tidak ada bagian terendah yang menutupi pintu atas panggul (PAP) yang dapat menghalangi tekanan terhadap membran bagian bawah.
-Keadaan sosial ekonomi
Faktor lain (Bruce Elizabeth,2002)
a. Faktor golongan darah
Akibat golongan darah ibu dan anak yng tidak sesuai dapat menimbulkan kelemahan bawaan termasuk kelemahan jaringan kulit ketuban
b. Faktor disproposisi antar kepala janin dan panggul ibu
c. Faktor multigraviditas,merokok dan perdarahan antepartum
d. Definisi gizi dari tembaga atau asam askorbat.
Patofisiologi
- Adanya hipermortalitas rahim yang sudah lama terjadi sebelum ketuban pecah. Penyakit-penyakit seperti pielonefritis, sistitis, sevositis, dan vaginitis terdapat bersama-sama dengan hipermotilitas rahim ini.
- Selaput ketuban terlalu tipis (kelainan ketuban).
- Infeksi (amnionitis atau karioamnionitis).
- Faktor-faktor lain yang merupakan predisposisi ialah multipara, malposisi, disproporsi, cerviks incompeten, dan lain-lain.
- Ketuban pecah dini artifisial (amniotomi) dimana ketuban dipecahkan terlalu dini. (Mochtar, 1998 : 223)
Penatalaksanaan
Ketuban pacah dini pada kehamilan aterm atau preterm dengan atau tanpa komplikasi harus dirujuk ke rumah sakit.
Bila janin hidup dan terdapat prolaps tali pusat,pasien dirujuk dengan posisi panggul lebih yinggi dari badannya,bila mingkin nengan posisi ber sujud.Kalau perlu kepala janin didorong ke atas dengan 2 kari agar tali pusat tidak tertekan kepala janin.Tali pusat divulva dibungkus kain hangat yang dilapisi plastik.
Bila ada demam atau dikhawatirkan terjadi infeksi saat rujukan atau ketuban pecah lebihdari6 jam,berikan antibiotik seperti penisilin prokain 1,2 juta IU intrmuskular dan ampisilin 1 g peroral.Bila pasien tinak tahan ampisilin,berikan eritromisin 1g peroral.
Bila keluarga menolak dirujuk,pasien disuruh istirahat dalam posisi berbaring miring,berikan antibiotik penisilin prokain1,2 juta IU intramuskular tiap 12 jam dan ampisilin tiap 1 g peroral diikuti 500 mg tiap 6 jam atau eritromisin dengan dosis yang sama .
Pada kehamilan kurang dari 32 minggu dilakukan tindakan konservatif,yaitu tirah baring,diberikan sedatif berupa fenobartial 3x30 mg.Berikan antibiotik selama 5 hari dan glukokortikosteroid,contoh dexametason 3x5 mg selama 2 hari.Berikan pula tokolisis.Bila terjadi infeksi akhiri kehamilan.
Pada kehamilin 33-35 minggu,lakukan terapi konservatif selama 24 jam lalu induksi persalinan.Bila terjadi infeksi,akhiri persalinan.Pada kehamilan lebih dari 36 minggu,bila ada his,pimpin meneran dan lakukan akselerasi bila ada inersia uteri.Bila tidak ada his,lakukan induksi persalinan bila ada ketuban pecah kurang dari 6 jam dan skor pelvik kurang dari 5 atau ketuban pecah lebih dari 6 jam dan skor pelvik lebih dari ,seksio sesarea bila ketuban pecah kurang dari 5 jam dan skor pelvik kurang dari 5.
Sabtu, 14 Februari 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar