Jumat, 06 November 2009

Mekanisme Persalinan Normal

A. Panggul
Bidang-Bidang Panggul
Hodge I : bidang PAP
Hodge II : sejajar PAP melalui tepi bawah symphisis
Hodge III : sejajar PAP melalui spina ischiadica
Hodge IV : sejajar PAP melalui os. Coccygis
Ukuran Panggul Dalam
Pintu Atas Panggul (PAP)
Bidang Luas Panggul (BLP)
Bidang Sempit Panggul (BSP)
Pintu Bawah Panggul (PBP)
Pintu Atas Panggul
• Batasan : promontorium, sayap sacrum, linea innominata, ramus superior os pubis dan tepi atas symphisis
• Conjugata vera : jarak promontorium dan tepi atas symphisis, 11 cm
• Conjugata diagonalis : jarak promontorium dan tepi bawah symphisis
• CV = CD – 1,5 cm
• Conjugata obstetrica : jarak antara promontorium dan pertengahan tepi atas dan tepi bawah symphisis
• Conjugata transversa : jarak antara kedua linea innominata, 12-13 cm
• Conjugata oblique : jarak antara articulatio sacro iliaca ke tuberculum pubicum, 13 cm
Bidang Luas Panggul
• Batas : pertengahan symphisis, pertengahan acetabulum dan pertemuan ruas sacral II & III
• Ukuran muka belakang 12,75 cm
• Ukuran melintang 12,5 cm
Bidang Sempit Panggul
• Batas : tepi bawah symphisis, spina ischiadicae dan memotong sacrum 1-2
• Ukuran muka belakang 11,5 cm
• Ukuran melintang 10 cm
• Diameter sagitalis posterior : sacrum ke pertengahan spina ischiadicae, 5 cm
Pintu Bawah Panggul
• Batas : tepi bawah symphisis, tuber ischiadicae dan ujung sacrum
• Terdiri dari 2 bidang segitiga dengan dasar yang sama, ialah garis yang menghubungkan kedua tuber ischiadicum
• Ukuran muka belakang 11,5 cm
• Distansia tuberum 10,5 cm
B. Fetal Skull (ukuran-ukuran kepala janin)
Ukuran Diameter :
1. Diameter occipito frontalis yaitu jarak antara oksiput ke os. frontal (12 cm)
2. Diameter mento occipitalis yaitu jarak antara dagu dengan oksiput (13,5 cm)
3. Diameter suboccipito bregmatika yaitu jarak antara suboksiput dan bregma (9,5 cm)
4. Diameter biparietal yaitu jarak antara kedua os. biparietal (9,25 cm)
5. Diameter bitemporalis yaitu jarak antara kedua os. temporalis (8 cm).
Ukuran Circumferensia :
1. Circumferensia fronto occipitalis yaitu keliling antara oksiput dan os. frontal (34 cm)
2. Circumferensia mento occipitalis yaitu keliling antara dagu dan oksiput (35 cm)
3. Circumferensia subocciput bregmatika yaitu keliling antara sub oksiput dan bregma (32 cm)
Diameter bahu 12 cm
Circumferensia bahu 34 cm
C. Gerakan Utama Mekanisme Persalinan Normal
Gerakan utama mekanisme persalinan normal :
1. Turunnya bagian terendah ke dasar panggul
2. Fleksi
Fleksi adalah kondisi kepala janin menekuk dengan kedua tangan menyilang di depan dada
3. Rotasi internal
4. Ekstensi
Ekstensi adalah kondisi kepala janin menengadah
5. Ekspulsi
6. Rotasi eksternal
7. Ekspulsi total
Pada presentasi kepala, bila his sudah cukup kuat, kepala akan turun dan mulai masuk ke dalam rongga panggul. Masuknya kepala melintasi pintu atas panggul dapat dalam keadaan sinklitismus, ialah bila arah sumbu kepala janin tegak lurus dengan bidang pintu atas panggul. Dapat pula kepala masuk dalam keadaan asinklitismus, yaitu arah sumbu kepala janin miring dengan bidang pintu atas panggul. Asinklitismus anterior menurut Naegele ialah apabila arah sumbu kepala membuat sudut lancip ke depan dengan pintu atas panggul. Dapat pula asinklitismus posterior menurut Litzman; keadaan adalah sebaliknya dan asinklitismus anterior.
Keadaan asinklitismus anterior lebih menguntungkan dari pada mekanisme turunnya kepala dengan asinklitismus posterior karena ruangan pelvis di daerah posterior adalah lebih luas dibandingkan dengan ruangan pelvis di daerah anterior. Hal asinklitismus penting, apabila daya akomodasi panggul agak terbatas. Akibat sumbu kepala janin yang eksentrik atau tidak simetris, dengan sumbu lebih mendekati suboksiput, maka tahanan oleh jaringan di bawahnya terhadap kepala yang akan menurun, menyebabkan bahwa kepala mengadakan fleksi di dalam rongga panggul menurut hukum koppel : a kali b = c kali d. Pergeseran di titik B lebih besar dari di titik A.
Apabila kepala masuk PAP dalam keadaan setengah fleksi maka akan terjadi posisi puncak kepala, apabila kepala masuk PAP dalam keadaan fleksi akan terjadi posisi dahi, apabila kepala masuk PAP dalam keadaan hiperekstensi akan terjadi posisi muka. Dengan fleksi kepala janin memasuki ruang panggul dengan ukuran yang paling kecil, yakni dengan diameter suboksipitobregmatikus (9,5 cm) dan dengan sirkumferensia suboksipitobregmatikus (32 cm). Sampai di dasar panggul kepala janin berada di dalam keadaan fleksi maksimal. Kepala yang sedang turun menemui diafragma pelvis yang berjalan dari belakang atas ke bawah depan. Akibat kombinasi elastisitas diafragma pelvis dan tekanan intrauterin disebabkan oleh his yang berulang-ulang, kepala mengadakan rotasi, disebut pula putaran paksi dalam. Di dalam hal mengadakan rotasi ubun-ubun kecil akan berputar ke arah depan, sehingga di dasar panggul ubun-ubun kecil berada di bawah simfisis. Sesudah kepala janin sampai di dasar panggul dan ubun-ubun kecil di bawah simfisis, maka dengan suboksiput sebagai hipomoklion, kepala mengadakan gerakan defleksi untuk dapat dilahirkan. Pada tiap his vulva lebih membuka dan kepala janin makin tampak. Perineum menjadi makin lebar dan tipis, anus membuka dinding rektum. Dengan kekuatan his bersama dengan kekuatan mengedan, berturut-turut tampak bregma, dahi, muka dan akhirnya dagu. Sesudah kepala lahir, kepala segera mengadakan rotasi, yang disebut putaran paksi luar.
Putaran paksi luar ini ialah gerakan kembali sebelum putaran paksi dalam terjadi, untuk menyesuaikan kedudukan kepala dengan punggung anak. Bahu melintasi pintu atas panggul dalam keadaan miring. Di dalam rongga panggul bahu akan menyesuaikan diri dengan bentuk panggul yang dilaluinya, sehingga di dasar panggul, apabila kepala telah dilahirkan, bahu akan berada dalam posisi depan belakang. Selanjutnya dilahirkan bahu depan terlebih dahulu baru kemudian bahu belakang. Demikian pula dilahirkan trokanter depan terlebih dahulu, baru kemudian trokanter belakang. Kemudian, bayi lahir seluruhnya.

Tidak ada komentar: