Ø Pengertian
Candiloma Akuminata terjadi sebagai lesipapi tomatosa pada vulva dan dapat melibatkan vagina atau serviks.
Kondiloma akuminata merupakan pertumbuhan pada kulit dan selaput lendir yang menyerupai jengger ayam jago.
Kandiloma akuminata merupakan sejenis penyakit kelamin yang boleh merebak melalui hubungan seksual.
Condiloma akuminata merupakan kutil-kutil yang runcing dan biasanya tumbuh sebagai akibat flour albus yang banyak.
Ø Etiologi
Etiologi Condiloma akiminata belum jelas. Beberapa sarjana menyatakan pertumbuhan itu disebabkan oleh virus HPV, akan tetapi ada pula yang berpendapat bahwa epidermis terangsang getah vagina, sehingga terjadi pertumbuhan-pertumbuhan kapiler. Memang pada Condiloma akuminata sering pula dijumpai flour albus akibat peradangan oleh trichomonas vaginalis, Candida albicans atau gonokokkus. Karena itu 3 jenis infeksi ini selalu harus diperiksa dan diobati lebih dahulu sebelum terapi ditujukan kepala kondilomanya.
Condiloma akuminata juga dikenal sebagai anogenital warts, genital warts/venereal wart, condiloma akuminata merupakan penyakit menular seksual, ditemukan pada laki-laki ataupun perempuan disebabkan infeksi virus human papiloma (HPV) tipe 6 dan 11.
Adapun tempat virus masuk melalui penis, vagina, anus dimana melalui sentuhan langsung dari kulit ke kulit ketika melakukan hubungan seksual melalui vagina, dubur atau secara oral dengan seorang yang telah mengidap penyakit ini. Untuk masa inkubasinya 2-3 bulan.
Ø Gejala
Kondiloma akuminata paling sering tumbuh di permukaan tubuh yang hangat dan lembab, lipatan. Pada laki-laki area yang sering terkena adalah ujung dan batang penis dan di bawah kulit depannya (Jika tidak disunat). Sedangkan pada di area vulva, dinding vagina, leher rahim (serviks) dan kulit di sekeliling vagina.
Penyakit ini juga bisa terjadi di daerah sekeliling anus dan rektum, terutama pada laki-laki homoseksual dan wanita yang melakukan hubungan seksual melalui dubur. Dimana kutil biasanya muncul dalam waktu 1-6 bulan setelah terinfeksi, dimulai sebagian pembengkakan kecil yang lembut, lembab, berwarna merah atau pink. Bisa tumbuh dengan cepat dan memiliki tangkai. Seringkali tumbuh beberapa kutil dan permukaan yang kasar memberikan gambaran seperti bunga kol. Pada wanita hamil pada gangguan sistem kekebalan dan pada orang yang kulitnya meradang, pertumbuhan kutil ini sangat cepat.
Ø Cara Pemberantasan
A. Upaya Pencegahan
Hindari kontak dengan sesi dari orang lain. Penelitian yang dilakukan belakangan ini menunjukkan bahwa pemakaian kondom pada pria ternyata tidak mencegah terjadinya infeksi.
B. Pengawasan Penderita, kontak, dan lingkungan sekitar
· Laporan kepada institusi kesehatan setempat
· Investigasi terhadap kontak dan sumber infeksi terhadap mereka yang kontak dan melakukan hubungan seks dengan penderita cukup pada kulit kelamin, harus dilakukan pemeriksaan dan bila perlu diberikan pengobatan.
Ø Pengobatan
Adapun tujuan utama pengobatan adalah menghilangkan gejala klinik yang tampak atau warts banyak pilihan pengobatan dapat diberikan secara topikal, bedah dan sistemik, keputusan pemilihan pengobatan tergantung kondisi penderita, ukuran jenis, lokasi lesi, gambaran morfologi, ketrampilan dokter dan biaya. Untuk wanita hamil dilakukan pengobatan sebelum bersalin, yakni dengan eksisi dengan elektrokauter apabila kondilomanya kecil-kecil atau hanya beberapa tetapi besar-besar, awal hubungan dengan dasarnya tidak terlampau lebar.
Namun ada juga dokter-dokter yang lebih suka mengobati kondiloma akuminata dengan ting ture podofilin yang setiap kali dioleskan pada pertumbuhan-pertumbuhan, walaupun lama tapi hasilnya cukup memuaskan, tetapi kalau papilomatosis yang cukup luas maka dilakukan operasi caesar untuk melahirkan bayinya.
Bersihkan/irigasi lokasi lesi dengan larutan antisepik abrasi dengan kauter elektrik pada semua lesi yang ditemukan.
Pilihan terapi lokal lainnya :
· Asam triklord asetat 40-50%
· Asam salisilat 20-40% (Hndungi bagian sekitar lesi dengan vaselih agar tidak membakar mukosa yang sehat).
· Berikan pula asikklovin 200 mg setiap 4 jam
· Beri antibiotika profilaksis pasca ablasi (amplisilin + sulbaktam 2,25 gram/oral dosis tunggal)
· Bila timbul lesi yang sangat ekstensif (pasca pengobatan) pertimbangkan kemungkinan adanya HIV.
· Obati pula pasangannya dengan terapi yang sama, gunakan metode banier (kondom) apabila melakukan hubungan seks.
Rabu, 08 April 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar